F-16 |
Angkatan Bersenjata Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tempur F-16 dan pesawat tanpa awak (UAV) Israel menyusul serangan terhadap Tentara Suriah di sekitar Provinsi Quneitra, seperti dilaporkan media Suriah, Selasa (13/9).
Berdasarkan Laporan kantor berita SANA Suriah, serangan yang berhubungan dengan komando umum Angkatan Bersenjata Suriah tersebut berlangsung pada pukul 01.00 waktu setempat.
Namun demikian, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) membantah laporan tersebut dan mengatakan pihaknya tak kehilangan pesawat apa pun di Suriah.
Pada Selasa dini hari, Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang posisi artileri Suriah di Dataran Tinggi Golan setelah babak baru penembakan lintas perbatasan dimulai pada akhir pekan lalu, kata IDF mengonfirmasi.
Israel telah menduduki bagian dari Dataran Tinggi Golan selama perang tahun 1967 dan telah memerintah wilayah itu bersama dengan wilayah-wilayah lainnya di Tepi Barat selama hampir setengah abad.
Tentara Suriah Konfirmasi Tembak Pesawat F-16 Israel di Wilayah Quneitra
Pasukan Pertahanan Udara Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tempur dan pesawat tanpa awak (UAV) milik Israel yang melintas di atas sebelah barat daya Provinsi Quneitra. Demikian hal tersebut dikonfirmasi komando Tentara Suriah dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip Sputnik, Selasa (13/9).
"Pertahanan udara kami melepaskan tembakan dan menembak jatuh pesawat tempur dan UAV (Israel) di sebelah barat wilayah permukiman Sasa," kata komando Tentara Suriah.
Pesawat Israel melakukan serangan terhadap posisi Tentara Suriah di Quneitra pada 01.00 waktu setempat, kata Kepala Departemen Informasi Tentara Suriah Arab Jenderal Samir Suleiman kepada Sputnik.
"Pasukan Pertahanan Udara Suriah merespons dan menembak jatuh sebuah jet tempur F-16 di sebelah barat daya Quneitra, serta sebuah pesawat tanpa awak milik Israel yang terbang di atas pinggiran kota Damaskus, Sasa," katanya.
Sang jenderal menambahkan bahwa pasukan udara Israel telah menyerang posisi militer Suriah sebagai bentuk dukungan negara itu terhadap kelompok-kelompok teroris bersenjata yang menderita kerugian besar selama pertempuran terakhir mereka dengan pasukan pemerintah.
"Musuh-musuh memberikan dukungan moral dan logistik terhadap kelompok teroris. Mereka membuka rumah sakit dan pusat medis Israel untuk para teroris yang terluka setelah Tentara Suriah melakukan operasi terhadap para gerilyawan di Quneitra," kata Suleiman kepada Sputnik. "Para teroris terus menerima dukungan militer dari Angkatan Bersenjata Israel melalui tembakan artileri dan serangan udara terhadap posisi-posisi militer Suriah."
Sebelumnya dalam sebuah keterangan yang dipublikasikan media pemerintah, Angkatan Bersenjata Suriah mengatakan bahwa pesawat tempur dan UAV Israel yang ditembak jatuh di sebelah barat daya Provinsi Quneitra adalah respons atas serangan lintas perbatasan. Media Israel melaporkan bahwa itu adalah serangan keempat dalam dua minggu.
Namun demikian, Angkatan Udara Israel mengaku tidak mengalami kerugian apa pun selama operasi dini hari di Suriah sekalipun pesaway mereka diserang oleh rudal permukaan-ke-udara, kata seorang pejabat Angkatan Bersenjata Israel (IDF) pada Selasa.
"Tadi malam, dua buah rudal permukaan-ke-udara diluncurkan dari Suriah setelah pesawat kami menyerang posisi artileri Suriah. Insiden tersebut tak mengancam keselamatan pesawat Angkatan Udara Israel," kata Mayor Arye Shalicar kepada RIA Novosti.
Angkatan Udara Israel (IAF) menyerang posisi artileri Suriah di Dataran Tinggi Golan pada Selasa dini hari setelah dimulainya babak baru penembakan lintas perbatasan pada akhir pekan lalu, kata IDF mengonfirmasi.
Israel telah menduduki bagian dari Dataran Tinggi Golan selama perang tahun 1967 dan telah memerintah wilayah itu bersama dengan wilayah-wilayah lainnya di Tepi Barat selama hampir setengah abad.
Sumber : https://sputniknews.com/middleeast/20160913/1045247278/syria-army-israel-downing.html