Terima Undangan Putin, Jokowi Siap ke Rusia pada Mei Mendatang - Radar Militer

10 Januari 2016

Terima Undangan Putin, Jokowi Siap ke Rusia pada Mei Mendatang

Jokowi - Putin
Jokowi - Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin undang Presiden RI Joko Widodo ke Rusia. Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam sesi jumpa pers hari ini, Jumat (8/1) di Senayan, Jakarta.
"Presiden Joko Widodo telah menerima undangan dari Presiden Putin, dan ia menyatakan bersedia hadir," kata Manturov kepada para wartawan. Manturov menyebutkan, Putin mengundang pemimpin Indonesia untuk menghadiri perayaan 20 tahun dialog kemitraan Rusia-ASEAN yang akan diadakan di Sochi, Rusia, pada Mei mendatang.
Menurut Manturov, selama kunjungan presiden Indonesia ke Rusia nanti, Rusia akan menyiapkan beberapa dokumen kerjasama untuk ditandatangani kedua belah pihak. "Hari ini kami tidak merencanakan penandatanganan perjanjian apa pun karena ini hanyalah kunjungan kerja. Namun, saya pikir selama kunjungan Presiden Joko Widodo pada Mei mendatang, kami akan menyiapkan beberapa dokumen yang akan ditandatangani selama kunjungannya," kata Manturov menjelaskan.
Dalam sesi jumpa pers tersebut, Manturov menekankan bahwa Moskow sangat mengharapkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia. "Kami sangat menanti kunjungan presiden Indonesia ke Rusia. Saya harap selama tahun ini kita akan terus berada dalam dinamika hubungan bilateral yang positif, seperti tahun lalu," ujar sang menteri.
Manturov bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama Rusia dan Indonesia yang tengah berlangsung. Selain itu, Manturov mengaku ia membawa misi khusus untuk bertemu Presiden Joko Widodo demi menyampaikan undangan dari presiden Rusia kepada presiden Indonesia. Pada 2014 lalu, Putin menunjuk Manturov sebagai utusan khusus Federasi Rusia untuk menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden RI. Setelah pelantikan, Presiden Joko Widodo langsung menyambut Manturov di Istana Negara. Kunjungan Manturov saat itu sekaligus mengawali kunjungan delegasi Rusia yang pertama sejak pergantian kepemimpinan di Indonesia.
Rusia Berharap Indonesia Tentukan Posisi Terkait Pengembangan Energi Nuklir
Rusia berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat terkait pengembangan energi nuklir. Demikian hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov dalam sesi jumpa pers hari ini, Jumat (8/1) di Senayan, Jakarta.
Manturov bertolak ke Jakarta untuk menindaklanjuti berbagai proyek kerja sama Rusia dan Indonesia yang tengah berlangsung. Dalam kunjungan kerja di awal tahun ini, Manturov bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah menteri lainnya.
"Kami menanti posisi Pemerintah Indonesia untuk mengambil keputusan yang tepat guna mengembangkan energi nuklir di Indonesia," kata sang menteri. Namun demikian, Manturov paham bahwa hal tersebut tidak bisa diputuskan dalam waktu dekat.
"Ini akan memakan waktu karena Indonesia kini masih berada dalam tahap awal pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Serpong," kata Manturov. "Walau begitu, kami tetap berharap Indonesia mengambil keputusan yang tepat."
Rusia sejak lama menaruh perhatian pada minat besar Indonesia untuk melaksanakan proyek-proyek di bidang energi nuklir dan mengharapkan peningkatan pesanan dalam pembangunan PLTN di Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Wisnubroto menyatakan pada Desember lalu bahwa teknologi Rusia berkontribusi signifikan terhadap perkembangan industri nuklir Indonesia.
Pada akhir Juni 2015 lalu, Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi Nuklir Negara Rusia Rosatom dalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow. Tiga bulan kemudian, ilmuwan nuklir Indonesia dan Rusia menandatangani nota kesepakatan terkait pembangunan proyek PLTN berdaya tinggi dan PLTN terapung di Indonesia.
Saat ini, Indonesia belum memiliki satu unit PLTN sekalipun. Namun demikian, isu pembuatan PLTN secara aktif telah dikaji oleh Pemerintahan Indonesia sejak tahun 1997. Pada tahun 2006, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk mendukung pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Energi nuklir menjadi daya tarik tersendiri bagi negara-negara berkembang berdasarkan sejumlah alasan yang objektif. Dengan dibangunnya PLTN, negara akan memperoleh sumber energi listrik secara independen, yang dapat memperkuat ketahanan energi negara. Sementara di bidang ekonomi, negara akan mendapatkan dorongan perkembangan yang sangat kuat, seperti tumbuhnya jumlah lapangan kerja di objek-objek pembangunan PLTN dan kemudian di PLTN yang telah berfungsi nantinya.

Sumber : http://ruskarec.ru/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)