Tanggapan TNI AL Terkait Isu KRI Pati Unus-384 Diserang Torpedo - Radar Militer

01 Juni 2016

Tanggapan TNI AL Terkait Isu KRI Pati Unus-384 Diserang Torpedo

KRI Pati Unus-384
KRI Pati Unus-384 
TNI Angkatan Laut membantah kabar yang menyebutkan kapal perang KRI Pati Unus (KRI-PTN)-384 tenggelam akibat diserang torpedo di perairan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Edi Sucipto menjelaskan kapal tersebut rusak karena lambung kiri haluan terkena benda di bawah permukaan air.
Kerusakan tersebut sudah ditangani komandan beserta anak buah kapal (ABK) KRI Patiunus dengan dibantu Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) dan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan.
Kendati demikian, dia mengakui ada kendala dalam perbaikan kapal tersebut. "Cuaca kurang mendukung mengingat posisi kapal berada di area permukaan yang terbuka," kata Edi melalui keterangan tertulis, Selasa (31/5/2016).
Dia menjelaskan, angin gelombang memengaruhi proses perbaikan menutup bagian bawah kapal yang bocor. "Yang jelas sekarang sedang recovery," katanya.
Ditanya soal benda di lambung kiri kapal, Edi menandaskan terpenting kapalnya telah aman. "Yang penting kapalnya aman dahulu," ujarnya.

Menteri Luhut Belum Mau Komentari Karamnya KRI Pati Unus-384

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan belum mau berkomentar banyak soal karamnya KRI Pati Unus. "Sampai sekarang saya belum dapat laporan, jadi saya belum berani komentar," katanya di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.
KRI Pati Unus karam di perairan Balawan, Medan, pada 13 Mei 2016. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Edi Sucipto membenarkan karamnya kapal perang tersebut.
Edi mengatakan KRI Pati Unus menabrak bangkai kapal tenggelam yang berada di bawah kapal sehingga merusak sisi haluan kiri kapal. "KRI Pati Unus menabrak sebuah benda sehingga merusak haluan kiri. Kapal tidak tenggelam, sekarang masih berada di permukaan," ujarnya saat dimintai konfirmasi Tempo, di Jakarta, Selasa ini.
KRI Pati Unus karam ketika hendak masuk ke Pelabuhan Balawan. Kawasan perairan tersebut adalah kawasan perairan dangkal. Pada saat terjadi kebocoran, kapal masih bisa berjalan ke tepi dan mesin tidak bermasalah. Sekarang, menurut Edi, proses evakuasi kapal masih berlangsung dengan bantuan beberapa satuan di wilayah perairan Balawan, seperti Satuan Polisi Perairan. Tak ada korban dalam insiden tersebut. "Saat ini masih proses evakuasi dan terhambat angin," tuturnya.
Sebelumnya, termuat dalam situs www.citizenjurnalism.com, kronologi kecelakaan laut KRI Pati Unus yang mengalami kebocoran setelah menabrak bangkai kapal. Peristiwa itu diperkirakan terjadi di lokasi Bouy 2 Alur Balawan sekitar pukul 18.15 WIB.
Dalam situs tersebut, KRI Pati Unus ditarik menggunakan TB Deli O ke arah daratan terdekat sekitar pukul 20.50. Pada pukul 21.18, KRI Pati Unus kandas pada posisi melintang antara Bouy 2 dan Bouy 4 MPMT. KRI Siwar, Unsur Lantamal I, Satuan Polisi Ai, dan Sea Reader Tanjung Balai Asahan turut membantu proses evakuasi.

Info KRI Pati Unus Karam Telat Menyebar karena Rahasia

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut baru hari ini mengkonfirmasi peristiwa karamnya KRI Pati Unus di Perairan Balawan, Medan, Sumatera Utara. Padahal peristiwa itu terjadi hampir dua pekan lalu.
Analis militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai tindakan tersebut adalah bagian dari dunia militer yang tertutup. "Dunia militer adalah dunia yang tertutup. Tidak semua dikerjakan militer bersifat umum. Ini bagian dari rahasia negara, tidak ada kewajiban militer membuka informasi," katanya saat dihubungi Tempo di Jakarta, Selasa, 31 Mei 2016.
Karamnya KRI Pati Unus, kata Connie, berbeda dengan kecelakaan pesawat udara yang dapat secara langsung diketahui masyarakat. "Kalau tank masuk jurang, atau seperti KRI Pati Unus yang karam, jarang sekali orang bisa tahu, kecuali ada bocoran dari dalam," ujarnya.
Menurut dia, pemberitaan tentang KRI Pati Unus muncul dari media sosial, bukan dari pemberitaan. Kemunculannya di media sosial, kata dia, berbahaya. "Ini akan menjadi isu berbahaya karena ada sentimen anti-China apabila ada yang memberi tahu kapal kita kena torpedo," ucapnya.
Informasi ihwal karamnya kapal ini tidak langsung dibantah Pusat Penerangan Angkatan Laut. Alasannya, berita tersebut tersebar melalui media sosial, bukan lewat media massa. Selain itu, kata Connie, untuk membantah informasi, diperlukan izin. "Dalam militer, kecelakaan seperti ini kan berpengaruh pada kondisi karier komandan kapal selanjutnya," ujarnya.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Edi Sucipto membenarkan kabar perihal karamnya KRI Pati Unus pada 13 Mei 2016 di Perairan Balawan, Medan, Sumatera Utara. Edi menjelaskan, KRI Pati Unus menabrak bangkai kapal tenggelam yang berada di bawah kapal sehingga merusak sisi haluan kiri kapal.
"KRI Pati Unus menabrak sebuah benda sehingga merusak haluan kiri. Kapal tidak tenggelam, sekarang masih berada di permukaan," kata Edi saat dimintai konfirmasi hari ini. Saat ini, evakuasi badan kapal masih berlangsung.
Sumber : http://nasional.sindonews.com/read/1112943/14/tanggapan-tni-al-terkait-isu-kri-pati-unus-diserang-torpedo-1464703210

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb