![]() |
F-35 |
Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces - SAF) masih mengevaluasi apakah akan membeli pesawat tempur F-35 jet dari Amerika Serikat dan "tidak terburu-buru" untuk membuat keputusan tersebut, kata Menteri Pertahanan Ng Eng Hen, Sabtu (12/12), menyusul kunjungan pada hari sebelumnya ke Luke Air Force Base, Arizona, dimana ia mendapatkan penjelasan tentang kemampuan F-35. Pada tahun 2013 pernah diumumkan bahwa Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) sedang mempertimbangkan untuk membeli F-35.
Disebut-sebut sebagai salah satu pesawat tempur paling canggih di dunia, F-35 muncul dalam tiga varian, yaitu: F-35A, yang beroperasi pada landasan pacu konvensional; F-35B, yang dioptimalkan untuk lepas landas pendek dan pendaratan vertikal; dan F-35C, yang dikonfigurasi untuk kapal induk Angkatan Laut AS. F-35A yang dibeli pada tahun 2018 dan diserahkan pada tahun 2020 akan berharga US $85 juta.
Dr Ng mengatakan dia sangat senang dengan kemajuan program F-35. "Dua tahun yang lalu ketika kami berada di sini, hanggar ini belum terisi (dengan F-35) ... dalam waktu satu setengah tahun, pesawat F-35 disini sudah mencatat lebih dari 3000 sorti, 5000 jam - itu jam terbang yang banyak. Dan hal ini memberi kita keyakinan bahwa program ini berjalan pada jalurnya," katanya. "Jadi semakin matang program ini, semakin mantap lini produksi untuk (F-35), lebih banyak poin yang terkumpul ketika kami mengevaluasinya tetapi kami tidak terburu-buru untuk memutuskannya," kata Dr Ng.
Dr Ng menekankan bahwa SAF akan "membeli apa yang kita butuhkan". Ini adalah "integrasi dari berbagai aspek ... kemampuan untuk menemukan pilihan yang tepat untuk target dan kebutuhan tertentu, adalah cara SAF kami", katanya. "Jadi saya pikir kita maju dengan sangat baik dan kami hanya akan terus melakukan itu," tambahnya.
Latihan Forging Sabre 2015
Kemampuan SAF untuk menjaga pelatihan "pada tempo tinggi dan dengan skenario kompleks" didorong oleh pengeluaran pertahanan yang "stabil", kata Dr Ng yang berbicara kepada wartawan di sela-sela kunjungan ke Latihan SAF Forging Sabre, yang berlangsung pada 01-16 Desember.
"Kami tidak mengenal pasang surut, kami tidak pernah membatalkan program ... Kami (memiliki) sebuah komunitas teknologi pertahanan yang sangat kuat, pemeliharaan sangat kuat, sehingga secara keseluruhan, saya berpikir bahwa hal tersebut memberikan kami semacam ketahanan dan sistem yang tangguh untuk menjadi mampu, di setiap latihan, belajar sesuatu dan ... meningkatkannya," katanya.
Latihan perang dua tahunan yang sedang berlangsung tersebut diadakan di gurun Arizona dan merupakan latihan yang terbesar dan paling kompleks sampai saat ini. Dr Ng menyaksikan misi live-firing terintegrasi selama 90 menit dari kokpit jet tempur F-15SG yang terbang pada ketinggian 18.000 kaki. Dalam misi tersebut jet tempur F-15SG dan F-16 jet menghancurkan dua peluncur roket mobile yang terdeteksi oleh dua UAV Heron-1.
Sumber : http://todayonline.com/