Bahaya Laten Ajaran dan Ideologi Komunisme - Radar Militer

29 Mei 2016

Bahaya Laten Ajaran dan Ideologi Komunisme


Penyair angkatan 1966 Taufiq Ismail menyebutkan bahwa komunis telah membantai 120 juta orang di 75 negara selama periode 1917-1991, sehingga harus dilawan.
"Selama 74 tahun Komunis itu rata-rata membunuh 1.621.621 orang setiap tahun atau 4.504 orang per hari atau tiga orang per menit di 75 negara," ujarnya saat berkunjung ke redaksi LKBN Antara di Jakarta, Jumat.
Sastrawan yang menandatangani Manifesto Kebudayaan (Manikebu) itu mengungkapkan bahwa Komunis melakukan kudeta di 75 negara selama 69 tahun pada 1918-1987, dan berhasil mendirikan 28 negara komunis di dunia.
Uni Soviet merupakan negara terbesar yang melakukan pembantaian, yakni 61 juta orang. "Dari jumlah itu, Stalin bertanggung jawab atas pembantaian terhadap 43 juta orang, sekitar 39 juta orang mati di kamp-kamp kerja paksa. Pada saat itu pegawai negeri yang menentang komunis dipecat dan disuruh kerja paksa tanpa diberi makan," ujarnya.
Selanjutnya, pelaku pembantaian terbesar kedua adalah Komunis China. Sejak 1949 hingga 1987, komunis di Negeri Tirai Bambu itu telah membunuh 40 juta orang warga setempat.
Disusul oleh Kamboja di bawah rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot yang selama periode April 1975-Desember 1978 telah membantai dua juta orang atau 28,57 persen dari jumlah penduduk.
"Korban total seluruh Perang Dunia, perang lokal abad ke-20 hanya 38 juta jiwa atau sepertiga korban komunis," ujar Taufiq yang semasa kuliah aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) itu.
Selain itu, jumlah penduduk 28 negara yang melarikan diri mencapai 35 juta orang karena tidak tahan dengan kemelaratan dan penindasan selama periode 1917-1971.
Di dunia, lanjut dia, terdapat empat algojo komunisme, yakni Lenin di Uni Soviet selama periode 1917-1923 telah membunuh 500 ribu orang, Stalin di Uni Soviet pada 1925-1953 membunuh 43 juta orang, Mao Tse-tung di China selama periode 1947-1976 sebanyak 70 juta orang, dan Pol Pot di Kamboja membunuh dua juta orang pada 1975-1979.
"Sebagian karena mati kelaparan, kegagalan panen, dan ekonomi," paparnya.
Menariknya, pimpinan Nazi dari Jerman Adolf Hitler mengagumi Stalin. Namun, Hitler membantai 25,6 juta jiwa, sedangkan Stalin membantai 43 juta.
"Komunis secara terang-terangan menulis tujuan mereka adalah merebut kekuasaan dengan kekerasan, namun Partai Komunis di seluruh dunia menutup-nutupinya," ujar penulis lagu berjudul "Ketika Kaki dan Tangan Bicara" yang dipopulerkan mendiang Chrisye itu.
Oleh karena ideologinya yang muluk-muluk sebanyak 24 negara sosialis-komunis tersebut pada 1991 bubar berantakan. "China dan Vietnam berkhianat secara ideologi karena mengambil jalan kapitalis yang saat ini menjadi makmur, sedangka Korea Utara dan Kuba bertahan secara ideologis, namun rakyatnya tetap melarat sampai sekarang," tuturnya.
Sementara di Indonesia, Komunis telah tiga kali berupaya merebut kekuasaan, yakni pada 1926, 1948, dan 1965. Namun, ketiga-tiganya gagal dan sejak 1966, komunis menjadi partai terlarang.
"Walau begitu, ideologi ini diam-diam bergerak terus atas dasar dendam. Oleh sebab itu, mari kita bersama membasmi kebodohan, memberantas kemiskinan, menghabisi korupsi, meredam kekerasan dan anarkhi demi tegaknya hukum dan keadilan di negeri kita," kata Taufiq, menegaskan.
Saat berkunjung ke LKBN Antara, Taufiq ditemui Direktur Pemberitaan Aat Surya Safaat didampingi jajaran redaksi.
Hidayat Nur Wahid Tegaskan Tak Ada Tempat Bagi Komunis di Indonesia
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menegaskan sebagai negara yang menganut sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Indonesia tak menyediakan tempat untuk komunis.
"Maka, akan menjadi sangat aneh, kalau sekarang ini ada yang berusaha menghidupkan kembali ideologi komunis. Komunis itu kan tidak punya Tuhan, maka dia tidak berhak hidup di negara Indonesia ini," ujar dia dihadapan 200 kader PKS, di Klaten, Jawa Tengah, seperti dalam keterangan tertulis MPR, Jumat.
Setali dengan komunis, beragam kedaruratan, di antaranya narkoba, miras, separatisme, dan lainnya, juga sebenarnya tak memiliki tempat di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan masyarakat soal sila kelima Pancasila yakni: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal ini merujuk pada terjadinya kesenjangan antara kaya dan miskin yang luar biasa. "Keadilan sosial ini menjadi bagian yang harus kita kritisi," kata dia.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/563610/taufiq-ismail-komunis-bantai-120-juta-orang-di-75-negara

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb