![]() |
Amunisi Mortir Presisi |
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui penjualan senilai $66 juta untuk amunisi XM395 Accelerated Precision Mortar Initiative (APMI) kepada pemerintah Singapura.
Kesepakatan tersebut diumumkan oleh Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (Defense Security Cooperation Agency - DSCA), hari Selasa lalu (14/03) yang meliputi 2.000 amunisi mortir APMI, yang akan digunakan oleh pemerintah Singapura untuk meningkatkan keamanan dan memodernisasi angkatan bersenjatanya untuk menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan.
Orbital ATK akan menjadi kontraktor utama dalam penjualan ini.
"Departemen Luar Negeri telah menyetujui kemungkinan Foreign Military Sale kepada pemerintah Singapura untuk amunisi XM395
Accelerated Precision Mortar Initiative (APMI)," ujar siaran pers tersebut.
Accelerated Precision Mortar Initiative (APMI)," ujar siaran pers tersebut.
XM35 adalah amunisi mortir 120 mm berpemandu yang dikembangkan oleh Alliant Techsystems (Alliant Techsystems kemudian melakukan merger dengan Orbital Sciences Corporation, membentuk Orbital ATK).
Berbasis Precision Guidance Kit untuk proyektil 155 mm Orbital ATK, XM395 mengkombinasikan pemandu GPS dan sirip pengendali dalam satu paket yang menggantikan fuze mortir standar, mengubah body mortir 120 mm yang ada menjadi munisi presisi berpemandu. Munisi XM395 terdiri dari kit pemandu GPS yang dipasang pada peluru mortir smoothbore 120 mm standar yang juga meliputi subsistem sirip pengendali pada hidung dan ekor.
Angkatan Darat AS mulai mencari mortir berpandu dalam menanggapi kondisi pertempuran yang dialami selama perang di Afghanistan. Pejuang Taliban sering menyerang tentara AS dalam unit kecil dari posisi tempur yang telah disiapkan sebelumnya pada punggung bukit dan dataran tinggi. Jenis penyergapan semacam ini menyebabkan ekspos sasaran yang terbatas bagi senjata tembakan langsung (direct fire weapon), dan dukungan udara sering kali terbatas karena rules of engagement dan cuaca buruk. Pasukan AS juga melihat gerakan Taliban di sepanjang punggung bukit atau lembah yang jauh tetapi tidak memiliki jangkauan yang cukup dengan senjata tembakan langsung ke sasaran mereka.
GPS dipilih daripada laser designation sebagai sistem pemandu karena musuh sering bersembunyi di balik pegunungan dan batuan, sehingga laser designation akan memiliki kemampuan yang terbatas untuk menargetkan mereka, sementara amunisi GPS bisa memberikan penargetan yang akurat bahkan ketika musuh berlindung di balik penghalang.
Catridge ATK XM395 memiliki fuze multi-mode airburst, point detonation, dan delay. Mortir 120 mm tak berpemandu memiliki akurasi 136 m pada jarak tembak maksimum, yang dapat dikurangi menjadi 76 m dengan sistem presisi. Amunisi presisi dapat mengenai dalam radius jarak 10 meter dari sasaran, dan seringkali mengenai dalam radius empat meter, membuatnya tujuh kali lebih akurat daripada amunisi mortir tak berpemandu. Meskipun tidak dirancang untuk menggantikan mortir tak berpemandu, amunisi mortir berpemandu memungkinkan tim mortir untuk menghancurkan sasaran titik yang akan membutuhkan 8-10 peluru dengan hanya menggunakan satu atau dua peluru saja.
AD AS membeli 5.480 kit pemandu mortir tersebut dalam menanggapi kebutuhan operasional di Afghanistan, dan dalam operasi, terkadang mampu mengenai dalam jarak 2,2 meter dari sasaran.
Amunisi mortir 120 mm standar AD AS adalah M933/M934, merupakan cartridge High Explosive yang didesain untuk digunakan pada sistem mortir 120 mm M120 dan M121 untuk sasaran personil, bunker dan sasaran material ringan lainnya. Amunisi tersebut memiliki berat 13,65 kg dengan jarak tembak tanpa propelling charge sejauh 1.000 m dan dengan empat propelling charge mampu mencapai jarak tembak 7.200 m.
Sumber : http://defenseworld.net/