Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri |
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan dua terduga teroris yang ditangkap di Tasikmalaya, Jawa Barat telah menyiapkan bom bunuh diri di akhir Desember 2015. “Mereka tidak eksplisit menyebutkan apakah untuk Natal atau Tahun Baru,” ujarnya kepada Tempo, Minggu, 20 Desember 2015.
Dua orang yang ditangkap tersebut bernama Asep Urip, 31 tahun, dan Zaenal, 35 tahun. Mereka diringkus ketika sedang mengendarai sepeda motor di jalanan sekitar Kampung Cihaji Kelurahan Purbaratu Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya. Menurut Badrodin, keduanya terkait dengan jaringan Abdul Karim alias Abu Jundi, yang ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror pada Sabtu, 19 Desember 2015.
Salah seorang di antara kedua orang itu diduga memiliki kemampuan merakit bom. Barang bukti yang disita polisi adalah sepeda motor Yamaha Mio, mobil pick up, dan bendera warna hitam bertuliskan ‘Lailahailallah’.
Asep Urip merupakan pengajar di Pondok Pesantren Al Mubarok, Tasikmalaya, sedangkan Zaenal enam bulan terakhir diketahui menjadi santri di pondok pesantren tersebut.
Penangkapan kedua terduga teroris di Tasikmalaya ini, merupakan hasil pengembangan dari penangkapan Iwan alias Koki, di daerah Banjar, Jawa Barat; dan Majenang, Cilacap; pada Jumat siang. Densus sejauh ini telah menangkap terduga teroris di lima kota, yaitu Tasikmalaya, Banjar, Cilacap, Mojokerto, dan Sukoharjo.
“Penangkapan ini saling terkait, kami akan terus mendalami jika ada keterlibatkan kelompok lain,” kata Badrodin.
Terduga Teroris yang Ditangkap di 5 Kota Jaringan Abu Jundi
Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan penangkapan terduga teroris yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Tasikmalaya, Banjar, Cilacap, Mojokerto, dan Sukoharjo sepanjang akhir pekan ini saling terkait.
“Penangkapan dilakukan di beberapa tempat itu satu rangkaian,” ujarnya kepada Tempo, 20 Desember 2015.
Menurut Badrodin, seluruh terduga teroris tersbeut berasal dari jaringan yang sama, yaitu kelompok Abu Jundi alias Abdul Karim, yang ditangkap di Sukoharjo. Badrodin menuturkan, berdasarkan penangkapan tersebut polisi kini terus menyelidiki untuk mengetahui apakah ada kelompok lain yang tersebut. “Kami sedang kembangkan dalam satu minggu terakhir terus kami dalami,” katanya.
Densus menangkap terduga teroris bernama Iwan alias di Kota Banjar, Jawa Barat; dan Majenang, Cilacap; pada Jumat siang, 18 Desember 2015. Penangkapan Iwan, kemudian menggiring kepada penangkapan dua terduga teroris berikutnya, yaitu Asep Urip dan Zaenal, pada Jumat sore, di Tasikmalaya.
Densus kembali menangkap seorang terduga teroris, yaitu Abdul Karim alias Abu Jundi, pada Sabtu siang, 19 Desember 2015 di Sukoharjo. Terakhir, Densus menangkap tiga terduga teroris lain, di Mojokerto pada Sabtu malam hingga Ahad dini hari tadi. Dua di antara ketiga orang tersebut bernama Indraji Idham Wijata dan Choirul Anam alias Amin.
Polri Gagalkan Rencana Bom Jakarta Berkat Info AFP dan FBI
Aparat polisi Indonesia menangkap sejumlah orang untuk menggagalkan rencana pengeboman di Jakarta selama perayaan Tahun Baru 2016 nanti. Media Australia melaporkan polisi Indonesia bertindak berkat informasi yang diberikan Kepolisian Federal Australia (AFP) dan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat.
Beberapa orang yang ditangkap polisi Indonesia pada hari Jumat dan Sabtu diduga merencanakan bom bunuh diri di Jakarta. Setidaknya lima anggota jaringan yang diduga ekstremis ditangkap. Selain itu, bahan kimia, peralatan laboratorium dan bendera mirip simbol kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disita.
Di antara mereka yang ditangkap adalah Asep Urip, seorang guru berusia 31 tahun di sebuah pesantren di Jawa Tengah, dan Zaenal, 35. ”Dari informasi awal, diketahui bahwa Zaenal adalah seorang calon untuk bom bunuh diri di Jakarta yang akan melakukannya pada Tahun Baru 2016,” bunyi dokumen polisi Indonesia terkait penangkapan itu yang dilihat pihak AFP, seperti dikutip ABC, Minggu (20/12/2015).
Menurut dokumen polisi, penggerebekan di rumah guru itu ditemukan sebuah bendera hitam dengan tulisan yang mirip dengan bendera khas ISIS. Asep dan Zainal juga disebut memiliki jaringan dengan ahli pembuat bom di daerah lain di Jawa.
“Penangkapan ini dilakukan karena indikasi orang-orang ini terlibat dalam jaringan teroris,” lanjut dokumen polisi Indonesia yang dikutip Kepolisian Australia. Penggerebekan terjadi hanya sebulan setelah Indonesia meningkatkan keamanan di bandara karena ada ancaman yang ditujukan di salah satu lokasi di Jakarta.
Zaenal Diduga sebagai Pengantin Bom Malam Tahun Baru di Jakarta
Zaenal, 35 tahun, salah satu tersangka teroris asal Sulawesi yang ditangkap pada Jumat, 19 Desember 2015, di Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga diplot menjadi pelaku bom bunuh diri pada malam tahun baru di pengujung bulan ini.
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, bom akan dibikin di Bandung lantas diledakkan pada malam tahun baru di Jakarta. Bom, yang oleh pelaku disandikan sebagai “donut”, rencananya dibuat Iwan alias Koki asal Padang. Nah, Zaenal-lah yang akan menjadi “pengantin” alias pelaku bom bunuh diri itu.
Iwan dan satu rekannya ditangkap polisi pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah (Banjar-Majenang). Setelah itu, petugas dari Polda Jawa Barat dan Densus 88 Mabes Polri menangkap Zaenal dan Asep Urip, 31 tahun, pukul 16.30 WIB ketika sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Mio di jalan sekitar Kampung Cihaji, Kelurahan Purbaratu, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya. Ketika itu, mereka akan pergi ke acara pengajian di Kota Batik, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan bahwa Asep Urip dan Zaenal menyiapkan bom bunuh diri pada akhir Desember 2015. “Mereka tidak eksplisit menyebutkan apakah untuk Natal atau tahun baru,” ujarnya kepada Tempo hari ini, Minggu, 20 Desember 2015. Badrodin tak menjawab soal siapa yang akan menjadi pengantin.
Sumber : http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/20/063729234/terduga-teroris-tasikmalaya-disebut-siapkan-bom-bunuh-diri