Helikopter NH90 |
Memasuki dekade 1980-an, lima negara anggota NATO di Eropa yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda, serempak berencana untuk menyudahi operasi heli angkut kelas menengah mereka. Beberapa heli itu antara lain Bell UH-1 Huey, Aerospatiale Puma, Westland Lynx, dan Sikorsky Sea King.
Tahun 1985, menteri pertahanan lima negara ini meneken nota kesepahaman untuk bersama-sama membangun sebuah platform helikopter yang bakal beroperasi di abad 21. Namun, dua tahun kemudian Inggris memutuskan untuk keluar dari konsorsium ini.
Keempat negara ini menyertakan saham mereka. AgustaWestland Italia memegang 32% saham, Airbus Helikopter Prancis dan Airbus Helikopter Jerman memegang 31,25% saham, dan Fokker Aviation memegang 5,5% saham. Keempat pabrikan ini kemudian mendirikan NATO Helicopter Industries (NHIndustries). Tahun 2004, Portugal menyertakan sahamnya 1,5 persen. Walau nota kesepahaman sudah diteken sejak 1985, namun cetak birunya sendiri baru mulai dibuat tahun 1992.
Sejak awal, NH90 telah didesain untuk lahir dalam dua versi berbeda. Versi paling utama adalah sebagai heli angkut taktis, sedangkan versi terakhir ditujukan untuk Angkatan Laut NATO yang beroperasi dari atas kapal fregat, NATO Frigate Helicopter (NFH).
Airbus Helicopters Prancis mendapat bagian membuat mesin, baling-baling, sistem kelistrikan, flight control, dan sistem avionik utama. Airbus Helicopters Jerman sebagai pemegang saham yang sama besarnya dengan Airbus Perancis, mendapat bagian fuselage bagian depan dan tengah, tangki bahan bakar, sistem komunikasi dan avionik.
AgustaWestland sebagai pemegang saham terbesar berhak membuat fuselage bagian belakang, gearbox utama, sistem hidrolik, automatic flight control beserta plant management system, mesin utama, dan sistem misi untuk versi NFH. Sedangkan Fokker sebagai pemegang saham paling buncit mendapat bagian struktur buntut, pintu, sponsons, roda pendarat, dan intermediate gearbox.
Awalnya, NHI memusatkan perakitan NH90 di tiga tempat, Marignane di Perancis, Tessera di Italia, dan Donauworth di Jerman. Tapi secara tiba-tiba NHI memberikan lisensi kepada Finlandia dan Australia untuk merakit helikopter. Finlandia ditunjuk untuk menangani pesanan negara-negara di kawasan Nordik, sedangkan Australia diproyeksikan untuk menangani pesanan lokal, plus Selandia baru.
Banyak order banyak masalah
Walau semua negara yang tergabung dalam konsorsium ini di atas kertas sudah pasti akan memesan NH90, nyatanya kelima negara tersebut tidak serta-merta melakukan order. Baru di awal tahun 2000-an Jerman masuk ke dalam daftar pemesan NH90 pertama.
Pesanan Jerman mengundang Belanda untuk masuk ke dalam daftar pemesan juga. Bedanya, Belanda menjadi negara pertama yang menggunakan NH90 versi NFH untuk di-deploy dari kapal fregat. Belanda memesan 20 unit NH90 NFH, 12 unit untuk AL, dan delapan unit lainnya untuk AU.
Begitu purwarupa ketiga NH90 dinyatakan berhasil menjalani uji terbang dan uji operasi, Italia langsung menandatangani kontrak untuk 60 unit. Itu cuma untuk AD dalam versi angkut taktis, atau biasa disebut Tactical Transport Helicopter (TTH). Bersamaan dengan pesanan itu, pemerintah Italia juga sepakat mengoperasikan NH90 versi NFH untuk AL sebanyak 46 unit.
Tidak cuma negara NATO Nyatanya, negara di luar NATO juga kepincut lantaran kemampuan helikopter NH90 yang digadang-gadang setara Puma atau UH-60 Blackhawk namun dengan harga lebih murah. Tak ayal Swedia, Yunani, Oman hingga Mesir berbondong-bondong memborong NH90.
Swedia tercatat sebagai negara yang menggunakan NH90 dengan varian paling banyak. Swedia menginginkan18 unit helicopter NH90 berkemampuan standar TTH, 13 unit ditambahi fasilitas untuk kebutuhan SAR, dan lima unit NH90 NFH untuk kebutuhan antikapal selam. Inilah salah satu keunggulan NH90 yang sejak awal didengung-dengungkan pihak pabrikan. Masing-masing pemesan bisa customized pesanannya agar benar-benar sesuai kebutuhan mereka.
Tahun 2004, Sultan Oman mengunjungi salah satu lini produksi NHI dan langsung melakukan pemesanan sebanyak 20 NH90 TTS. Mesir, salah satu negara Timur Tengah lainnya yang AL-nya sudah diperkuat fregat baru kelas Tahya Misr dan korvet kelas Gowind, juga melirik helikopter yang mampu mendukung operasional kedua kapal itu. Pemerintahnya akhirnya memilih helicopter NH90 NFH sebanyak lima unit untuk beroperasi di dua jenis kapal itu.
Setelah kebanjiran pesanan, tercatat sejak tahun 2010 NHI juga mulai kebanjiran komplain dari pengguna. Jerman sebagai pengguna NH90 terbanyak mulai mengeluhkan masalah kualitas ramp door yang menurut pihak AD sangat ringkih.
“Personel dengan senjata lengkap tidak bisa turun lewat ramp door, kalau dipaksakan ramp door bisa patah,” ujar salah satu pejabat AD Jerman. Kemampuan mendaratnya juga dianggap sangat terbatas karena dari hasil latihan, NH90 hanya stabil saat mendarat di landasan datar. Begitu menghantam landasan dengan obstacle lebih dari 16 sentimeter, heli akan bergoyang hebat dan sangat riskan bagi penumpang maupun penerbang.
Di tahun 2014, saat Jerman menggelar latihan bersama dengan Uzbekistan, mesin di salah satu unit NH90 meledak di tengah latihan. Dari situ Dewan Keamanan Penerbangan Jerman terpaksa memerintahkan seluruh NH90 grounded.
Lantaran insiden itu, pemerintah Jerman mengurangi pesanannya, dari 202 unit menjadi 139 unit. Setelah Jerman, muncul lagi komplain dari AL Belanda yang mengaku sangat khawatir dengan kualitas metal heli. Sebab, hanya beberapa bulan setelah digunakan di kapal perang, pihak AL sudah menemukan karat di helikopter NH90.
Fly-by-wire pertama
Pihak NHI sejak awal memiliki harapan yang tinggi terhadap heli ini. Pengembangan selama 10 tahun lebih dan pengujian selama lima tahun dilalui untuk melahirkan NH90 sebagai heli angkut alternatif. Lahir sebagai heli pertama yang menggunakan sistem kendali fly-by-wire secara penuh, tak heran jika NH90 menjadi incaran negara di luar anggota NATO.
Versi NFH yang sejatinya dioperaskan dari atas fregat didesain untuk menjadi autonomous anti-submarine warfare (ASW) dan anti-surface unit warfare (ASuW). NFH juga memiliki peran tambahan sebagai pendukung perang udara, vertical replenishment (VERTREP) dan sebagai SAR. Pabrikan mulai 2013 juga menawarkan peran lain di versi NFH ini, yaitu sebagai combat heli yang dilepas dengan harga 43,3 juta Euro.
Helikopter NH90 Versi yang paling laris di pasaran, versi angkut taktis, sejatinya didesain untuk bisa dijejali oleh 20 orang atau lebih dari 2.500 kilogram barang. Komposisi kabinnya didesain sangat ergonomis agar mampu diubah dengan cepat untuk keperluan evakuasi medis. Selain mengirim dukungan logistik dan personel bagi pasukan, versi TTH ini juga mampu menjalankan peperangan elektronika, operasi khusus, mengangkut pasukan lintas udara, hingga transpor VIP. (Remigius Septian)
Spesifikasi Umum Helikopter NH90
- Kru: 2
- Kapasitas: 20 personel, atau 12 tandu, atau 4.200 kg external slung load
- Panjang: 16,13 m
- Rotor diameter: 16,30 m
- Tinggi: 5,23 m
- Berat kosong: 6.400 kg
- Berat maksimal lepas landas: 10.600 kg
- Powerplant: 2 × Rolls-Royce Turbomeca RTM322-01/9 turboshaft, atau 2 × General Electric T700-T6E turboshaft
Performance
- Maximum speed: 300 km per jam
- Jarak maksimum: 800 km
- Ketinggian maksimal: 6.000 m (20,000 ft)
Persenjataan
- Rudal antikapal selam, rudal udara-ke-darat, dan 2 door gun
Sumber : http://angkasa.co.id/