![]() |
China-Rusia Segera Gelar Latihan Militer |
Pemerintah China dan Rusia dilaporkan akan mengadakan latihan bersama kedua antimisil pada tahun depan. Menurut media China, latihan itu digelar setelah Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk terus menyebar sistem antimisil THAAD di Korsel.
Militer China dan Rusia mengadakan latihan militer pertama mereka pada bulan Mei ketika Washington dan Seoul tengah mendiskusikan pemasangan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk menjaga ancaman dari Korea Utara (Korut).
THAAD saat ini akan ditempatkan di lapangan golf Korsel. Tindakan ini lantas membuat Moskow dan Beijing khawatir. Mereka takut dengan sistem radar yang dapat membahayakan sistem keamanan mereka. Apalagi, penempatan THAAD dianggap tidak menurunkan tensi dengan Korut.
"Pengembangan buta AS terhadap sistem antimisil yang melebihi permintaan dan pencarian serta mencapai superioritas militer sepihak dapat merusak keseimbangan strategis global, ujar Mayor Jenderal Cai Jun, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (11/10/2016).
"China dan Rusia sedang melakukan komunikasi yang erat untuk menggelar latihan militer tahun depan," kata wakil kepala biro peperangan Departemen Staf Komisi Militer Pusat, Cai. Bahkan, menurut Cai, penyebaran THAAD dapat menyebabkan perlombaan senjata.
Latihan militer tahun ini akan diadakan di sebuah pusat penelitian militer Rusia dan bertujuan untuk membantu militer kedua negara membiasakan diri dengan struktur komando masing-masing dan proses transmisi data.
AS : THAAD Hanya Untuk Merespons Ancaman Misil dan Nuklir Korut
AS menyatakan akan menempatkan Baterai Pertahanan Area Terminal Jangkauan Tinggi (THAAD) dalam waktu dekat untuk merespons ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Pernyataan ini dikeluarkan untuk menanggapi protes warga Korea Selatan di petisi internet Gedung Putih AS terkait penempatan sistem pertahanan anti rudal balistik itu.
Menurut jawaban dari tim petisi internet 'We the People' yang dikelola Gedung Putih AS, THAAD dikonsentrasikan untuk merespons ancaman misil dan nuklir Korea Utara, selain bermanfaat untuk memperbaiki sistem perlindungan misil bersama antara Korea Selatan dan AS dalam menghadapi rudal balistik jarak pendek dan menengah Korea Utara.
Ditambahkan, keputusan penempatan THAAD pada bulan Juli lalu diambil sebagai langkah perlindungan, karena Korea Utara menolak hadir dalam negosiasi denuklirisasi, dan provokasi beruntun mereka.
Dikatakan, tujuan penempatan THAAD adalah untuk melindungi masyarakat Korea Selatan dan pasukan AS di Korea Selatan dengan lebih aman dari ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Selain itu, dukungan penuh Washington terhadap Seoul saat diperlukan adalah inti utama dalam hubungan aliansi kedua negara.
Tim We the People menegaskan, dua kali uji coba nuklir dan beberapa peluncuran rudal balistik Korea Utara pada tahun ini, melanggar resolusi DK PBB, serta mengkritik tindakan itu sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di wilayah Asia Pasifik. Petiisi internet untuk memprotes penempatan THAAD di Semenanjung Korea terdaftar pada tgl.15 Juli lalu.
Menurut mereka, penempatan THAAD adalah langkah untuk mencegah peluncuran rudal balistik Korea Utara dan meningkatkan keamanan. Namun, di wilayah yang telah dilengkapi senjata pemusnah massal, kehadiran THAAD mengakibatkan persaingan persenjataan militer dari Korea Utara, Cina dan Rusia, sehingga dapat meningkatkan ketegangan militer.
Jumlah orang yang memberi tanda tangan dalam petisi intenet itu sampai tgl.10 Oktober, mencapai 103.355 orang. Gedung Putih harus memberi jawaban resmi dalam waktu 60 hari atas petisi yang ditandatangani oleh lebih 100 ribu orang dalam waktu 30 hari setelah petisi pertama didaftarkan.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/10/11/18/1512127/senjata-antimisil-thaad-disebar-china-rusia-segera-gelar-latihan-militer
Militer China dan Rusia mengadakan latihan militer pertama mereka pada bulan Mei ketika Washington dan Seoul tengah mendiskusikan pemasangan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk menjaga ancaman dari Korea Utara (Korut).
THAAD saat ini akan ditempatkan di lapangan golf Korsel. Tindakan ini lantas membuat Moskow dan Beijing khawatir. Mereka takut dengan sistem radar yang dapat membahayakan sistem keamanan mereka. Apalagi, penempatan THAAD dianggap tidak menurunkan tensi dengan Korut.
"Pengembangan buta AS terhadap sistem antimisil yang melebihi permintaan dan pencarian serta mencapai superioritas militer sepihak dapat merusak keseimbangan strategis global, ujar Mayor Jenderal Cai Jun, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (11/10/2016).
"China dan Rusia sedang melakukan komunikasi yang erat untuk menggelar latihan militer tahun depan," kata wakil kepala biro peperangan Departemen Staf Komisi Militer Pusat, Cai. Bahkan, menurut Cai, penyebaran THAAD dapat menyebabkan perlombaan senjata.
Latihan militer tahun ini akan diadakan di sebuah pusat penelitian militer Rusia dan bertujuan untuk membantu militer kedua negara membiasakan diri dengan struktur komando masing-masing dan proses transmisi data.
AS : THAAD Hanya Untuk Merespons Ancaman Misil dan Nuklir Korut
AS menyatakan akan menempatkan Baterai Pertahanan Area Terminal Jangkauan Tinggi (THAAD) dalam waktu dekat untuk merespons ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Pernyataan ini dikeluarkan untuk menanggapi protes warga Korea Selatan di petisi internet Gedung Putih AS terkait penempatan sistem pertahanan anti rudal balistik itu.
Menurut jawaban dari tim petisi internet 'We the People' yang dikelola Gedung Putih AS, THAAD dikonsentrasikan untuk merespons ancaman misil dan nuklir Korea Utara, selain bermanfaat untuk memperbaiki sistem perlindungan misil bersama antara Korea Selatan dan AS dalam menghadapi rudal balistik jarak pendek dan menengah Korea Utara.
Ditambahkan, keputusan penempatan THAAD pada bulan Juli lalu diambil sebagai langkah perlindungan, karena Korea Utara menolak hadir dalam negosiasi denuklirisasi, dan provokasi beruntun mereka.
Dikatakan, tujuan penempatan THAAD adalah untuk melindungi masyarakat Korea Selatan dan pasukan AS di Korea Selatan dengan lebih aman dari ancaman misil dan nuklir Korea Utara. Selain itu, dukungan penuh Washington terhadap Seoul saat diperlukan adalah inti utama dalam hubungan aliansi kedua negara.
Tim We the People menegaskan, dua kali uji coba nuklir dan beberapa peluncuran rudal balistik Korea Utara pada tahun ini, melanggar resolusi DK PBB, serta mengkritik tindakan itu sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di wilayah Asia Pasifik. Petiisi internet untuk memprotes penempatan THAAD di Semenanjung Korea terdaftar pada tgl.15 Juli lalu.
Menurut mereka, penempatan THAAD adalah langkah untuk mencegah peluncuran rudal balistik Korea Utara dan meningkatkan keamanan. Namun, di wilayah yang telah dilengkapi senjata pemusnah massal, kehadiran THAAD mengakibatkan persaingan persenjataan militer dari Korea Utara, Cina dan Rusia, sehingga dapat meningkatkan ketegangan militer.
Jumlah orang yang memberi tanda tangan dalam petisi intenet itu sampai tgl.10 Oktober, mencapai 103.355 orang. Gedung Putih harus memberi jawaban resmi dalam waktu 60 hari atas petisi yang ditandatangani oleh lebih 100 ribu orang dalam waktu 30 hari setelah petisi pertama didaftarkan.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/10/11/18/1512127/senjata-antimisil-thaad-disebar-china-rusia-segera-gelar-latihan-militer