![]() |
Littoral Combat Ship |
Setelah perdebatan panjang, Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) yang dihadapkan pada membengkaknya biaya dan doktrin yang terus dipertanyakan, akhirnya memutuskan menghentikan program pembuatan LCS (Littoral Combat Ship) modular dan memensiunkan dini empat LCS yang sudah operasional: USS Freedom, USS Independence, USS Forth Worth, dan USS Coronado. Selain empat yang operasional masih ada empat LCS lagi dalam masa tes dan pengujian kelaikan laut.
Pada awalnya, program LCS divisikan sebagai program kapal perang modular yang berukuran kecil, lincah, dapat melaju kencang, dan harganya murah dibandingkan membangun frigat. Tujuan pembuatannya adalah memampukan AL AS bermanuver sampai ke perairan dangkal seperti selat teluk, dimana kapal perang konvensional menghadapi ancaman inkonvensional seperti speedboat bersenjata, kapal cepat rudal, ranjau, dan pertahanan pantai yang diperkuat meriam dan rudal.
LCS juga divisikan sebagai kapal yang akan diikutsertakan dalam misi pengamanan internasional seperti anti pembajakan laut. Pada saat konsep LCS ditelurkan, AL AS dan Angkatan Bersenjata AS memang tengah disibukkan dalam perang asimetris melawan kelompok-kelompok radikal di Timur Tengah. Masih segar dalam ingatan bahwa USS Cole bisa dilumpuhkan hanya dengan kapal kecil yang membawa bom, jadi LCS dianggap tepat untuk menghadapi permasalahan tersebut.
LCS dibangun sebagai kapal yang bisa disesuaikan modul misinya sehingga dapat melaksanakan misi peperangan anti kapal selam, pembersihan ranjau, anti kapal permukaan, menjalankan fungsi pengumpulan data intelijen, kapal markas bagi pasukan khusus, dan angkut logistik. AL AS berharap bahwa dengan LCS mereka tidak perlu lagi membeli kapal-kapal dengan fungsi khusus seperti sapu ranjau atau kapal serang amfibi. Untuk mencapai hal tersebut, sistem dan sensor yang dibutuhkan dikemas dalam bentuk modul dan juga tambahan kendaraan nirawak pendukung untuk mendukung visi pengurangan personil yang dibutuhkan oleh AL AS. Penggantiaan modul dapat dilakukan di pelabuhan, bahkan pelabuhan komersial yang dikontrak oleh AL AS sehingga downtime dalam penggelaran tetap terjaga.
Littoral Combat Ship terbagi dalam dua kelas, Independence dengan desain trimaran, dan Freedom yang bentuknya lebih konvensional. Masing-masing desain datang dari dua pabrikan yang berbeda yaitu satu dari Lockheed dan yang lainnya dari Austal, tetapi secara mengejutkan AL AS membagi pesanannya secara merata. Walaupun dibangun dengan arsitektur desain stealth dan terlihat canggih, ternyata sejak awal pengembangannya sudah terlalu banyak masalah yang terjadi. Kritik terbesar datang dari sistem senjata yang dipasang, dimana untuk kapal yang dibangun untuk misi tempur mendekati pantai, sistem senjatanya terlalu lemah dan sedikit, hanya mengandalkan pada meriam 57mm.
Penggelarannya pun sering bermasalah, dimana USS Freedom buatan Lockheed acap menghadapi kendala pada struktur, sistem mesin yang bermasalah, dan perangkat elektroniknya tidak andal. USS Independence yang dibuat oleh General Dynamics/ Austal juga menghadapi problem serupa, yaitu korosi parah pada lambungnya akibat desain sistem propulsi dan sistem kelistrikan yang bermasalah. Independence bahkan memiliki sejumlah kekurangan yang ditemukan tim audit AL AS sehingga kemudian harus dites ulang walaupun sudah diserahterimakan pada 2009. Walaupun dinyatakan laik laut, namun dalam setiap perjalanannya selalu ada saja problem serius yang terjadi sehingga menurunkan kesiapan kapal.
Namun problem yang terutama sebenarnya ada pada pembengkakan budget. Berdasarkan perhitungan Kongres, upaya perbaikan yang terus-menerus, kemudian berubahnya keputusan untuk memasang sistem pertahanan dan sistem senjata yang lebih kuat untuk mengantisipasi ancaman yang dihadapi oleh kedua kelas LCS telah membengkakkan biayanya menjadi 562,8 juta dolar AS, padahal awalnya setiap kapal diharapkan berbanderol 352-362 juta dolar AS. Harga LCS yang didesain secara simpel, justru membengkak setara dengan Destroyer DDG 51. Jika tadinya AL AS hendak membeli 52 LCS, angka ini terpaksa diturunkan menjadi 22 kapal dalam dua kali kontrak dengan penyerahan terakhir tahun 2022.
Nah, setelah tekanan yang besar dari publik maupun Kongres, AL AS pun mengambil keputusan untuk menghentikan pembuatan LCS modular yang terus molor dan makan biaya besar. Keputusan ini datang setelah masalah besar pada 11 Juli 2016, dimana USS Freedom menghadapi kerusakan mesin total karena kegagalan penyekat di ruang mesin yang menyebabkan air laut membanjiri dan merusak mesin. Seluruh awaknya diperintahkan untuk menjalani pelatihan ulang dan kapalnya dilarang melaut untuk diinspeksi total.
Konsep modul misi yang sudah dengan susah payah dikembangkan untuk LCS kemudian dibatalkan seluruhnya, dimana 14 unit LCS selanjutnya hanya akan dijadikan kapal perang dengan sistem misi tunggal. Empat LCS yang sudah siap akan dijadikan kapal latih bagi awak yang akan ditugaskan dalam LCS. Dengan pembatalan pesanan tersebut, AL AS diharapkan akan memfokuskan anggaran yang tersedia untuk memodernisasi destroyer dan frigat mereka yang sudah menua dan butuh peremajaan teknologi, seiring dengan fokus ulang pada ancaman baru yaitu China, yang menuntut penggelaran kekuatan laut konvensional. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://angkasa.co.id/