Tentara Suriah |
Dalam berita sebelumnya, disebutkan sudah lebih dari sejuta imigran yang mengungsi ke Eropa dan setengahnya, merupakan warga Suriah. Mereka melarikan diri dari zona panas Suriah yang jadi arena tempur tentara pemerintah Suriah, kaum pemberontak dan teroris ISIS.
Perihal ratusan ribu warganya yang memilih mengungsi ke Eropa, Presiden Suriah, Bashar al-Assad justru mengambinghitamkan Arab Saudi, Turki, Eropa dan kawan-kawannya yang ikut campur masalah Suriah dan justru bikin ruwet situasi di Suriah.
“Jadi hal yang logis (warga Suriah mengungsi). Suriah sudah diubah oleh Eropa, Turki, Watar dan Saudi sebagai sarang yang nyaman buat terorisme. Pertanyaan pentingnya adalah, bagaimana bisa orang-orang seperti ini muncul di Eropa,” ujar Assad, seperti dikutip Sputnik, Rabu (23/12/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Assad juga mengkritik serangan koalisi Amerika Serikat (AS) yang dianggap tak efektif dan hanya memunculkan kerugian kecil terhadap ISIS.
“Kami sudah memerangi terorisme sejak awal mula. Anda tahu, bahwa memerangi terorisme harus menjadi prinsip yang stabil dan berkelanjutan. Kebijakan barat terhadap terorisme tidak obyektif, tidak realistis dan saat ini sangat tidak produktif,” lanjutnya.
“Hanya ada beberapa negara yang siap melakukan pembicaraan (dengan Suriah tentang terorisme). Tidak ada yang berani melakukan kontak dengan Suriah untuk menyelesaikan situasi, selama tidak muncul dalam agenda AS,” tambahnya.
Terkait penyelesaian krisis Suriah hanya bisa direalisasikan jika dirinya mundur dari jabatan presiden, jelas Assad keberatan.
“Tentu saja kami tak menerima (resolusi Assad harus turun) ini. Kami negara berdaulat. Jika ada presiden yang baik atau buruk, itu urusan rakyat Suriah, bukan Eropa. Rakyat Suriah yang memutuskan siapa yang pergi dan bertahan. Jika rakyat tak ingin melihat saya lagi, maka saya akan pergi,” tandas Assad.
Sumber :