China Kekuatan Baru Luar Angkasa - Radar Militer

21 Oktober 2016

China Kekuatan Baru Luar Angkasa

China Kekuatan Baru Luar Angkasa
China Kekuatan Baru Luar Angkasa
Dua astronot China berhasil mendarat di stasiun ruang angkasa Taingong 2 yang mengapung setinggi 393 kilometer dari permukaan bumi pada pukul 19.24 GMT kemarin.
Jing Haipeng, 49, dan Chen Dong, 37, rencananya akan tinggal di laboratorium bermassa 8.600 kilogram tersebut, selama 30 hari untuk melakukan serangkaian eksperimen. Pendaratan Jing dan Chen merupakan bagian dari ambisi China untuk memuluskan pembuatan stasiun ruang angkasa Tangong 3 pada 2022 dan stasiun lainnya yang superbesar.
Selain Taingong 2, China juga memiliki Taingong 1 yang diluncurkan pada 2011 lalu. Presiden China Xi Jinping mengungkapkan rasa bangganya dengan capaian tersebut. Pasalnya, ambisinya untuk menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai kekuatan baru ruang angkasa semakin dekat.
Selama ini kekuatan luar angkasa didominasi Amerika Serikat dan Rusia. “Saya berharap rakyat China akan mengambil langkah lebih besar dan berkontribusi membangunChinamenjadikekuatan ruang angkasa,” kata Jinping, dikutip Xinhua. Jing dan Chen juga akan menjadi astronot terlama China yang tinggal di ruang angkasa.
Mereka meluncur ke Taingong 2 dengan menggunakan pesawat ulang-alik Shenzhou-11 yang dilontarkan roket pengangkut Long March-2F Y11. Mereka berangkat dari Pusat Pelontar Satellite Jiuquan di Padang Gobi pada Senin (17/10) pukul 07.30 waktu Beijing. Seperti ditayangkan televisi pemerintah China CCTV, saat mendarat Jing dan Chen menguatkan sabuk pengaman.
Komputer pemandu yang ada di dalam Shenzhou- 11 secara otomatis menyetir kapsul itu menuju pelabuhan Tiangong 2 mengikuti sinyal dari sederetan sensor kontak yang terpasang di tepi depan stasiun ruang angkasa itu. Berlatarkan interior Shenzhou- 11, Jing dan Chen tampak mengenakan pakaian ruang angkasa.
Ketika Shenzhou-11 melakukan kontak, cincin dermaga mengunci kedua teknologi ruang angkasa itu secara kuat. Pengawas di bumi memastikan tekanan di dalam kedua pesawat seimbang sebelum memberikan lampu hijau kepada Jing dan Chen. Jing dan Chen kemudian mengganti pakaian putih ruang angkasa dengan pakaian lompat berwarna biru.
Jing terlebih dahulu membuka pintu Shenzhou-11 dan memasuki kabin Tiangong 2 pada pukul 22.32 GMT. Dia melambaikan tangan ke hadapan kamera sebelum Chen menyusul memasuki stasiun yang diluncurkan 15 September itu. Dengan bersatunya Shenzhou- 11 dan Tiangong 2, benda tersebut kini membentuk stasiun mini ruang angkasa yang memiliki panjang lebih dari 18 meter dan berdiameter 4 meter.
Laboratorium ruang angkasa itu dilengkapi peralatan medis, bekal makanan dan minuman, ruang kendali, dan sejumlah peralatan berfitur teknologi canggih. Shenzhou-11 untuk pertama kali hanya membawa dua astronot ke ruang angkasa. Namun, dengan tim yang lebih ramping, mereka bisa tinggal lebih lama. Jika berhasil bertahan selama sebulan, Jing dan Chen akan memecahkan rekor sebagai awak terlama yang pernah tinggal di ruang angkasa.
Catatan rekor sebelumnya hanya 15 hari. Pengiriman Jing dan Chen merupakan misi ruang angkasa berawakkeenamChina. Mereka menjadi orang pertama yang mendarat di Tiangong 2. Astronot China sebelumnya mendarat di Tiangong 1 yang memiliki ukuran sama dengan Tiangon2.
Mereka akan melakukan eksperimen dan pengulangan prosedur secara berkala. Jing merupakan seorang pilot pesawat fighter yang pernah pergi ke ruang angkasa menggunakan Shenzhou-7 dan Shenzhou-9 pada 2008 dan 2012. Dia berpeluang menjadi astronot China yang paling berpengalaman dan membuat astronot pertama China yang pergi menuju orbit pada Oktober 2003, Yang Liwei, patut bangga padanya.
Rekan Jing, Chen, juga merupakan seorang pilot dari Angkatan Udara (AU) China. Namun, ini merupakan kali pertama dia ke ruang angkasa. “Bagi saya, Jing sudah seperti kakak kandung. Dia membantu saya menyiapkan segalanya sebelum melakukan perjalanan nanti (17/10),” ujar Chen kepada awak media sebelum berangkat.
KantorTeknikRuangAngkasa Berawak China Wu Ping, mengatakan bahwa para astronot akan melakukan eksperimen medis, ilmu ruang angkasa, persiapan orbital, dan aktivitas di luar jangkauan. Para ahli akan mengawasi bagaimana respons tubuh Jing dan Chen terhadap mikrogravitasi selama sebulan di area orbit.
Sejauh ini, stasiun ruang angkasa yang masih beroperasi selain Tiangong 1 dan 2 ialah Stasiun Ruang Angkasa Internasional milik AS, Rusia, Jepang, dan Kanada yang dibangun 20 November 1998. Stasiun yang berada di orbit sekitar 6.542 hari itu pernah dikunjungi pesawat ulang-alik berawak sebanyak 88 kali dan tak berawak 94 kali.
Rusia kabarnya akan membangun stasiun ruang angkasa Orbital Piloted Assembly and Experiment Complex secepatnya pada 2024. Saat masih menjadi Uni Soviet, orang-orang Rusia berhasil membangun 10 stasiun ruang angkasa mulai dari Salyut 1 pada 19 April 1971 hingga Mir (bersama Amerika Serikat) pada 19 Februari 1986.
Sumber : http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=1&date=2016-10-20

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb