Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che Guevara - Radar Militer

27 November 2016

Mengenang Hubungan Mendiang Fidel Castro dan Che Guevara

Fidel Castro dan Che Guevara
Fidel Castro dan Che Guevara

Salah satu pimpinan revolusi Kuba, Fidel Casto, telah mangkat di usianya yang ke-90, Sabtu (26/11). Sepanjang hidupnya, pria yang lahir pada 2 Desember 1976 itu dikenal sebagai seorang nasionalis yang memulai revolusi Kuba pada 1950-an.

"Saya memulai revolusi dengan 82 orang. Jika saya harus melakukannya lagi, saya akan melakukannya bersama 10 atau 15 orang dan dengan keyakinan penuh. Tak masalah seberapa kecil Anda, jika Anda memiliki keyakinan dan juga rencana," demikian salah satu kutipan Castro yang terkenal. Ucapan itu diutarakannya pada 1959.
Salah satu kiprah awal Fidel Castro dalam revolusi Kuba adalah saat jebolan fakulatas hukum Universitas Havana tersebut melakulan serangan ke barak Moncada pada 1953 silam untuk menggulingkan Presiden Fulgencio Batista. Serangan menggulingkan pemimpin diktator itu gagal, dan Fidel bersama 25 orang dipenjara selama setahun. Setelah itu ia dan beberapa kawannya melakukan ekspedisi ke Meksiko.
Di negara yang berbatasan dengan Amerika Serikat tersebut, Fidel Castro mengenal Ernesto Guevara de la Serna. Guevara yang memiliki nama pendek Che tersebut bersahabat dekat dengan saudara Fidel, Raul.
Fidel, Raul, dan Che didekatkan pandangan yang sama yakni pemikiran sosialis yang dipengaruhi Marxisme-Leninisme.
Che yang berkebangsaan Argentina adalah seorang mahasiswa kedokteran yang melakukan ekspedisi menggunakan sepeda motor bersama sahabatnya, Alberto Granado dari Buneos Aires, Argentina, mengarungi kawasan Amerika Latin pada 1950. Ia bermotor menyusuri Argentina, Chile, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Panama, Miami, dan terakhir Florida.
Dalam perjalanannya tersebut itulah Che menemukan pencerahan untuk membebaskan penderitaan masyarakat Amerika Latin. Usai merampungkan pendidikannya pada 1953, Che kembali berpetualang. Kali itu ia berangkat ke Guatemala dan melihat revolusi agraria Presiden Jacobo Arbenz. Hampir setahun dari pertemuan tersebut, Arbenz dikudeta kelompok sayap kanan dengan dukungan badan intelijen Amerika Serikat (CIA).
Dari Guatemala, Che berjalan ke Meksiko. Di sanalah dia bertemu Castro bersaudara.
Setelah pertemuannya dengan Raul dan Fidel, Che pun bergabung dalam kelompok Gerakan 26 Juli yang digagas Fidel dan kembali ke Kuba untuk melakukan Revolusi. Tujuannya satu yakni menggulingkan kepemimpinan diktator Batista di Kuba.
Fidel bersama Raul dan Che yang membawa serta 82 kombatan lalu kembali melakukan strategi perang gerilya di Kuba, dan berjaya pada 1959. Batista berhasil dilempar dari kekuasaan, dan Fidel Castro menjadi pemimpin Kuba serta mengubah negara itu bersistem sosialis dengan satu partai.
Bagaimana dengan Che? Seperti dilansir Telegraph, Che yang di Buenos Aires menghabiskan masa pendidikannya menjadi seorang dokter itu didaulat Fidel menjadi Menteri Industri dan Pemimpin Bank Sentral.
Jiwa revolusi Che rupanya masih lekat melihat ketidakadilan akibat sistem kapitalisme di negara lain. Pada 1965 ia bersama dengan sekitar 100 kombatan kemudian pergi ke Afrika untuk membantu revolusi di Kongo. Setelah sempat kembali diam-diam ke Kuba, Che melanjutkan perjalanannya ke Bolivia.
Di sana ia membantu revolusi dalam operasi Militer Pembebasan Nasionalis Bolivia (ELN). Bersamanya disebut pula ikut 50 kombatan Kuba. Namun, kiprah Che di Bolivia berakhir ketika ia ditangkap militer Bolivia dan dieksekusi pada 9 Oktober 1967. Saat itu usianya 39 tahun.
Che boleh mati lebih dulu, namun semangat perjuanganya terus hidup dan menginspirasi. Bahkan, wajah Che yang berjanggut seraya mengenakan baret itu ramai menjadi simbol perjuangan kelompok revolusioner -- bahkan disablon di kaos-kaos anak muda di seluruh dunia.
Sementara bagi Fidel, seperti diutarakan Dr Aleida Guevara--putri tertua Che dari istrinya yang kedua, Aleida March-- sang Comandante itu belumlah wafat.
"Fidel mengatakan kepada saya dia sering bermimpi sedang bersama dengan Che, Dia [Fidel Castro] bermimpi bersama dia [Che] dan di dalam mimpinya dia melihat Che tetap seperti dulu," kata Aleida seperti dikutip dari Mail Online yang melakukan wawancara ekslusif pada 2014 silam.
"Terkadang ketika dia berbicara tentang ayah saya, saya hanya tersenyum karena Fidel tidak membicarakan tentang ayah saya dalam kalimat masa kini....dia [Fidel Castro] merasakannya. Papi masih bersama kami."
Sepanjang hidupnya, Guevara adalah seorang yang kerap menumpahkan pikirannya dalam catatan harian. Itu pula lah yang kemudian menjadi buku The Motorcycles Diaries yang merekam ekspedisinya bersama Alberto Granado.
Namun, dalam catatan harian tulisan tangan yang diterjemahkan Che Guevara Studies Centre, pada 2011 silam terungkap salah satu kaitan hubungannya dengan Fidel Castro.
Catatan harian itu berkisah tentang perjalanan Che yang melibatkannya dalam revolusi Kuba pimpinan Fidel hingga menjelang ujung usianya di Bolivia.
Dalam salah satu catatannya, seperti dikutip dari Fox News Latino, Che beberapa kali menulis, 'Tak ada kontak dengan Manila.' Manila adalah nama panggilan Che terhadap Fidel Castro.
Pada April 2015 silam di pameran buku internasional Buenos Aires, seorang jurnalis asal Kuba, Alberto Mueller, mengatakan sebelum Che tertangkap pasukan Bolivia, sudah ada unit kombatan di Havana yang siap bergerilya untuk menyelamatkan Che.
"Namun Fidel tak pernah memberikan wewenang [izin] atas misi tersebut. Membiarkan pemimpin gerilya [Che] menemui takdirnya. Tewas karena eksekusi mati pada 9 Oktober 1967 di La Higuera, Bolivia," kata Mueller yang menulis buku 'Che Guevara. Valvo mas vivo que muerto.' atau 'Che Guevara: Lebih bernilai hidup dibandingkan mati'.
Namun, terlepas dari teori konspirasi yang muncul, Fidel Castro pernah berjibaku bersama Ernesto 'Che' Guevara untuk melakukan revolusi Kuba. Dan, kini Fidel Castro pun menyusul pria yang pernah ia senangi pemikirannya tersebut. (vws)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20161126142710-134-175500/mengenang-hubungan-mendiang-fidel-castro-dan-che-guevara/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb