DCNS Terancam Tidak Dapatkan Tambahan Tiga Pesanan Kapal Selam dari India - Radar Militer

07 September 2016

DCNS Terancam Tidak Dapatkan Tambahan Tiga Pesanan Kapal Selam dari India

Kapal Selam Scorpene
Kapal Selam Scorpene

DCNS mungkin tidak akan mendapatkan pesanan yang ditawarkannya untuk tambahan tiga kapal selam baru dari India selain dari kesepakatan yang sudah ditandatangani untuk enam kapal selam yang tengah dibangun di negara itu setelah kebocoran data sensitif yang terjadi bulan lalu.
Pada tanggal 24 Agustus, berkas sejumlah 22.000 halaman mengenai proyek kapal selam Scorpene Angkatan Laut India senilai $ 3,9 miliar berisi data sensitif yang berkaitan dengan frekuensi pengumpulan intelijen kapal selam, kedalaman menyelam, daya tahan (endurance) dan spesifikasi senjata berada di tangan domain publik.
DCNS terancam akan kehilangan pesanan senilai $ 2 miliar untuk tambahan tiga kapal selam sesuai kesepakatan sebelumnya dengan India. Bukan hanya ini, DCNS juga mungkin kehilangan pesanan kapal selam dengan sistem Air Independent Propulsion yang telah ditunggu-tunggu. Angkatan Laut India akan membuka tender senilai $ 12 miliar pada tahun depan untuk pembelian enam kapal selam berkemampuan AIP di bawah Project P 75I.
Penawaram DCNS pada awal bulan lalu untuk 100 persen investasi asing langsung (Foreign Direct Investment - FDI) di India untuk memperkenalkan teknologi kapal selam baru dan mendirikan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di India menemui hambatan setelah Kementerian Pertahanan India menolaknya.
Pemerintah India tidak menganggap AIP merupakan teknologi baru.
Hal ini karena, perusahaan sudah menggunakan teknologi ini dengan bekerja sama dengan Defence Research Development Organisation (DRDO) dalam mengembangkan kapal selam kelas Scorpene bersama Mazagon Dock Ltd (MDL), kata seorang sebagaimana dikutip oleh Businessline.
DCNS telah menawarkan untuk membangun tiga kapal selam tambahan untuk membantu India mengganti armada kapal selam era-Soviet, dan telah mengadakan pembicaraan mengenai hal tersebut pada tahun lalu, kata dua narasumber India seperti dikutip Reuters, Senin (05/09).
Penawaran itu tidak akan diambil pada saat ini, kata para pejabat.
"Kami memiliki kesepakatan untuk enam kapal selam, dan hanya enam itu saja," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan India yang tidak disebutkan namanya menjelasan tentang rencana AL India kepada Reuters.
Seorang juru bicara Angkatan Laut India menegaskan bahwa tidak akan ada pesanan untuk tiga kapal selam tambahan.
"India memesan hanya enam kapal selam Scorpene dan belum ada pesanan untuk tiga kapal selam tambahan seperti yang dilansir beberapa media. Oleh karena itu tidk ada pertanyaan tentang pembatalan dimaksud," kata juru bicara itu
Seorang perwira AL India mengatakan telah terjadi pelanggaran serius terhadap data dan upaya AL India difokuskan pada penentuan kerugian pada kapal selam yang sekarang telah ada.
"Tidak ada pesanan (tambahan) yang akan ditandatangani, tidak sekarang," kata seorang pejabat, yang juga telah dibriefing tentang kebocoran data kapal selam, ketika ditanya apakah pemerintah India berencana untuk menambah pesanan.
Kementrian Pertahanan India telah bersurat kepada DCNS untuk meminta rincian tentang sejauh mana kebocoran terjadi dan bagaimana data yang berhubungan dengan frekuensi pengumpulan intelijen Scorpene, kedalaman menyelam , daya tahan dan spesifikasi senjata berakhir di tangan domain publik, kata pejabat itu.
Sekelompok pejabat AL India yang dipimpin oleh seorang laksamana bintang tiga tengah berusaha mengubah beberapa fitur dari kapal selam tersebut, yang telah memulai sea trial pertama pada bulan Mei untuk rencana masuk kedinasan pada akhir tahun ini, untuk meminimalkan kerugian.
Lima kapal selam lainnya kini berada dalam berbagai tahap produksi di galangan kapal milik negara India, Mazgaon Docks di Mumbai dan menurut rencana seluruh kapal selam tersebut sudah
masuk kedinasan pada tahun 2020.
Sumber : http://defenseworld.net/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)