 |
| Rodrigo Duterte |
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menghentikan gencatan senjata dengan pemberontak komunis dan meminta tentara negaranya bersiap untuk kembali berperang.
Pernyataan ini dilontarkan Duterte pada Jumat (3/2), setelah tujuh tentara Filipina dilaporkan tewas di tangan pemberontak komunis, Tentara Rakyat Baru (NPA), meskipun gencatan senjata sudah berjalan selama dua hari.
"Saya kehilangan banyak tentara hanya dalam waktu 48 jam. Saya rasa, gencatan senjata ini tak menghasilkan apa pun. Saya meminta tentara, kembali ke kamp kalian, bersihkan senjata kalian dan bersiap bertempur," ujar Duterte sebagaimana dikutip Reuters.
Ketegangan antara militer Filipina dan NPA ini dipicu oleh beberapa insiden. NPA menuding militer menduduki 500 distrik yang seharusnya berada di bawah kekuasaan mereka.
Meskipun demikian, NPA menyatakan masih ingin melakukan perundingan damai dengan pemerintah. Namun di sisi lain, Duterte menganggap permintaan NPA terlalu berlebihan dan tak dapat dipenuhi, seperti pembebasan para pemimpin komunis.
"Saya sangat sangat meminta maaf. Saya sudah mengusahakan yang terbaik, tapi upaya terbaik saya belum cukup. Tak akan ada perdamaian dengan Partai Komunis. Mari lanjutkan perang," ucap Duterte.
Gencatan senjata yang seharusnya berakhir pada 10 Februari mendatang ini pun terpaksa dibatalkan lebih cepat.
"Dengan sedih hati, saya melaporkan kepada kalian bahwa tak akan ada perdamaian dengan komunis di generasi selanjutnya," katanya. (has)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170203165830-106-191190/duterte-minta-tentara-siap-perang-dengan-pemberontak-komunis/
Pernyataan ini dilontarkan Duterte pada Jumat (3/2), setelah tujuh tentara Filipina dilaporkan tewas di tangan pemberontak komunis, Tentara Rakyat Baru (NPA), meskipun gencatan senjata sudah berjalan selama dua hari.
"Saya kehilangan banyak tentara hanya dalam waktu 48 jam. Saya rasa, gencatan senjata ini tak menghasilkan apa pun. Saya meminta tentara, kembali ke kamp kalian, bersihkan senjata kalian dan bersiap bertempur," ujar Duterte sebagaimana dikutip Reuters.
Ketegangan antara militer Filipina dan NPA ini dipicu oleh beberapa insiden. NPA menuding militer menduduki 500 distrik yang seharusnya berada di bawah kekuasaan mereka.
Meskipun demikian, NPA menyatakan masih ingin melakukan perundingan damai dengan pemerintah. Namun di sisi lain, Duterte menganggap permintaan NPA terlalu berlebihan dan tak dapat dipenuhi, seperti pembebasan para pemimpin komunis.
"Saya sangat sangat meminta maaf. Saya sudah mengusahakan yang terbaik, tapi upaya terbaik saya belum cukup. Tak akan ada perdamaian dengan Partai Komunis. Mari lanjutkan perang," ucap Duterte.
Gencatan senjata yang seharusnya berakhir pada 10 Februari mendatang ini pun terpaksa dibatalkan lebih cepat.
"Dengan sedih hati, saya melaporkan kepada kalian bahwa tak akan ada perdamaian dengan komunis di generasi selanjutnya," katanya. (has)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170203165830-106-191190/duterte-minta-tentara-siap-perang-dengan-pemberontak-komunis/
