Indonesia dan Rusia Masih Dalam 'Pembicaraan Intensif' Mengenai Kesepakatan Pesawat Tempur Su-35 - Radar Militer

03 Desember 2016

Indonesia dan Rusia Masih Dalam 'Pembicaraan Intensif' Mengenai Kesepakatan Pesawat Tempur Su-35

 Pesawat Tempur Su-35
 Pesawat Tempur Su-35

Indonesia dan Rusia sedang mengadakan pembicaraan intensif mengenai pengadaan hingga 10 jet tempur multirole buatan Rusia Su-35S untuk TNI-AU, menurut seorang pejabat senior pemerintah Rusia.
"Terdapat prospek dan pembicaraannya sangat intensif," kata pembantu presiden Rusia yang bertanggung jawab atas kerjasama pertahanan dan teknologi, Vladimir Kozhin, kepada TASS News Agency pada tanggal 1 Desember. Kozhin tidak memberikan detail tambahan mengenai negosiasi kontrak yang sedang berlangsung.
Selama lebih dari satu tahun sekarang, Rusia telah berusaha sangat keras untuk menjual kepada Indonesia pesawat tempur jet
multirole generasi keempat ++, bermesin ganda, yang sangat lincah bermanuver Su-35, (pengkodean NATO: Flanker-E); Namun, Rusia hanya mencapai sedikit keberhasilan sejauh ini meskipun berulangkali disampaikan "bocoran" kepada media bahwa kesepakatan sudah hampir tercapai.
Bulan lalu, kata seorang pejabat pertahanan Indonesia dalam sebuah wawancara telepon dengan Reuters, disebutkabn Indonesia tertarik untuk membeli "sembilan atau sepuluh" jet tempur Su-35S. "Kami masih melakukan negosiasi," tambahnya. "Kami masih tawar-menawar, berapa harga pesawat yang yang dijual tersebut?"
Selain itu, manajer senior eksportir senjata negara Rusia, Rosoboronexport, menegaskan bahwa pembicaraan bilateral masih terus berlangsung. "Pembicaraan Bilateral mengenai pemasokan pesawat tempur multirole Su-35 sedang dilakukan sangat aktif," kata Sergei Goreslavsky pada pameran Indo Defense 2016 pameran tanggal 2 November.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya:
Sebuah komisi kerjasama militer-teknis bersama memulai pembicaraan di akhir November 2015 di Jakarta untuk membahas rincian kontrak, termasuk transfer teknologi. (Hukum Indonesia mengatur bahwa setidaknya 35 persen dari teknologi pesawat ini harus ditransfer ke negara itu sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan.)
Rusia dan Indonesia gagal untuk menandatangani kontrak pada awal 2016. Para analis memperkirakan akan ada penandatanganan kesepakatan pada KTT Rusia-ASEAN Mei 2016 tapi kesepakatan pesawat tempur jet tersebut tidak juga terwujud. (Juga, tidak ada kontrak yang ditandatangani selama kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu ke Moskow pada bulan April, 2016.)
Rincian yang tepat mengenai kesepakatan jet tempur Indonesia-Rusia masih belum diketahui. Misalnya, seperti yang dicatat di
tempat lain, ada juga laporan yang saling bertentangan atas jumlah pesawat yang akan dibeli:
Pertama, Indonesia diperkirakan membeli 16 pesawat tempur baru. Jumlah ini turun menjadi 10 setelah pembicaraan berkembang. Menurut laporan pers, kedua pihak akhirnya menyatakan delapan pesawat, dengan opsi pengadaan dua tambahan Su-35 di masa depan. Kontrak yang tengah dinegosiasikan juga mencakup pelatihan pilot dan transfer pengetahuan melalui program pertukaran militer.
TNI-AU saat ini sedang menjalani upaya modernisasi besar. Pada tahun 2018, TNI-AU akan meresmikan sepuluh tambahan jet F-16 di samping 14 yang saat ini dalam kedinasan. Indonesia juga mengoperasikan pesawat tempur Rusia yang lebih lama termasuk 11 Su-30 dan lima Su-27. Anggaran pertahanan Indonesia telah terus meningkat selama empat tahun terakhir.(Franz-Stefan Gady)
Sumber : http://thediplomat.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb