Rantis Spider LSV MkII |
Sebagai ciri khas negara yang mengedepankan keunggulan teknologi untuk memenangkan pertempuran, AD Singapura terus bergerak agar tidak tertinggal. LSV yang usianya masih terhitung muda sudah harus dicarikan penggantinya, ini terkait dengan visi Kementrian Pertahanan Singapura (MinDef) yang menyebutkan bahwa LSV akan memiliki peran yang agresif.
Dengan tipikal negeri yang didominasi oleh lanskap urban, Negara Singa ini membutuhkan platform yang lincah dipakai menyelusup di antara jalan-jalan, baik lebar maupun jalanan sempit yang diapit bangunan, untuk bermain petak umpet melawan armor alias kekuatan lapis baja lawan.
LSV generasi baru ini tidak hanya akan digunakan mengintai saja, tetapi juga harus mampu memberikan perlawanan, dan kalau perlu, menghancurkan kekuatan lapis baja musuh dalam kesempatan pertama. Sistem senjata yang akan diusung oleh LSV generasi baru tersebut adalah rudal antitank pintar Spike-LR, yang dikembangkan bareng antara Singapura dan Israel.
Biarpun lapisan proteksinya minim, platform LSV dipercaya akan lebih trengginas bermanuver dibandingkan dengan rantis berbasis jip 4×4. Apalagi untuk penggelaran jarak dekat, dimana kapasitas bahan bakar tidak menjadi prioritas. LSV dengan sumbu rodanya yang amat dekat dengan tanah tentu membawa sejumlah keuntungan seperti rendahnya siluet kendaraan, sehingga musuh sukar menebak arah datang dan pergi LSV.
Rantis andalan Singapura ini juga bisa digeber dengan akselerasi yang jauh lebih baik dibandingkan jip serbu, jadi konsep serbuan shoot and scoot benar-benar bisa diaplikasikan. Dalam hal keseimbangan, dengan sumbu yang sangat dekat ke tanah, manuver ekstrim dengan mudah bisa dieksekusi tanpa perlu kuatir kendaraan akan terjungkal atau terbalik.
Pada tahun 2004, ST Kinetics untuk pertama kalinya menghadirkan purwarupa LSV generasi kedua yang disebut Spider dalam pameran bergengsi Asian Aerospace. Sosoknya masih mirip dengan LSV generasi pertama/ Flyer, terutama pada bagian bonnet walau untuk komponen lainnya mengalami ubahan besar.
Dibandingkan pendahulunya, purwarupa ini sudah menggunakan konfigurasi tempat duduk 3×2, artinya untuk setiap baris ada tiga kursi. Satu seksi jadi muat untuk diangkut menggunakan LSV generasi kedua ini. Sedikit unik memang, karena lingkar kemudi justru ditaruh di tengah, di posisi kursi kedua baris terdepan. Bukan sekedar gaya-gayaan, format begini dipercaya niscaya akan mampu memberikan cakupan bidang tembak yang memadai di kanan-kiri.
Fungsi lainnya, konfigurasi 3 kursi per baris memampukan komandan yang duduk di kursi pinggir kiri berkonsentrasi pada layar BMS (Battlefield Management System) untuk memetakan posisi lawan atau memanggil pasukan kawan. Sementara prajurit yang duduk di kanan depan mengoperasikan senapan mesin sedang untuk melindungi kendaraan.
Pada generasi pertama LSV, dan juga rantis serbu lainnya, format dua kursi per baris menyebabkan sektor dimana pengemudi berada tidak memperoleh cakupan bidang tembak yang memadai, karena pengemudi tentunya akan sibuk mengendalikan laju kendaraan, sementara komandan akan sibuk menavigasi dan membaca peta.
Konon, ST Kinetics saat itu membuat LSV generasi baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan dari AD India, yang akhirnya ternyata dibatalkan jua. Setelah beberapa tahun dalam keadaan hiatus, angin segar bertiup atas program LSV generasi kedua tersebut. Untuk platform yang masih berusia muda, LSV MkII memang memperoleh dukungan yang luar biasa dari AD Singapura sebagai negara tuan rumah yang bangga menggunakan produksi dalam negerinya.
Kontrak penjualan pada tahun 2011 senilai S$68 juta dolar dari Kementerian Pertahanan Singapura sudah cukup untuk membantu memastikan lini produksi LSV MkII di dalam negeri berjalan sampai ke fase produksi. Kepercayaan yang diberikan ke ST Kinetics ditebus dengan kesungguhan prima. Wujud LSV New Generation tersebut dirombak ulang, total meninggalkan tampak muka lama dari generasi pertama.
LSV MkII yang juga disebut Spider ini menggunakan desain yang sangat agresif, dengan garis-garis tajam menghiasi bonnet. Bentuknya jadi sangat futuristik, mirip sekali dengan kendaraan 4×4 Warthog dari game fiksi ilmiah HALO. Lampu proyektor HID kini dibuatkan satu cluster dengan lampu sinyal belok (turning light) sehingga nampak manis.
Spider juga menggunakan desain ROPS (Roll Over Protection System) modular (space frame) dimana rangka ini menjadi inti dan sasis, baru kemudian pelat, mesin, dan kursi ditempelkan ke atasnya. ROPS ini memiliki beberapa titik cantelan (loop) terintegrasi sehingga dapat dipasang sling dan dapat diangkut dengan menggunakan helikopter. Yang hebat, bagian atas ROPS di Spider dapat direbahkan, sehingga Spider dapat ditumpuk dan dimasukkan ke dalam perut pesawat angkut taktis C-130 Hercules.
Dengan bobot yang ringan, Spider LSV MkII memang jadi mudah digelar ke garis depan. Bila diangkut dengan helikopter angkut berat CH-47SD Chinook, sebanyak dua Spider bisa diangkut digantung (underslung) bersisian dengan menggunakan sling ganda berkekuatan 12,5 ton. Cantelan sling tinggal dikaitkan ke loop yang sudah disediakan pada frame ROPS LSV MkII. Ini berarti hanya butuh satu Chinook saja untuk menggelar satu regu tempur yang langsung bisa bergerak ke garis depan sesuai dengan kebutuhan.
Bila tidak digunakan bertempur pun, Spider bisa dimuati dengan berbagai perlengkapan medis, tandu, dan perbekalan sehingga juga andal digunakan dalam OMSP (Operasi Militer Selain Perang). Spider bisa diturunkan di lokasi bencana tanpa kebutuhan airstrip atau bahkan LZ (Landing Zone) yang harus dibuat terlebih dahulu, sehingga dapat digunakan untuk evakuasi medik dan pertolongan pertama pada jam-jam kritis pertama sesudah bencana.
Dengan kapasitas angkut mencapai enam orang, maka Spider dapat diawaki oleh seorang pengemudi, komandan kendaraan, dua prajurit untuk pengamanan perimeter, dan dua prajurit dengan spesialisasi medik, sehingga dapat beroperasi secara mandiri dalam operasi penanganan dan penanggulangan bencana.
Di luar tampilan estetik, kemampuan Spider juga meningkat drastis, dengan fokus pada kenyamanan awak. Mesin diesel baru berdaya 130hp yang sudah memenuhi standar Euro III dipasang pada bagian belakang, dengan penutup berbahan alumunium. Mesin ini mampu digeber untuk menaklukkan medan ekstrim, termasuk di dalamnya menaklukkan tanjakan dengan kemiringan 60o dan mempertahankan kestabilan Spider. Untuk mendukung olah geraknya yang ganas, ST Kinetics memasang rem cakram dengan teknologi anti slip ABS untuk menjinakkan Spider saat harus berhenti pada jarak yang sangat pendek.
Spider sendiri juga sudah mengaplikasikan transmisi otomatis untuk meringankan kinerja awaknya. Sektor keselamatan ditingkatkan dengan penggunaan ban tipe run-flat dengan sabuk baja yang mampu bertahan dari api atau tembakan senjata ringan, cukup untuk membawa kendaraan keluar dari zona bahaya.
Titik pemasangan senjata juga ditambah, dimana kursi kiri dan kanan yang mengapit kursi pengemudi kini mendapatkan pintle mount sendiri-sendiri. Secara teoritis sangat mungkin untuk memasang 2 GPMG 7,62x51mm hadap depan, cukup untuk menyemburkan timah panas ke arah musuh dengan kecepatan tembak yang mumpuni. Sementara untuk senjata utama, dapat dipasang pelontar granat otomatis CIS 40GMG atau senapan mesin berat CIS 50MG.
ST Kinetics juga siap mempermak tampilan Spider menjadi mirip jip serbu. Mereka sadar, mungkin saja ada pembeli yang masih ragu dalam hal proteksi, atau masih galau, pilih Spider atau order jip serbu? Untuk itulah STK menyediakan opsi kapsul pelindung, berupa kaver yang menutup seluruh bagian kabin Spider, lengkap dengan pintu. Kaver ini mampu menahan impak peluru 7,62x39mm ComBloc, jadi calon pembeli yang kuatir bisa saja melengkapi Spider dengan opsi kapsul anti peluru tersebut apabila membutuhkan.
Fitur unggulan dari Spider adalah penggunaan dua motor listrik MOGEN (Motor Generator) pada setiap as, dengan baterai sebagai penyimpan daya yang dipasang di bawah kolong kendaraan. MOGEN dapat digunakan sebagai alternatif penggerak yang sangat senyap, memungkinkan Spider mendekat ke sasaran tanpa terdeteksi, melancarkan serangan, lalu mengundurkan diri sebelum musuh sadar apa yang terjadi. Boleh dibilang, dengan bentuknya yang keren tersebut, Spider merupakan platform rantis serbu stealthy pertama di dunia.
Yang paling keren, Spider adalah platform LSV pertama di dunia yang siap diajak bertempur dalam jaringan pertempuran modern. Ya, AD Singapura memang membenamkan sistem manajemen kendali pertempuran (BMS - Battlefield Management System) yang terhubung ke berbagai sistem - mulai ranpur Bionix, sistem artileri swagerak 155mm Primus, MBT Leopard 2SG, dan ranpur AV82 Terrex.
Semua siap dipanggil hanya dalam jangkauan sentuhan jari. Komandan kendaraan memperoleh konsol LCD layar sentuh di dashboard sebelah kiri untuk memanggil kawan dan menandai musuh, karena Spider paling banter hanya bisa memberikan gangguan dan menahan gerak maju lawan dan tidak diperkenankan head on dengan kekuatan utama lawan.
AD Singapura sendiri memvisikan bahwa Spider akan diposisikan sebagai ready force dan first responder, yang menjawab ‘panggilan’ desainasi (lasing) dari tim recon infantri yang mendeteksi adanya pergerakan elemen screen lawan atau malah main body.
Spider dengan modal ATGM Spike-LR bisa menggebuk duluan posisi lawan sembari memanggil bala bantuan melalui sistem BMS, entah itu hujan artileri dari meriam 155mm, atau memanggil Leopard 2SG untuk menghabisi musuh yang menghadang. Saat kekuatan kawan sudah datang, Spider tinggal bergerak lincah ke titik berikutnya, mencari titik lemah lain dan memotongnya. (Aryo Nugroho)
Spesifikasi Rantis LSV MkII :
- Bobot: 1.800kg
- Panjang: 4,9m
- Tinggi: 1,8m
- Lebar: 2,1m
- Kecepatan di jalan raya: 120km/ jam
- Daya Maksimum: 136hp
- Kapasitas angkut: 6
Sumber : http://indomil.com/spider-lsv-mkii-rantis-futuristik-ad-singapura-penantang-tank/