Hankam : "Pancasila Lebih Hebat dari Komunisme" - Radar Militer

16 Mei 2016

Hankam : "Pancasila Lebih Hebat dari Komunisme"

Monumen Pahlawan Revolusi
Monumen Pahlawan Revolusi
Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi berpendapat isu kebangkitan komunisme di Indonesia seharusnya disikapi bukan dengan upaya bersifat represif, namun dengan menyodorkan kenyataan Pancasila lebih hebat dari ideologi komunis.
"Sebab namanya ideologi itu merupakan pikiran orang, dan itu tidak bisa dilawan seperti itu (represif). Harus dilawan dengan suatu kenyataan Pancasila lebih hebat karena (membuat) rakyatnya makmur," kata Kristiadi ketika ditemui usai menghadiri sebuah diskusi publik di Jakarta, Sabtu (14/4).
Publik dan aparat keamanan sebaiknya mengetahui paham komunis sudah tidak laku di dunia. "Gerakan komunis sudah tidak laku. Kuba sudah tidak mau, tinggal Korea Utara saja," kata lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.
Kristiadi berpendapat isu kebangkitan komunisme di Indonesia harus lebih diperjelas dan disikapi secara arif oleh aparat keamanan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan peredaran sejumlah atribut terkait paham komunis belakangan ini menimbulkan keresahan masyarakat. Dia mengungkapkan sudah muncul beberapa fenomena, seperti penggunaan atribut, diskusi, dan perkumpulan yang bertemakan komunisme.
Menyikapi hal tersebut, kepolisian akan melakukan tindakan agar keadaan ini tidak dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab. Sejumlah buku yang diduga berisi ajaran komunis juga telah diamankan dari sebuah toko swalayan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Sejarawan Temukan Dokumen Bukti PKI Ingin Dirikan Negara Komunis Indonesia

Masyarakat diminta tetap waspada dengan i Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Aminuddin Kasdi mengungkapkan semua isu yang mengaburkan kekejaman PKI itu tidak didukung bukti historis.
"Saya justru menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia,”kata dia dalam sebuah diskusi kecil di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini.
Dokumen yang ditemukan itu berupa buku kecil atau buku saku tentang "ABC Revolusi" yang ditulis Comite Central PKI pada tahun 1957 yang isinya menyebut tiga rencana revolusi atau pemberontakan oleh PKI untuk "target" Negara Komunis di Indonesia.
"Buku itu justru membuktikan bahwa rencana pemberontakan PKI yang diragukan sejumlah pihak itu ada dokumen historisnya, bahkan dokumen itu merinci tiga tahapan pemberontakan PKI yang semuanya gagal, lalu rumor pun diembuskan untuk mengaburkan fakta," ujar penulis tesis berjudul 'Masalah Tanah dan Keresahan Petani di Jawa Timur 1960-1965' itu dalam diskusi yang dihadiri rekannya, Prof Sam Abede Pareno.
Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Timur itu menyatakan temuan dokumen (lusuh) itu tak terbantahkan. "Kalau ada orang NU yang dituduh melakukan pembunuhan itu bukan direncanakan, tapi reaksi balik atas sikap PKI sendiri yang menyebabkan 'chaos' saat itu," tutur mantan aktivis Islam itu.
Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII/1963-1965), GP Ansor (1965-1968), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI/1965-1975), dan Muhammadiyah (1976) itu mengungkapkan sikap PKI memang menyakitkan. "PKI melakukan provokasi dengan ludruk yang temanya menyakitkan, seperti matinya Tuhan, malaikat yang tidak menikah karena belum dikhitan, dan banyak lagi,” kata dia.
Karena itu, kata penulis disertasi berjudul "Hubungan antara Pusat dan Daerah pada Periode Kartasura Akhir (1976-1745); Studi Peranan Cakraningrat IV dalam Merebut dan Mengembalikan Kraton Kartasura kepada Pakubowana II" itu, masyarakat jangan terpengaruh dengan provokasi politik yang didukung media massa untuk "membesarkan" PKI guna mengaburkan sejarah. Contohnya menunjukkan bahwa orang PKI juga ada yang menciptakan salah satu lagu nasional.
Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/14/o760i4366-pancasila-lebih-hebat-dari-komunisme

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb