Senjata Nuklir Pakistan |
Rupa-rupanya bukan hanya di Indonesia saja menjamur situs berita palsu yang mempolarisasi opini masyarakat. Hal yang sama terjadi pula di seluruh dunia, termasuk Pakistan. Parahnya lagi, yang tertipu pun tak tanggung-tanggung, pejabat selevel menteri.
Setelah membaca berita palsu dari situs online abal-abal, sang menteri langsung berucap ancaman melalui akun Twitternya @KhawajaMAsif, dengan bunyi demikian, “Menhan Israel mengancam dengan serangan balasan nuklir jika Pakistan turut serta di Suriah melawan Daesh. Israel lupa bahwa Pakistan pun merupakan negara nuklir.”
Yang jadi perkara adalah berita palsu yang dirilis situs Awdnews dengan tajuk berita, “Menteri Pertahanan Israel: Jika Pakistan mengirim pasukan darat ke Suriah dengan alasan apapun, kami akan menghancurkan negara tersebut dengan serangan nuklir.” Bagi pembaca berita tersebut yang menyimak dengan baik, sudah jelas ada beberapa kesalahan yang dibuat oleh sang penulis berita abal-abal, seperti kesalahan penyebutan nama menteri.
Awdnews masih menyebut nama sang Menhan Israel (yang mengucapkan ancaman terhadap Israel) sebagai Moshe Ya’alon, padahal beliau sudah mengundurkan diri pada 20 Mei 2016 dan digantikan Avigdor Lieberman.
Petunjuk kedua yang semakin menunjukkan bahwa berita Awdnews palsu adalah ketika dalam cuplikan berita tersebut ada kutipan dari Tariq Fatemi, asisten khusus urusan luar negeri Perdana Menteri Pakistan. Dalam kutipan tersebut Fatemi menyatakan bahwa Pakistan ingin mengirimkan pasukan darat ke Suriah karena frustasi yang dirasakan akibat lambannya upaya perang melawan Daesh di Suriah. Sebagai sesama pejabat di dalam kabinet Pakistan, apa sulitnya untuk Menhan Muhammad Asif melakukan konfirmasi kepada sang ‘’sumber” berita dibandingkan langsung mengeluarkan ancaman?
Yang jelas, Israel tidak terpancing dengan provokasi dari Menhan Pakistan tersebut dengan tidak melayani ancaman sang menteri Pakistan dan merespon langsung kepada inti persoalan, dimana akun twitter resmi Kementerian Pertahanan Israel @Israel_MOD menyebutkan bahwa pernyataan yang katanya disebutkan mantan Menhan Israel tersebut sepenuhnya palsu. “Pernyataan yang (katanya) diucapkan oleh Menteri Pertahanan Yaalon….tidak pernah diucapkan.” Yang lebih memalukan lagi, Kementerian Pertahanan Israel juga langsung menyebutkan bahwa laporan yang dijadikan rujukan oleh Menhan Pakistan jelas-jelas seluruhnya palsu.
Insiden berita palsu yang memantik ancaman ini menambah daftar panjang kerusakan yang ditimbulkan oleh berita-berita semacam ini. Bayangkan bila kedua pihak terpancing dan saling lempar arsenal nuklir. Ditengarai bahwa tidak hanya kelompok-kelompok tertentu di masyarakat yang ingin mengail di air keruh dengan menyebarkan berita palsu, tetapi pemerintahan negara asing juga ditengarai melakukan agitasi dan propaganda menggunakan berita palsu atau berita asli yang dibumbui dengan sejumlah unsur kebohongan, dengan tujuan untuk mendiskreditkan kelompok atau pemerintahan negara lainnya.
Di zaman yang serba cepat ini, dengan manusia-manusia yang ingin serba instan, metode disinformasi ini dengan cepat akan menjalar karena pengguna smartphone cenderung klik and share melalui media sosial tanpa menelaah dulu seberapa logis atau benarnya berita yang ia baca. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/