Kapal Selam Terbaru Angkatan Laut Israel Berlayar Menuju Pangkalan Haifa - Radar Militer

25 Desember 2015

Kapal Selam Terbaru Angkatan Laut Israel Berlayar Menuju Pangkalan Haifa

kapal selam kelas Dolphin INS Rahav
kapal selam kelas Dolphin INS Rahav

Senjata terbaru dan salah satu yang paling mahal dalam arsenal Angkatan Pertahanan Israel (Israel Defence Forces - IDF), kapal selam kelas Dolphin INS Rahav, berangkat ke Haifa dari pelabuhan Jerman Kiel pada hari Kamis (17/12), menurut seorang pejabat senior Angkatan Laut Israel.
Dipesan pada satu dekade lalu, Rahav merupakan kapal selam kelas Dolphin kelima Israel, akan bergabung dengan INS Tanin, Tekuma, Leviathan dan Dolphin di pangkalan angkatan laut Haifa ketika tiba pada bulan depan.
Rahav adalah nama Ibrani untuk dewa laut Yunani, Neptunus, dan telah digunakan untuk nama kapal Angkatan Laut Israel lainnya di masa lalu, tetapi nama itu juga bisa berarti sombong atau arogan dalam bahasa Ibrani modern.
Kapal selam yang dibangun oleh perusahaan galangan kapal Jerman Howaldtswerke-Deutsche Werft, diluncurkan pada bulan April 2013, namun diperlukan tambahan pekerjaan selama satu setengah tahun untuk membuat sepenuhnya operasional. Kapal selam bertenaga diesel tersebut memiliki panjang lebih dari 220 kaki (67 meter) dan berat lebih dari 2.000 ton. Kapal selam ini akan diawaki oleh sekitar 50 pelaut, kata pejabat Angkatan Laut Israel.
Sistem air-independent propulsion kapal, beroperasi melalui fuel cell, tanpa menggunakan sumber lain yang bergantung pada pasokan oksigen yang lebih bising, memungkinkan kapal selam untuk tetap berada di bawah air tanpa muncul ke permukaan selama berminggu-minggu pada suatu waktu, kata sumber itu.
"Kapal selam kelima tersebut sangat meningkatkan kemampuan flotilla kapal selam Angkatan Laut Israel dan memberikan kami alat yang canggih untuk membantu dan mempertahankan Israel terhadap berbagai ancaman," kata pejabat Angkatan Laut Israel, tetapi menolak untuk menyebutkan bahaya apa yang sebenarnya dimaksud.
INS Rahav Israel dilaporkan berharga $2 miliar (NIS 8 miliar), tapi pihak Angkatan Laut Israel enggan untuk membahas mengenai harga kapal selam tersebut.
"Kami tidak berbicara tentang biaya," katanya.
Harga kapal selam Rahav tersebut, yang dipandang oleh beberapa kalangan nilainya selangit, mendapat offset dengan diskon yang cukup besar dari Berlin yang berakar pada Reparations Agreement tahun 1953 antara Jerman dan Israel karena Holocaust.
Perjanjian yang kontroversial tersebut, yang secara signifikan meningkatkan ekonomi Israel pada hari-hari awal pendiriannya, telah membawa miliaran dolar bantuan militer dan ekonomi kepada Israel sepanjang sejarahnya dan selanjutnya digunakan lagi untuk membeli jajaran kapal baru Angkatan Laut Israel.
Rahav dilengkapi dengan sistem pengintai yang canggih untuk melacak kapal lain dan mampu melakukan countermeasure untuk memungkinkan untuk menghindari deteksi oleh kapal musuh, serta kemampuan komunikasi satelit dan sistem lain untuk peperangan elektronik, kata perwira Angkatan Laut Israel.
Tahun lalu, INS Tanin, yang berarti buaya dalam bahasa Ibrani, tiba di Israel. Kapal selam tersebut berkemampuan senjata nuklir, sangat mirip dalam banyak hal dengan Rahav, dilengkapi dengan 10 tabung torpedo, mampu menampung berbagai rudal, menurut Defense News.
Kapal selam yang tak tertandingi dalam kemampuan mereka untuk bersembunyi dari kekuatan laut musuh, telah lama menjadi aspek utama dari kebijakan pertahanan Israel. "Kapal selam merupakan alat strategis dalam arsenal pertahanan IDF. Israel siap untuk bertindak setiap saat diaman saja untuk menjamin keamanan warga Israel," kata Netanyahu pada 2013, ketika Rahav pertama kali diluncurkan di Jerman.
Kapal selam Israel diduga dipersenjatai dengan rudal jelajah yang membawa hulu ledak nuklir (kemungkinan rudal jelajah Popeye Turbo SLCM yang ditembakkan melalui tabung torpedo. Kapal selam kelas Dolphin dilengkapi dengan dua jenis tabung peluncur torpedo, yaitu 6 tabung torpedo 533 mm dan 4 tabung torpedo 650 mm), sehingga memungkinkan Israel mempunyai kemampuan "second strike", yaitu kemampuan untuk merespon serangan nuklir terhadapnya dengan serangan balasan nuklir terhadap penyerangnya, meskipun pemerintah Israel tidak akan secara resmi mengakui keberadaan senjata nuklir tersebut.
Israel juga membeli kapal selam keenam dari Jerman pada tahun 2013, yang diharapkan akan selesai dalam beberapa tahun mendatang. Masih belum jelas apakah kapal selam itu nantinya akan bergabung dengan armada saat ini atau mengganti salah satu kapal yang lebih tua.

Sumber : http://defenseworld.net/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)