Seberapa Hebat Tank Boat Kerjasama PT Pindad dan PT Lundin Invest - Radar Militer

16 Mei 2016

Seberapa Hebat Tank Boat Kerjasama PT Pindad dan PT Lundin Invest

Tank Boat Kerjasama PT Pindad dan PT Lundin Invest
Tank Boat Kerjasama PT Pindad dan PT Lundin Invest
Dalam pengembangan tank boat, PT Pindad (Persero) bersama PT Lundin Industry Invest yang merupakan perusahaan spesialis pembuat kapal-kapal tempur kelas medium siap bekerjasama. Nantinya Pindad akan mengerjakan canon dan teknologinya, sementara Lundin akan membangun hull-nya. Tank boat rancangan PT Pindad (Persero) bersama PT Lundin Industry Invest nantinya akan memakai canon Cockerill buatan CMI yang biasanya menjadi kelengkapan senjata pada light tank dan medium tank. Tapi di tank boat ini, canon ini dicomot untuk diadaptasi pada jenis kapal serbu ringan berdesain catamaran. Dengan menggandeng beberapa manufaktur ternama di industri pertahanan global, tank boat dipercaya bakal tercipta sebagai wahana serbu dan angkut personel amfibi yang efektif beroperasi di perairan Indonesia.
Penggarapan Tank Boat tentu tak digarap sendiri, untuk penggarapan rancang bangun kapal memang menjadi wilayah pekerjaan PT Lundin, namun bicara soal kubah dan meriam bakal dipasrahkan pada pabrikan CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) asal Belgia yang selama ini kondang dengan produksi meriam Cockerill. Selain itu juga ada perusahaan asal Belgia lain, yakni OIP (Optique et de Instruments Precision) Sensor Systems yang bertanggungjawab mensuplai perangkat sensor suite.
Pabrikan alutsista PT Pindad akan menggunaan meriam Cockerill yang akan dipasang di tank boat, pasalnya produksi meriam Cockerill bekerjasama dengan PT Pindad tengah membangun pabriknya di Indonesia. Hal ini terkait perjanjian yang telah disepakati antara PT Pindad dan CMI untuk proyek medium tank PT Pindad, dimana salah satu opsi yang akan digarap adalah produksi meriam CT-CV 105HP (high pressure) oleh PT Pindad.
Karena yang akan dipasang di tank boat adalah meriam CT-CV 105HP kaliber 105 mm, maka yang jadi tantangan terberat dalam rancangan perahu kecil dengan meriam besar adalah soal recoil (efek tolak balik dari meriam) dan bobot kapal yang relatif ringan. Solusi yang ditawarkan PT Lundin adalah dengan menerapkan desain catamaran, desain catamaran dipercaya lebih stabil serta bisa menerapkan gyro stabilized gun. Sebelumnya desain catamaran juga sudah digunakan untuk X38 Combat Boat Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL.
Dengan desain catamaran yang berlunas ganda, tank boat punya rancangan draft (sarat air kapal) 0,8 meter sehingga cocok untuk bermanuver di perairan dangkal. Untuk dapur pacunya tank boat menggunakan mesin diesel buatan MAN berdaya 1.200 HP untuk memasok tenaga sepasang waterjet MJP450 dengan kecepatan maksimum 40 knots (74 km per jam).
Tank boat dirancang untuk diawaki empat personel, dan bisa membawa 20 pasukan bersenjata lengkap. Untuk deployment pasukan amfibi, bagian buritan tank boat dilengkapi sebua RHIB (Rigid Hull Inflataable Boat) yang digunakan untuk penyerangan atau penyusupan pasukan. Peran lain tank boat juga dapat dimanfatkan sebagai wahana dukungan logistik dan peran evakuasi medis.
Agar dapat bermanuver lincah, maka tank boat harus menghemat berat kapal, untuk itu digunakan bahan komposit yang lebih ringan 10 kali dan lebih kuat 10 kali dibanding baja serta tentunya tahan api. Sementara untuk material pada kubah, digunakan bahan alumunium yang lebih ringan dari baja.
CMI Defense rencananya akan memasok meriam CT-CV 105HP, meriam ini sejatinya adalah meriam yang telah digunakan pada tank ringan besutan Polandia, Anders. Selain memang kodratnya melepaskan aneka proyetil, laras CT-CV 105HP juga dapat memuntahkan rudal anti tank, yakni Falarick 105. Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) ini dapat menghajar sasaran sejauh 5.000 meter. Falarick 105 mampu membawa hulu ledak tandem hollow charge. Rudal seberat 25,2 kg ini dipandu dengan sistem semi otomatis lewat laser beam. Waktu yang dibutuhkan untuk terbang menyasar ke sasaran sekitar 17 detik. Falarick 105 punya panjang 1015 mm dengan kaliber 105 mm. Temperatur operasional rudal ini di rentang -40 hingga 60 derajat Celcius.
Jenis laras yang digunakan meriam CT-CV 105HP adalah tipe L51 dengan panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120% dari gun pressure pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara autoloader. Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500 meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.
Kubah meriam dibekali turret stabilized system dengan gyro stabilizer dan firing control system yang mengadopsi komputer balistik. Untuk mengnci sasaran, gunner dibantu dengan auto target locking system. Memudahkan dalam olah pertempuran, juga ada pemilihan sasaran secara otomatis lewat hunter killer system. Bahkan ada bekal IFF (identification friend or foe).
Sebagai senjata sekunder, pada bagian atas kubah meriam akan dipasang Lemur RCWS (Remote Control Weapon System) dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Sementra untuk perlindungan bagi awak kapal, PT Pindad (Persero) bersama PT Lundin Industry Invest bakal memberi asupan sistem proteksi tambahan di beberapa titik yang bisa menahan terjangan proyektil dari kaliber 7,62 mm.
Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb