GE Mesin Pesawat Tempur KF-X |
General Electric (GE) dari Amerika Serikat terpilih pada hari Kamis (26/05) sebagai pemenang lelang untuk memasok mesin untuk jet tempur lokal Seoul, menurut Defense Acquisition Program Administration (DAPA).
"Mesin F414-GE-400 GE terpilih mengungguli mesin EJ200 Eurojet dari pembuat mesin Eropa," kata juru bicara DAPA Kolonel Kim Si-cheol setelah pertemuan subkomite yang membuat keputusan tersebut.
Proyek pengembangan pesawat tempur jet KF-X, bertujuan mengembangkan jet tempur bermesin ganda secara lokal yang dilengkapi dengan peralatan elektronik penerbangan yang state-of-the-art pada tahun 2026 untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 AU Korea Selatan yang telah menua.
Pengembangan pesawat tempur tersebut diperkirakan menelan biaya 8,5 triliun won ($ 7,2 miliar), dengan tambahan 10 triliun won yang diperlukan untuk memproduksi 120 pesawat jet pada tahun 2032.
DAPA mengatakan bahwa mereka memilih GE dibanding Eurojet setelah mempertimbangkan berbagai aspek termasuk performa mesin, harga, program offset dan transfer teknologi.
Sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan kepada wartawan bahwa harga adalah faktor yang menentukan dalam pemilihan infrastruktur dan teknologi perusahaan Amerika tersebut.
Pengamat di sektor pertahanan juga telah berspekulasi bahwa GE memiliki keunggulan kompetitif karena Korea Aerospace Industries (KAI) telah menggunakan produk GE ketika mengembangkan pesawat latih supersonik T-50 dan helikopter serbaguna Surion.
KAI, pembuat pesawat satu-satunya di Korea Selatan, menandatangani kontrak dengan DAPA pada akhir tahun lalu untuk memproduksi jet tempur itu.
KAI akan melanjutkan negosiasi lebih lanjut dengan GE dan menandatangani kontrak resmi secepatnya pada bulan depan.
F414 telah dipilih untuk mentenagai jet tempur di Australia, Brazil, India, Swedia, Swiss dan Amerika Serikat. Lebih dari 1.500 mesin F414 telah terjual di seluruh dunia, menurut GE.
CEO GE Korea, Chris Khang mengatakan kepada wartawan pada tahun lalu bahwa GE akan mentransfer teknologi manufaktur, serta pemeliharaan, kemampuan perbaikan dan overhaul, jika terpilih untuk bekerja dengan KAI.
DAPA mengatakan bahwa mereka berencana untuk menyelesaikan desain dasar untuk KF-X pada bulan September tahun depan dan menyelesaikan desain rinci pada Januari 2019.
Proyek KF-X didorong oleh janji pemerintah AS untuk mentransfer beberapa teknologi jet.
Tapi Seoul masih menghadapi tantangan untuk menemukan alternatif karena Washington menegaskan bahwa empat teknologi inti akan dikecualikan.
Pada tanggal 20 April, Hanwha Thales, anak perusahaan pertahanan Hanwha Group, terpilih sebagai pemenang lelang untuk memproduksi radar active electronically scanned array (AESA) untuk KF-X.
Radar AESA adalah salah satu diantara empat teknologi yang ditolak AS untuk mentransfernya ke Korea. Tiga lainnya adalah infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) dan radio frequency (RF) jammer.
Sumber : koreatimes.co.kr