Rp 10,6 Triliun Uang ISIS Musnah akibat Serangan Udara Koalisi AS - Radar Militer

28 April 2016

Rp 10,6 Triliun Uang ISIS Musnah akibat Serangan Udara Koalisi AS

Jet tempur Koalisi Barat gempur markas ISIS
Jet tempur Koalisi Barat gempur markas ISIS

Sejumlah lokasi penyimpanan uang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang menampung sedikitnya 800 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 10,6 triliun, musnah akibat rangkaian serangan udara AS.
Mayor Jenderal Peter Gersten, yang menjabat deputi komandan operasi militer dan intelijen pasukan koalisi AS melawan ISIS, mengaku telah terjadi 20 serangan udara koalisi terhadap tempat penyimpanan uang militan tersebut.
Salah satu serangan, menurut Gersten, menghancurkan sebuah rumah di Mosul, Irak utara, yang menyimpan uang sekitar 150 juta dollar AS. Gersten mengatakan, pihaknya menerima informasi yang mengindikasikan ruangan yang menjadi tempat penyimpanan uang. Ruangan itu kemudian dibom dari udara.
Secara keseluruhan, Gersten memperkirakan, jumlah uang yang musnah sebesar 500 juta dollar AS hingga 800 juta dollar AS. Gersten tidak menyebutkan secara spesifik mengenai cara AS mengetahui berapa jumlah uang yang telah dihancurkan.
Pemusnahan uang itu, diklaim Gersten, berdampak pada peningkatan pembelotan hingga 90 persen dan anjloknya angka perekrutan anggota baru.
ISIS, sebagaimana dipaparkan Departemen Keuangan AS pada 2014, merupakan "kelompok teroris yang sumber pendanaannya paling besar". Jumlah kekayaan kelompok itu tidak diketahui secara persis. Namun, setelah ISIS merampas sejumlah ladang minyak dan menerapkan pajak, dana anggaran mereka diperkirakan mencapai 2 miliar dollar atau setara Rp 26,4 triliun dan surplus 250 juta dollar tahun lalu.
Akan tetapi, selama beberapa bulan terakhir, ladang-ladang minyak ISIS menjadi target pasukan koalisi pimpinan AS, dan kelompok itu kehilangan beberapa daerah kekuasaan.

ISIS Kesulitan dana

Markas Mayjen Peters Gersten berbasis di Baghdad, Irak. Dia mengatakan, laporan intelijen AS mengindikasikan bahwa ISIS menghadapi kesulitan dana tunai sehingga mulai menjual kendaraan untuk mendapat uang.
Bahkan, Januari lalu, seperti dilaporkan organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), yang berbasis di London, Inggris, ISIS telah mengumumkan pemangkasan gaji milisi hingga setengah "karena kondisi khusus yang dialami ISIS".
"Kami melihat keretakan pada moral mereka. Kami melihat ketidakmampuan mereka untuk membayar. Kami melihat ketidakmampuan bertempur. Kami melihat mereka mencoba meninggalkan Daesh dengan segala cara," kata Gersten, menyebut ISIS dalam bahasa Arab.
Beberapa pembelot yang ditangkap, kata Gersten, menyamar sebagai perempuan atau sebagai pengungsi di Irak.
Jumlah orang yang datang bertempur untuk ISIS pun telah menurun. Menurut Gersten, saat ini, jumlahnya sebanyak 200 orang per bulan, jauh dari catatan tahun 2014, yakni 1.500 hingga 2.000 orang per bulan.

Serangan udara AS bakar simpanan uang tunai ISIS senilai Rp 10,5 T

Serangan udara Amerika Serikat menghancurkan uang simpanan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebesar USD 800 juta (setara Rp 10.5 triliun). Koalisi melawan ISIS ini sebelumnya juga telah menghancurkan depot uang ISIS dimana tersimpan uang sebanyak USD 150 juta (setara Rp 1,9 triliun).
Menurut Angkatan Udara AS, Mayjen Peter Gersten mengatakan kelompok teror tersebut sudah bangkrut dan juga gagal dalam merekrut mereka anggota baru. Gersten yang juga merupakan wakil komandan untuk operasi militer ini mengatakan akan mencoba untuk mematahkan semangat ISIS.
"Kami melihat sebuah kehancuran dari ISIS," kata dia seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (27/4).
"Kami juga melihat ketidakmampuan mereka membayar orang, ketidakmampuan untuk melawan, kami menonton mereka mencoba untuk meninggalkan ISIS setiap harinya dengan berbagai cara," sambung Gersten.
Sejak akhir tahun lalu, angka orang asing yang bergabung dengan ISIS semakin menurun. Dari sekitar 1.500 hingga 2.000 orang per bulan menjadi 200 saja.
Kementerian Luar Negeri AS sendiri mengaku ISIS saat ini semakin melemah. Kemungkinan besar orang yang mau bergabung dengan ISIS mulai berpikir untuk ikut kelompok tersebut sebab gajinya semakin kecil.
Hal ini terbukti dari pemberitaan beberapa waktu lalu yang menyebutkan para militan ISIS harus rela gajinya dipotong setengah. Semakin menyusutnya wilayah kekuasaan dan harga minyak yang turun bisa jadi penyebab dari miskinnya ISIS saat ini.

Sumber :http://internasional.kompas.com/read/2016/04/27/15275981/Rp.10.6.Triliun.Uang.ISIS.Musnah.akibat.Serangan.Udara.Koalisi.AS

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)