Kapal Patroli Perikanan |
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meyakini, peristiwa penghadangan kapal patroli Indonesia oleh kapal patroli China di Perairan Natuna, bukan manifestasi dari kebijakan pemimpin atau Pemerintah China.
Insiden itu, di mata Rizal, tak lebih dari ulah jajaran teknis angkatan laut China saat bertugas di lapangan.
“Saya yakin ini bukan kebijakan strategis di level pejabat tinggi Tiongkok,” ujar Rizal di kediamannya, di Jakarta, Sabtu (26/3/2016).
Menurut dia, Presiden China Xi Jinping memiliki kalkulasi terkait hubungan antara China dan Indonesia. “Karena bisa membahayakan persahabatan Indonesia dan Tiongkok,” sambung Rizal.
Apalagi, China tak ingin ada kesan yang dimaknai sebagai tindakan agresif di Laut China Selatan, di mata dunia internasional. Meski peristiwa macam ini bukan yang pertama kali terjadi.
Sementara itu, argumentasi China soal penangkapan ikan di wilayah perikanan tradisional China, kata Rizal, sulit dijadikan pembenaran.
Apalagi, merujuk pada Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) yang tak mengenal istilah wilayah perikanan tradisional. China dan Indonesia adalah penandatangan Konvensi itu.
Menurut Rizal, ke depan, Indonesia dan China perlu membuat kesepakatan mengenai code of conduct yang bisa mengatur batas tindakan kedua negara.
Hal ini demi mengantisipasi peristiwa yang bisa terulang di wilayah maritim. “Supaya tak ada masalah serius ke depannya,” ujar dia.
Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2016/03/26/20062471/Di.Mata.Rizal.Ramli.Konflik.RI-China.di.Natuna.Cuma.Ekses.dari.Ulah.Petugas.di.Lapangan