![]() |
Pelaku Bom Thamrin |
KH Hasib Wahab, putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Wahab Chasbullah, menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, mati sangit, bukan syahid. Sebab, tindakan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
"Pelaku teror bom bunuh diri di Jakarta itu menurut saya mati sangit, tidak mati syahid. Lawannya tidak ada kok ngebom. Itu sasarannya bukan musuh Islam," kata Mbah Hasib, begitu sapaannya, usai mengikuti doa dan salawat bersama untuk Indonesia, di kantor Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Surabaya, Sabtu malam, 16 Januari 2016.
Salah satu Ketua Pengurus Besar NU itu mengecam keras tindakan teror yang dilakukan pelaku terduga ISIS tersebut.
"Islam itu mengajarkan perdamaian, rahmatan lil alamin, bukan kekerasan. Kalau melakukan bom bunuh diri, itu namanya mati konyol," tandas pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, itu.
Mbah Hasib menjelaskan, yang diperlukan saat ini kembali menumbuhkan dan menguatkan semangat kebangsaan di tengah-tengah masyarakat muslim. Itu bisa dilakukan dari berbagai cara, salah satunya melalui kesenian tradisional, seperti seni Hadrah.
"Dan kesenian Hadrah di Izhari NU tidak hanya bersalawat saja. Sejarahnya Izhari dibentuk dalam rangka menumbuhkan semangat kebangsaan warga NU, untuk utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Mbah Hasib.
Seperti diberitakan, serangan bom dan penembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, terjadi pada Kamis, 14 Januari 2016. Sebanyak tujuh orang tewas, termasuk pelaku, dan puluhan lainnya alami luka-luka dalam kejadian tersebut. Diduga, serangan brutal itu dilakukan oleh kelompok ISIS.
Ketum PBNU : Indonesia Darurat Terorisme!
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, Indonesia sudah masuk kondisi darurat terorisme. Pandangan itu muncul atas aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat dan pesatnya perkembangan kelompok militan ISIS di Indonesia.
"Negara kita sudah darurat terorisme. Kenapa menjadi darurat? karena reformasi yang kebablasan," kata Said saat menghadiri Apel Kebhinnekaan Lintas Iman di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/1/2016).
Said setuju dengan program bela negara yang diiniasi oleh Kementerian Pertahanan guna menumpas terorisme dan radikalisme. Bahkan, Banser NU akan turut dalam program bela negara tersebut.
"Banser-banser ini harus bela negara. Harus kita tingkatkan lagi kewaspadaan. Kelompok-kelompok radikal harus kita lawan, kita berantas. Walaupun belum jadi teroris, yang pandangannya radikal harus dibebaskan," lanjutnya.
Menurut Said, agenda ISIS di Indonesia sudah masif karena besarnya penduduk beragama Islam. "Sudah bahaya itu. Mereka sudah punya agenda yang masif di Indonesia," tambah Said.
Lebih jauh, Said juga sepakat dengan rencana revisi Undang-Undang Anti Terorisme dan pelarangan hate speech.
"Saya mendukung revisi UU terorisme. Saya mendukung larangan edaran atau hate speech, sms yang bernada provokatif, itu kita dukung untuk menyelamatkan rakyat," tukasnya.
Acara ini juga diikuti oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Sekjen PDIP Hasto Kristianto, artis dan seniman Ahmad Dhani serta tokoh-tokoh agama dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Wali Umat Budha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Berbagai tokoh lintas agama ini berkumpul dalam apel untuk menyatakan komitmen dan seruan tokoh lintas iman terhadap bahaya terorisme, radikalisme dan narkoba.
Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/724027-putra-pendiri-nu--pelaku-bom-thamrin-mati-sangit