Negosiasi Perjanjian Informasi Militer antara Korsel dan Jepang Akan dibuka kembali - Radar Militer

28 Oktober 2016

Negosiasi Perjanjian Informasi Militer antara Korsel dan Jepang Akan dibuka kembali

Perjanjian Informasi Militer antara Korsel dan Jepang
Perjanjian Informasi Militer antara Korsel dan Jepang

Pemerintah Seoul memutuskan akan membuka kembali pembicaraan dengan Jepang untuk mendatangani Penandatangan Perjanjian Perlindungan Komprehensif Informasi Militer (GSOMIA) sebagai bagian dari tanggapan atas maraknya ancaman rudal Korea Utara.

Perjanjian itu sempat pernah hampir ditandatangani pada tahun 2012, tapi penandatanganan mengalami kegagalan karena munculnya perseteruan atas pembicaraa tertutup. Posisi Tokyo yang tidak berniat mengubah atas masalah sejarah masa silam juga berpengaruh pada tertundanya. Pemerintah rencananya akan mengadakan perundingan tingkat kerja dengan pihak Jepang secepat mungkin.
Perjanjian Perlindungan Komprehensif Informasi Militer antara Korea Selatan dan Jepang terfokus pada berbagi informasi militer kedua negara. Untuk itu perjanjian menentukan cara pemberian informasi militer masing-masing, dan juga tindakan untuk mencegah kebocoran informasi. Tujuan utama mengarah pada tanggapan yang efektif terhadap ancaman keamanan, seperti rudal dan nuklir Korea Utara. Dalam hal infomrasi atas Korea Utara, Korea Selatan memiliki keunggulan dalam informasi Humint (human intelligence) melalui jaringan kemanusiaan, sebaliknya Jepang tertunggul dalam informasi mekanik, seperti penyadapan komunikasi.
Saat ini pula, berbagi informasi antara Korea Selatan dan Jepang terjadi didalam sistem kerja sama antara Korea Selatan, Jepang dan AS. Berdasarkan perjanjian trilateral itu, informasi harus dibagi melewati AS, maka pertukaran informasi waktu tepat antara Seoul dan Tokyo mengalami keterbatasan ketika terjadinya situasi darurat.
Pembicaraan perjanjian itu diharapkan akan berjalan secara cepat sebisa mungkin ditandatangai dalam tahun ini. Namun demikian ada kemungkinan munculnya tantangan dan kritik karena situasi tidak jauh berbeda dengan tahun 2012 yang harus tertunda perjanjian itu. Meskipun ancaman nuklir dan rudal Korea Utara sangat meningkat, namun posisi Jepang tidak mengalami perubahaan dalam masalah sejarah masa silam.
Sumber : http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_newsthema_detail.htm?No=10061937

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb