 |
| Sidak Tenaga Kerja China di Indonesia |
Kaum muda harus mewaspadai perang asimetris yang merupakan metode peperangan gaya baru, perang secara non militer, tetapi memiliki daya hancur tidak kalah hebat bahkan dampaknya lebih dahsyat dari perang militer. Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan era Kabinet Indonesia Bersatu II Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Jum’at (23/9).
“Perang asimetris yang tampak di depan adalah membanjirnya tenaga kerja asing di Indonesia. Hal ini tentu menutup peluang tenaga kerja lokal mencari nafkah,” lanjut Sjafrie dalam penyampaian kuliah umumnya kepada seluruh peserta kuliah umum yang bertajuk “Leadership di Era Globalisasi” di Aula Abdul Latief Hendraningrat, Gedung IDB Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur.
Seperti yang ia sampaikan, perang asimetris diantaranya membelokkan sistem sebuah negara sesuai arah kepentingan kolonialisme atau kapitalisme, melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyat pada suatu negara.
Dalam kesempatan yang baik, Sjafrie yang juga Mantan Pangdam Jaya ini pun menyoroti masalah kepemimpinan di era globalisasi yang serba canggih. “Perlu diingatkan bahwa pemimpin itu harus rela berkorban, bukan malah mengorbankan rakyatnya,” tegas kepada para peserta dalam kuliah umum itu. (Fery Setiawan)
Sumber : http://angkasa.co.id/
