Indeks Peta Perdamaian Global |
Kandidat calon Presiden Amerika Serikaat (AS) dari partai Demokrat Hillary Clinton menyerukan kepada sejumlah negara Timur Tengah untuk berhenti memberikan dukungan kepada kelompok teroris internasional. Hal itu disampaikan Hillary saat berbicara mengenai keamanan nasional di Cleveland, Ohio.
"Sebuah wilayah yang menuntut perhatian untuk mencegah radikalisasi dan upaya melawan ISIS dan jaringan teroris internasional lainnya untuk merekrut anggota di AS dan Eropa. Untuk permulaan, itu adalah masa lalu yang lama untuk Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait dan lain-lain untuk menghentikan warga mereka mendanai organisasi ekstrimis," kata Hillary.
"Mereka harus berhenti mendukung sekolah radikal dan masjid di seluruh dunia yang telah membuat banyak sekali anak-anak muda di seluruh dunia berjalan menuju paham ekstrimis," sambungnya, seperti dilansir Alalam pada Selasa (14/6).
Menurut Senator Chris Murphy, dalam pidatonya beberapa waktu lalu menyatakan, ribuan sekolah di Pakistan didanai oleh Arab Saudi untuk memelihara kebencian dan terorisme di kalangan mahasiswa.
"Sekolah-sekolah ini terus bertambah seluruh dunia. Ada 24.000 sekolah agama di Pakistan. Ribuan dari mereka didanai dengan uang yang berasal di Arab Saudi," ucap Murphy dalam pidatonya.
Sementara itu, pernyataan Hillary yang seolah-oleh melawan Arab Saudi ini sendiri seperti bantahan terhadap laporan yang menyebutkan bahwa Riyadh adalah penyandang dana utama untuk kampanye Hillary.
Dunia Lebih Damai Tanpa Timur Tengah
Angka kekerasan global telah mencapai rekor tertinggi sejak 25 tahun terakhir.
Penyebabnya tidak lain adalah berbagai konflik yang mendera kawasan Timur Tengah. Tanpanya, dunia menjadi lebih damai, seperti dilaporkan Deutche Welle.
Dunia kian tenggelam dalam gelombang kekerasan dan mencatat angka kematian tertinggi sejak 25 tahun terakhir.
Menurut Indeks Perdamaian Dunia (GPI), saat ini ada lebih banyak penduduk yang terusir dan mengungsi sejak Perang Dunia II.
Indeks tahunan itu mencatat 23 indikator, termasuk kriminalitas, militerisasi, dan perdagangan senjata.
Terutama berbagai konflik di Timur Tengah bertanggungjawab atas memburuknya situasi umum perdamaian dunia.
GPI mencatat, negara-negara di luar Timur Tengah sebenarnya menjadi lebih damai.
"Seringkali kita luput melihat tren positif, terutama di tengah neraka yang sedang menimpa Timur Tengah saat ini," tutur Steve Kilelea, Pendiri Insitut Ekonomi dan Perdamaian (IEP) yang merilis indeks tersebut.
"Jika kita mengabaikan situasi di Timur Tengah, dunia sebenarnya lebih damai," ujarnya.
Lebih dari 100.000 orang terbunuh dalam berbagai konflik selama 2014. Hampir 67.000 diantaranya berasal dari Suriah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengklaim jumlah pengungsi tahun ini akan "jauh melebihi" rekor sebesar 60 juta orang yang tercatat selama tahun lalu.
Menurut indeks tersebut, serangan teror paling banyak terjadi di lima negara, Suriah, Irak, Nigeria, Afganistan, dan Pakistan.
Sementara kerugian ekonomi yang disebabkan berbagai konflik selama satu dekade terakhir mencapai 137 triliun Dollar AS, lebih besar ketimbang Produk Domestik Brutto global tahun 2015.
Ironisnya dana untuk "upaya perdamaian masih lebih kecil ketimbang dampak konflik, yakni cuma dua persen dari total nilai kerugian global akibat pertikaian bersenjata," ujar Killelea.
Saat ini PBB menurunkan 120.000 sukarelawan dalam 16 operasi perdamaian di seluruh dunia.
Sumber : http://international.sindonews.com/read/1116549/42/hillary-saudi-qatar-dan-kuwait-harus-berhenti-danai-teroris-1465889413