Helikopter AS565 MBe Panther |
Selasa lalu (22/11/2016) berlokasi di markas Airbus Helicopters, Marignane, kota di bagian selatan Perancis, berlangsung upacara penyerahan tiga unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) AS565 MBe Panther pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk memperkuat Skadron 100 Puspenerbal TNI AL. Kabar ini menjadi angin segar setelah publik cukup lama menanti kabar penyelesaian armada helikopter AKS yang akan memperkuat Sistem senjata Armada Terpadu pada kapal perang TNI AL.
Secara keseluruhan ada 11 helikopter AS565 MBe Panther yang akan tiba di Indonesia, dan tiga unit yang diserahkan saat ini adalah gelombang pertama. Kilas balik, kontrak pengadaan helikopter AKS AS565 MBe Panther resmi ditandatangani pada akhir tahun 2014, bertepatan dengan momen Indo Defence 2014. Sebagai pihak penerima ToT (Transfer of Technology) dari Airbus Helicopters adalah BUMN PT Dirgantara Indonesia (PT DI)
Peran PT DI dalam proyek ini tidak sebatas merakit ulang helikopter Panther setibanya di Indonesia, lebih jauh PT DI mengambil peran besar dalam penentuan desain sistem anti-submarine warfare (ASW) suite. Untuk menjalankan peran sebagai helikopter AKS, AS565 MBe Panther TNI AL akan dipasang perangkat integrasi yang mencakup L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sementara untuk misi menghancurkan kapal selam, dalam kesepakatan Panther TNI AL juga akan dipasang sistem peluncur torpedo, sistem peluncur ini disiapkan untuk menghantarkan jenis torpedo Raytheon MK46 atau Whitehead A244/S. Kedua torpedo tersebut kebetulan sudah sejak lama dimiliki TNI AL.
Sebelumnya pada Maret 2015, PT DI dan Rotorcraft Service Group Inc. (RSG) telah mengadakan kontrak kesepakatan untuk adopsi pengembangan dan sistem integrasi ASW pada armada AS565 MBe Panther pesanan TNI AL. Meski kodrat utama AS565 MBe Panther adalah untuk melibas kapal selam, tapi basis heli ini adalah multirole. Oleh sebab itu, sistem yang di integrasikan RSG bersifat modular, saat sang Panther dibutuhkan untuk misi SAR (Search and Rescue), Medevac (Medical Evacuation), intai maritim, dan eksternal cargo, maka dengan cepat konfigurasi tempur heli dapat diubah ke non combat roles.
Selama ini teknologi HELRAS sudah banyak dipakai dalam platform AKS di negara-negara NATO. Dipping sonar (sonar celup) ini dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pads sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.Khususnya dengan perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.
Meski dalam foto ketiga helikopter Panther sudah menampakkan wujud utuhnya, namun untuk tiba di Indonesia ketiga helikopter akan dikemas dalam paket cargo. Setelah di Indonesia, ketiga helikopter Panther akan dipasangkan sistem sensor dan senjata, dan tentunya dilakukan proses pengecetan. Menurut situs situs naval-technology.com (2/1/2014) dengan judul “The World’s 10 Best Anti Submarine Helicopters,” AS565 MBe Panther masuk diurutan kesepuluh sebagai helikopter AKS tercanggih saat ini.
AS565 Panther mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam. (Haryo Adjie)
Sumber : http://www.indomiliter.com/