Pembebasan Sandera Abu Sayyaf tanpa Operasi Militer - Radar Militer

14 Mei 2016

Pembebasan Sandera Abu Sayyaf tanpa Operasi Militer

Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
Pembebasan Sandera Abu Sayyaf
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi mengakui tidak ada operasi militer dalam pembebasan empat WNI sandera Abu Sayyaf. Walaupun, sejak awal TNI telah menyiapkan operasi militer dengan perlengkapan yang sudah disiagakan di kawasan sekitar Tarakan.
"Tidak ada. Tapi dari awal operasi militer disiapkan, menunggu komunikasi negara, presiden memerintahkan menterinya dan panglima TNI," kata dia kepada wartawan di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma, Jumat (13/5).
Sebagai ketua tim penyelamatan empat sandera, Edy mengatakan pihaknya sebagai pelaksana hanya diperintahkan ambil para sandera. "Ambil ya ambil, perintahkan amankan saya amankan. Soal proses di Abu Sayyaf itu urusan intelejen," ujar dia.
Pangkostrad pun mengakui operasi yang dilakukan akhirnya hanyalah pengambilan dan pengamanan ke empat sandera bukan pembebasan dari pihak penyandera Abu Sayyaf. Penjemputan pun dilakukan di Laut, karena kondisinya memang di laut.
Dan kalau harus ke Manila sangat sulit. Pilihan yang paling gampang hanya masuk ke perairan, dijemput langsung oleh TNI dengan kapal KRI Surabaya dan KRI Ajak.

Pangkostrad : Penjemputan Empat Sandera WNI tak Libatan Yayasan Sukma

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi mengakui tidak ada keterlibatan Yayasan pada penjemputan empat WNI sandera Abu Sayyaf kali ini. Ini berbeda dengan proses pemulangan 10 sandera sebelumnya yang diklaim oleh Yayasan Sukma Surya Paloh.
"Untuk penjemputan ya saya yang ditugasi panglima TNI tidak ada yayasan," kata dia kepada wartawan di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma, Jumat (13/5).
Pangkostrad juga menegaskan tidak ada keterlibatan pihak perusahaan dalam pemulangan sandera. Namun ia tidak mengetahui bila ada pihak-pihak yang terlibat saat pembebasan dan negosiasi dengan Abu Sayyaf. Sebab pihaknya hanya ditugaskan memulangkan dan mengamankan ke empat sandera.
Dikatakannya, pada pemulangan empat WNI sandera Abu Sayyaf terakhir, semua operasional pemulangan dan penjemputan dilakukan oleh TNI. Yakni dengan melibatkan lima kapal perang, dua diantaranya KRI Surabaya dan KRI Ajak.
Dari atas kapal, ke empat sandera bernama M. Ariyanto, Lorence Pieter, Dede Irvan dan Samsir ini kemudian dibawa ke Tarakan. Dan pada Jumat (13/5) pagi diterbangkan ke menggunakan Boeing 737 ke Halim Perdanakusuma.

Pangkostrad : Sandera Bebas, Orang Indonesia Hebat-Hebat

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi mengungkapkan kehebatan Indonesia dalam membebaskan sandera dibandingkan negara lain.
Ketika ditanya apa yang membedakan sehingga semua sandera Indonesia di Filipina berhasil dibebaskan dibandingkan para sandera dari negara lain, Pangkostrad menjawab hal itu karena kehebatan tim dan pihak yang terlibat dalam pembebasan sandera.
"Karena orang Indonesia hebat-hebat," kata dia kepada para wartawan di Pangkalan Militer Halim Perdanakusuma, Jumat (13/5).
Hal ini terlihat ketika ada dialog antara Angkatan Laut Filipina dengan TNI terkait titik koordinat penyerahan sandera ke pihak Indonesia.
"Filipina meminta tempat yang berbeda dengan keinginan TNI, tapi akhirnya dengan argumen jelas, Filipina menyetujui letak koordinat yang ditetapkan TNI," ujar dia. Hal ini juga berlaku saat pembebasan sandera dengan Abu Sayyaf. Menurut dia, intelijen sangat berperan.
Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/16/05/13/o73r7t365-pembebasan-sandera-abu-sayyaf-tanpa-operasi-militer

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb