Saat Panglima TNI Dengarkan Curhat Prajurit di Pelosok Papua - Radar Militer

30 Desember 2015

Saat Panglima TNI Dengarkan Curhat Prajurit di Pelosok Papua

Panglima TNI
Panglima TNI

Panglima TNI melanjutkan kunjungan kerjanya ke wilayah timur Indonesia. Hari ini Panglima melakukan kunjungan ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat.
Pada kunjungan ke Kabupaten Asmat ini, Panglima TNI memiliki dua agenda. Pertama, meninjau pembangunan jalan dari Distrik Agats menuju Wamena. Kedua, melakukan kunjungan ke Komando Rayon Militer (Koramil) 1707-08/Agats.
Rombongan Panglima terbang dari Bandara Moses Kilangin, Timika menuju Distrik Agats menggunakan helikopter. Untuk mencapai Agats, rombongan mendarat terlebih dahulu di Distrik Ewer, Kabupaten Asmat.
Panglima TNI bersama rombongan mendapatkan sambutan dari warga Distrik Ewer. Warga menyambut dengan tarian dan nyanyian. Beratribut lengkap mereka mengantarkan rombongan menuju dermaga. Sebelumnya Panglima TNI diberikan cinderamata berupa tas dan ikat kepala khas Asmat.
Untuk mencapai Distrik Agats, rombongan mesti menggunakan speedboat dari Distrik Ewer. Perjalanan menyeberang itu ditempuh dalam waktu 20 menit. Untuk sekali menyeberang warga diminta membayar sebesar Rp 100 ribu.
"Alternatif lain selain menggunakan speedboat, biasanya warga menggunakan perahu fiber," ujar pegawai humas Kabupaten Asmat.
Rombongan pun tiba di dermaga di Distrik Agats. Dari dermaga, rombongan kembali disambut warga dengan tarian dan nyanyian.
Tinjauan di lapangan, jalan di Distrik Agats kini telah menggunakan beton. Pembangunan jalan ini telah dimulai dari tahun 2012 dan ditargetkan pada tahun 2020 jalan di seluruh distrik sudah jadi.
Iring-iringan warga bersama rombongan Panglima TNI kemudian tiba di Koramil 1707-08/Agats. Romantisme Panglima TNI Gatot bangkit. Ia bertemu dengan beberapa prajurit yang pernah ditemuinya ketika ia menjadi Dandim 1707/Merauke.
Setelah disambut Danramil dan menyalami segenap anggota, Panglima TNI meninjau rumah prajurit yang tak jauh dari kantor Koramil 1707. Kemudian acara dilanjutkan dengan mendengarkan pendapat para prajurit.
Panglima TNI membuka pembicaraan dengan menyampaikan bahwa ia melihat di Distrik Agats sudah terlihat banyak kemajuan dengan adanya jalan beton dan banyaknya warung. Kemudian dilanjutkan dengan membahas masalah cuti prajurit.
"Saya tadi mendengar prajurit di sini berasal dari berbagai daerah. Dan mereka mendapatkan cuti setahun sekali, sementara waktu tinggal (cuti) mereka cuma 12 hari," ucap Panglima TNI Gatoto Nurmantyo di depan prajurit, Selasa (29/12/2015).
Waktu 12 hari dirasa terlalu singkat bagi Panglima Gatot. Untuk pulang ke domisili asli maka membuat mereka harus menggunakan pesawat yang harga tiketnya terhitung mahal.
"Mereka ini kurang cuti, dihitung saja. Mereka cuti setahun sekali tapi liburnya seminggu. Saya usul agar mereka dapat cuti selama sebulan," ujar Gatot yang langsung disambut tepuk tangan.
Setelah membicarakan cuti, Gatot mempersilakan prajurit untuk menyampaikan pendapat.
"Izin, Panglima. Kami di Kabupaten Asmat terdiri dari 10 distrik. Dan untuk mencapai distrik-distrik tersebut kami harus menyewa speedboat yang ongkosnya mahal karena juga harus membeli bahan bakar," ujar seorang prajurit.
Tak selang berapa lama kembali ada yang mengacungkan tangan dan menyampaikanpendapat, "Izin, Panglima. Speedboat kami rusak sehingga tidak dapat dipakai lagi."
"Berapa harga satu speedboat di sini?" tanya Panglima Gatot.
"Izin, satu unit speedboat dengan kekuatan 40 PK harganya Rp 78 juta. Untuk mesin harganya Rp 38 juta dan harga perahunya Rp 40 juta," jawab Danramil.
Mendengar jawaban itu, kemudian Gatot menjawab, "Baiklah, kita akan mengusahakan untuk mengadakan speedboat sebanyak 10 unit." Para prajurit menyambut dengan menjawab serentak, "Siap!"
Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali memberi waktu kepada prajurit untuk menyampaikan pendapat. Tak berapa lama seorang prajurit kembali mengangkat tangan dan berucap, "Izin, Jenderal. Izin, Panglima."
"Kami di Distrik Agats kekurangan kendaraan motor listrik. Kami butuh untuk mencapai ke penjuru distrik," ucap seorang prajurit.
Gatot menjawab, "Kalian semua sehat?"
Serentak prajurit menjawab, "Siap, sehat."
"Kalian tahu kenapa kalian sehat?" Belum sempat dijawab, Panglima melanjutkan, "Itu karena kalian sering jalan kaki. Kalau kalian naik motor, kalian bisa tidak sehat nanti."
Ada sedikit raut kecewa di muka para prajurit. Kemudian Panglima melanjutkan, "Pak Aslog (Asisten Logistik), berapa bisa dibeli motor tanpa listrik itu?"
"Kita bisa sediakan motor sebanyak 5 unit, Panglima," jawab Asisten Logistik Marsekal Muda Nugraha. Keputusan itu pun disambut dengan tepuk tangan dari prajurit.
Jenderal Gatot ke Papua, Tengok Jalan Mumugu-Wamena yang Dikerjakan Prajurit TNI
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan peninjauan langsung pembangunan jalan Mumugu-Wamena. Jalan sepanjang 278,60 Km itu adalah sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden Joko Widodo.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, TNI mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo. Presiden memerintahkan untuk membuat jalan dari Mumugu menuju Wamena.
"Saya yang mendapat perintah dan PU mendapat MoU, saya mengecek, ada Mumugu, Batas Batu dan muaranya di Agats," ujar Panglima TNI Gatot Nurmantyo di Kabupaten Nduga, Kota Kenyam, Papua, Selasa (29/12/2015).
Diharapkan dari pembangunan jalan tersebut persoalan aksesibilitas akan teratasi. Karena selama ini masyarakat di daerah pedalaman ini harus membayar mahal barang kebutuhan karena akses yang sulit.
Panglima TNI mendapatkan mandat ini karena Presiden Jokowi pernah bercerita bahwa di Wamena ada 1 juta masyarakat. Dan kalau mengangkut barang dari Jayapura ongkosnya Rp 10 ribu per kilo. Sedangkan di Wamena ongkosnya bisa jadi 30 kali lipat.
Seorang warga bernama Haris mengakui bahwa adanya pembangunan ini sudah cukup membuatnya senang. Karena daerahnya bisa lebih maju seperti daerah lainnya.
Meski begitu dia mengaku belum merasakan dampak langsung seperti turunnya harga bahan makanan dan bahan bakar. Termasuk untuk transportasi, Haris harus menggunakan pesawat untuk dapat mencapai wilayah kota dengan ongkos yang tidak murah.
"Di sini untuk menuju Wamena, misalnya menggunakan pesawat, kita harus charter seharga 37 juta rupiah," ujar Haris, warga Nduga, Kota Kenyam.
Pembangunan jalan ini juga turut disambut senang oleh Bupati Kabupaten Nduga, Yairus Gwijangge. Yairus mengapresiasi kepada Panglima TNI.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Panglima TNI Bapak Gatot Nurmantyo yang diberikan mandat secara langsung oleh Presiden untuk menjalankan pembangunan jalan di sini," tutur Yarius.
Untuk pembangunan ruas jalan Mumugu hingga Wamena rencananya akan ada tujuh ruas jalan. Jalan-jalan itu di antaranya:
1. Ruas Wamena - Habema 47,60 Km
2. Ruas Habema - Mbua 45,81 Km
3. Ruas Mbua - Mugi 25,48 Km
4. Ruas Mugi - Paro 32,00 Km
5. Ruas Paro - Kenyam 81,71 Km
6. Ruas Kenyam - Batas Batu 31,99 Km
7. Ruas Batas Batu - Mumugu 14,00 Km

Sumber : http://news.detik.com/berita/3106894/saat-panglima-tni-dengarkan-curhat-prajurit-di-pelosok-papua

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb