radarmiliter.com - Perancis memulai latihan militer pertamanya di luar angkasa untuk menguji kemampuan dalam mempertahankan sejumlah satelitnya.
Kepala Komando Antariksa Perancis, Michel Friedling, mengatakan latihan itu merupakan "uji tekanan pada sistem kami".
"(Latihan) ini adalah yang pertama bagi tentara Perancis dan bahkan yang pertama di Eropa," kata Friedling kepada wartawan dari markas Komando Luar Angkasa di Toulouse, barat daya Perancis, seperti dikutip AFP.
Latihan yang dinamakan "AsterX" itu akan menguji coba pemantauan objek luar angkasa yang berpotensi berbahaya dan ancaman terhadap satelit negara.
"Serangkaian peristiwa muncul dan menciptakan situasi krisis atau ancaman terhadap infrastruktur luar angkasa kami, tetapi tidak hanya itu saja," ujar Friedling.
Latihan pertahanan luar angkasa ini akan berlangsung selama lima hari mulai Senin depan. Angkatan Luar Angkasa AS dan Badan Antariksa Jerman juga akan bergabung dalam latihan itu.
Perancis membentuk Komando Militer Luar Angkasa pada 2019. Perancis menargetkan satuan militer itu akan diisi oleh sedikitnya 500 pasukan pada 2025.
"Sekutu dan musuh kami sedang memiliterisasi ruang angkasa, kami juga perlu bertindak," kata Menteri Pertahanan Perancis, Florence Parly.
Parly menuturkan Perancis berencana mengembangkan senjata laser anti-satelit dan kemampuan pengawasan baru untuk mengejar ketertinggalan dengan pertahanan luar angkasa China, Rusia, dan AS.
Sejauh ini, Perancis menginvestasikan US$5 miliar dalam program luar angkasanya selama periode anggaran 2019-2025. Jumlah itu masih jauh kecil ketimbang anggaran yang digelontorkan AS dan China untuk masing-masing penelitian luar angkasa mereka.
Pembentukan komando militer luar angkasa dilakukan Perancis setelah mengalami beberapa insiden pada fasilitas antariksanya. Pada 2018, Perancis menuduh Rusia mencoba mencegat transmisi dari satelit Perancis-Italia yang digunakan kedua negara untuk komunikasi jalur aman.
Satelit Rusia Louch-Olymp diduga mendekati satelit Athena-Fidus dalam apa yang otoritas Perancis sebut sebagai "tindakan spionase."(rds/evn)
Sumber : www.cnnindonesia.com