![]() |
Pasukan Arab Saudi |
Di tengah masih panasnya konflik di Suriah, Arab Saudi dikabarkan akan segera menurunkan ribuan pasukan daratnya. Berdasarkan hubungan Saudi dengan rezim Suriah pimpinan Bashar al-Assad saat ini, Saudi sepertinya takkan minta izin ke Suriah.
Adapun reaksi Rusia sekutu Suriah. untuk saat ini masih ingin lebih dulu mengamati situasi. “Tentu saja kami mengamati situasi ini dengan seksama,” cetus juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip Farsnews, Sabtu (6/2/2016).
Perihal niat Saudi itu juga dilaporkan sudah dikonfirmasikan pula ke sekutu Saudi Amerika Serikat (AS) dan diduga, pasukan Saudi itu akan menggandeng Turki sebagai “kawan” berkoordinasi.
Namun dikhawatirkan, penerjunan personel darat Saudi ini malah akan memicu perang dengan pasukan pemerintah Suriah. Diduga kuat, Saudi berencana menguatkan pihak oposisi dan ISIS yang berperang kontra pemerintah Suriah.
Bukan sekadar ocehan belaka. Pasalnya hampir di seluruh dunia, termasuk Rusia dan AS, organisasi ISIS sudah dicap organisasi teroris kecuali di Saudi. Belum lagi, Saudi nampaknya juga takkan “meminta izin” ke Assad untuk menurunkan pasukannya di Suriah.
“Suriah harus lebih dulu memberikan izin resmi (pada Saudi). Jika tidak, maka akan terjadi perang (antara Saudi vs Suriah),” timpal anggota parlemen Rusia, Pavel Krasheninnikov.
“Hal ini termaktub dalam hukum internasional. Niat mereka mengirim tentara ke wilayah negara berdaulat ini, tanpa didasari deklarasi perang,” tandasnya.
Iran Olok-olok Saudi yang Ingin Perang Darat di Suriah
Militer Iran pada Sabtu (6/2/2016), mengolok-olok Arab Saudi yang telah menyatakan siap mengirim pasukan darat untuk berperang di Suriah guna memerangi ISIS.
Kepala Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, mengatakan bahwa Arab Saudi tidak memiliki keberanian untuk pergi ke Suriah dengan rencananya mengirim pasukan dara. Dia memperingatkan, pasukan Saudi akan habis jika masuk ke Suriah.
Komentar militer Iran itu sebagai respons atas pernyataan juru bicara militer Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri yang disiarkan stasiun televisi Al-Arabiya, bahwa Saudi siap mengirim pasukan darat dan bergabung dengan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk memerangi ISIS di Suriah.
”(Saudi) telah membuat klaim seperti itu, tapi saya tidak berpikir bahwa mereka cukup berani untuk melakukannya,” kata Jafari, seperti dikutip Reuters.
“Bahkan jika mereka mengirim pasukan, mereka pasti dikalahkan. Itu akan jadi bunuh diri,” lanjut Jafari.
Iran sendiri telah mengirimkan pasukannya ke Suriah untuk membela sekutunya, Presiden Suriah; Bashar al-Assad dalam perang saudara yang telah berjalan selama lima tahun terakhir.
Selain Iran, Assad juga dibantu militer Rusia. Berkat bantuan dari para sekutunya, rezim Assad telah merebut sejumlah wilayah yang sebelumnya dikuasai kelompok pemberontak.
AS Dukung Niat Saudi Terjunkan Pasukan Darat ke Suriah
Sementara Perundingan Intra-Suriah di Jenewa, Swiss tengah di-pending hingga akhir bulan ini, pernyataan mengejutkan datang dari Arab Saudi yang berencana menerjunkan pasukan daratnya ke Suriah.
Dalih Saudi jelas untuk memerangi ISIS. Bahkan niat Saudi ini sudah disampaikan ke sekutu mereka, Amerika Serikat (AS).
“Kami memang punya beberapa pertanyaan mengenai (proposal Saudi) itu,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS, John Kirby.
“Kami akan terus membahasnya dengan Saudi, tentang bagaimana titik parameternya. Kita hanya perlu mempelajarinya lebih lanjut,” tambahnya, dilansir Sputnik, Sabtu (6/2/2016).
Akan tetapi, motif Saudi untuk menurunkan pasukan daratnya ke Suriah dalam rangka memerangi ISIS, diragukan pengamat yang juga Direktur Gulf Affairs Institute, Ali al-Ahmed.
Yang dicemaskan dalam turunnya ribuan personel Saudi ke Suriah, adalah justru memperkuat kubu oposisi dan ISIS, untuk memukul mundur pasukan pemerintah Suriah yang selama ini mengalami kemajuan berkat sokongan serangan udara Rusia.
“Saudi ingin menunjukkan diri bahwa mereka hadir melawan terorisme dan ISIS. ISIS itu sendiri adalah proxy-nya Saudi. Seperti di tahun 1980an ketika mereka mendukung mujahidin di Afghanistan,” timpal Al-Ahmed.
Ikuti Jejak Saudi, Bahrain Akan Kirim Pasukan ke Suriah
Bahrain menyatakan siap untuk mengirim pasukan darat ke Suriah sebagai bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memerangi ISIS. Bahrain mengikuti jejak Arab Saudi yang sebelumnya telah menyatakan hal yang sama satu hari sebelumnya.
Duta Besar Bahrain untuk Inggris, Sheikh Fawaz bin Mohammed al-Khalifa mengatakan, Bahrain akan mengirim pasukan untuk beroperasi bersama Saudi, di bawah koalisi internasional melawan terorisme, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (6/2/2016).
Sheikh Fawaz mengatakan, inisiatif Saudi di Suriah dimaksudkan untuk memerangi ISIS dan "rezim brutal Assad", merujuk kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang menjadi musuh bagi Arab Saudi.
Sheikh Fawaz juga mengumumkan bahwasannya Dewan Kerjasama Teluk Arab (GCC) telah memutuskan untuk membentuk pusat operasi Angkatan Laut bersama yang baru di Bahrain. Ia juga menyatakan, Uni Emirat Arab (UEA) juga siap mengirimkan tentara ke Suriah.
"Pembentukan persatuan (Teluk Arab) menunjukkan dengan jelas dan tegas bahwa di bawah kepemimpinan Arab Saudi, negara-negara Teluk bertekad untuk mengambil tindakan positif dalam kawasan dan global untuk memerangi terorisme dan ekstremisme, dari daerah mana pun mereka berasal," katanya.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/02/06/18/1306369/turunkan-pasukan-darat-ke-suriah-saudi-ngajak-perang