MLRS RM70 Vampire Batalyon Roket 2 Korps Marinir |
Untuk urusan daya gempur artileri medan, Korps Marinir TNI AL memang tak tanggung-tanggung, setelah diperkuat Howitzer LG-1 MKII kaliber 105 mm, Resimen Artileri Korps Baret Ungu ini masih punya senjata yang lebih lethal, yakni MLRS (Multiple Launch Rocket System). Jenis alutsista yang satu pucuknya mampu membuat hancur lebur area seluas 3 hektar ini, telah dimiliki versi terbarunya yang didatangkan dari Ceko tahun 2016 lalu. Inilah RM70 Vampire, MLRS kaliber 122 mm yang sistem kendalinya sudah mengusung komputerisasi.
Berdasarkan informasi, ada dua baterai (kompi) RM70 Vampire milik Korps Marinir, dimana masing-masing baterai terdiri dari empat unit/pucuk RM70 Vampire. Ditempatkan pada platform truk Tatra T815-7 berpenggerak 8×8, RM70 Vampire dilengkapi empat puluh laras roket kaliber 122 mm. Proses penembakkan dapat dilakukan satu per satu atau langsung 40 roket secara kontinyu.
Daya rusak MLRS ini sangat menakutkan, Dengan kecepatan jelajah 2.516 meter per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter. Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM70 Vampire? Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini. Nah, guna menjamin pengoperasian secara cepat dan tepat, dibandingkan versi sebelumnya RM70 Grad, RM70 Vampire sudah menganut komputerisasi, mulai dari pengiriman data, perhitungan sasaran, koreksi tembakkan, semua dapat dilakukan lebih optimal dengan komputer yang kendalinya berada di ruang kemudi.
Selain antar pucuk dapat beroperasi mandiri, antar RM70 Vampire (satu baterai) dapat dikendalikan oleh Aligator 4×4 Master, ini merupakan jenis ransus (kendaraan khusus) Command Post Vehicle (CPV) yang berperan sebagai unit observasi dan kendali tembakkan pada baterai RM70 Vampire. Dalam satu gelar pertempuran, satu pucuk RM70 Vampire didukung logistik amunisi sebanyak 160 roket yang diangkut oleh tiga truk, artinya satu truk amunisi membawa 40 roket 122 mm. Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 kg. Sisanya adalah cangkang roket. Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter.
Panjang roket RM70 Vampire hampir sama dengan panjang tabung peluncur. Agar gerakan stabil, setiap roket punya empat sirip ekor. Paduan sirip dan gerak putar pelan membuat tingkat akurasi pada target cukup tinggi. Ada 3 jenis roket amunisi RM70, masih dalam koridor kaliber 122 mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini, kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank. Dengan sistem ‘magasin’ waktu yang dibutuhkan untuk loading 40 roket hanya memakan waktu 30 - 35 detik.
Terdapat empat awak pada tiap unit RM70 Vampire, terdiri dari pengemudi, komandan pucuk, penembak, dan pembantu penembak. Hebatnya awak kabin RM70 Vampire telah dilengkapi proteksi dari bahaya serangan biologi dan kimia. Konstruksi perdana RM70 Vampir pertama kali diluncurkan pada Februari 2015 oleh Exalibur Army Ltd, perusahaan persenjataan asal Ceko.
Meski tergolong lethal weapon, pengoperasian alutsista jenis ini sangat rawan mendapat serangan balik dari artileri lawan, bahkan keberadaan unit MLRS sangat rentan dihancurkan dari udara. Untuk itu doktrin penggelaran senjata artileri ini membutuhkan perlindungan dari udara, selain setelah melakukan penembakkan harus cepat berpindah ke area steling berikutnya. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/