Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata-331 - Radar Militer

24 September 2016

Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata-331

KRI RE Martadinata-331
KRI RE Martadinata-331
Banyak hal menarik dari sosok PKR (Perusak Kawal Rudal) RE Martaditana Class (aka - SIGMA Class 10514). Dari aspek desain misalnya, struktur frigat ini yang modular dan bernuansa stealth membuat kagum setiap mata yang memandang. Terlebih lagi, ini pertama kali galangan PT PAL dipercaya membangun kapal kombatan bertonase besar (2.400 ton) dengan teknologi tinggi. Yang menarik lagi, pada struktur bagian belakang terdapat hanggar teleskopik yang dirancang mampu memuat helikopter kelas medium.
Adanya fasilitas hanggar juga yang menjadi pembeda antara PKR Martadinata Class dengan korvet Diponegoro Class (aka- SIGMA Class 9113). Dengan fasilitas hanggar, menjadikan komponen helikopter menjadi terlindungi dalam misi pelayaran panjang. Bandingkan dengan korvet Diponegoro Class yang harus membawa satu unit helikopter NBO-105 Bolkow dalam pelayaran menuju Perairan Lebanon dalam misi PBB UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Dalam pelayaran panjang, helikopter NBO-105 harus ‘dijemur’ diatas flight deck dan mendapat perlakuan khusus. Selain lapisan anti korosi, bagian-bagian penting helikopter harus terlindungi kala melintasi perairan bergelombang tinggi. Bahkan baling-baling helikopter harus dicopot untuk alasan keamanan.
Nah, lain hal dengan PKR Martadinata Class, kapal perang yang masuk kelas frigat dan sudah diberi label KRI Raden Eddy (RE) Martadina-331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai-332, punya fasilitas hanggar teleskopik plus flight deck yang bisa didarati helikopter seberat 10 ton. Saat nanti helikopter AKS (anti kapal selam) AS565 MBe Panther tiba, maka helikopter besutan Airbus Helicopters ini sangat ideal melengkapi sistem kesenjataan Martadinata Class. Perlu dicatat, untuk memasukkan helikopter ke dalam hanggar, baling-baling harus dilipat.
Bicara tentang hanggar teleskopik, ada yang menarik adalah penggunaan pintu hanggar yang mengusung model vertical telescopic door. Dibangun dengan standar militer MIL-STD-462E. Pintu pada hanggar ini punya kemampuan splash waterproof and weather tight, no storm bars required, reduced infrared emission, thermal insulation, dan electric operation with manual (pneumatic backup). Persisnya pintu hanggar ini dapat dioperasikan optimal dalam kondisi sea state 6. Sistem elektriknya sanggup beroperasi pada rentang suhu 70 sampai -45 derajat celcius.
Seberapa cepat kemampuan pintu ini dalam membuka dan menutup? Di moda elektrik pintu dapat terbuka dan menutup kembali dalam 60 detik. Sementara di moda manual, pintu dapat terbuka dan menutup dalam 60 menit. Pintu hanggar teleskopik produksi Belanda ini secara teknis mampu menahan tekanan angin sebesar 2 Kn/m2. Bila pintu hanggar tertutup penuh, kemampuan ketahanan akan bertambah 10 Kn/m2.
Selain PKR Martadinata Class, kapal perang TNI AL lain yang sudah dilengkapi fasilitas hanggar adalah frigat Van Speijk Class, KRI Nala-363, KRI Multatuli-561, LST KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Ende-517, dan tentunya armada LPD (Landing Platform Dock). (Prapto)
Sumber : http://www.indomiliter.com/mengintip-hanggar-helikopter-di-kri-re-martadinata-331/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb