SEAL Team Six |
Banyak literatur yang menceritakan soal Hell Week yang menjadi salah satu tahapan seleksi anggota US Navy SEALs. Tapi tak banyak yang mengulas soal teknik menyeleksi anggota SEAL Team Six atau DEVGRU.
Untuk menyeleksi tim andalan itu mereka memiliki metode yang disebut Green Team. Metode seleksi dan pendidikan yang dibuka hanya bagi anggota US Navy SEALs yang memiliki jam terbang tinggi dan direkomendasikan oleh komandannya.
Mereka yang dipilih untuk menjalani seleksi Green Team adalah personel yang minimal sudah menjalani dua tur dalam operasi tempur, cakap dalam pengoperasian senjata, dan memiliki stamina fisik prima.
Orang-orang yang menjadi kandidat rata-rata berumur di awal 30-an. Seleksi awal Green Team sendiri berlangsung selama lebih kurang 4 minggu.
Seleksi diawali dengan ujian ketahanan fisik berupa renang, lari, dan halang rintang di minggu pertama, dilanjutkan dengan navigasi darat, terjun payung, dan selam.
Selama masa Green Team seorang kandidat bisa menjalani terjun bebas, penerjunan HALO dan HAHO, serta kerjasama di udara lebih dari seratus kali penerjunan. Materi seperti daki serbu dan rapelling diajarkan dan diuji, begitu pula pertarungan tangan kosong dan senjata.
Beberapa materi baru diajarkan di Green Team, seperti penanganan kendaraan, mulai dari membuka kunci mobil, mengemudi taktis dan defensif, serta menembak dari dalam kendaraan.
Tak lupa, materi SERE (Survival, Evasion, Resistance & Escape) menjadi satu hal yang wajib dikuasai dalam skenario yang realistis.
Namun fokus utama Green Team justru bukan seluruh latihan yang sudah disebutkan di atas.
Karena SEAL Team Six difokuskan untuk operasi DA (Direct Action) dan kontra terorisme, maka kemampuan menembak jelas menjadi titik krusial yang harus dikuasai tiap operatornya.
“Seleksi BUD/S adalah sebuah pertanyaan mengenai perjuangan hidup, tetapi Green Team berbeda. Urusannya tidak sekedar menaati perintah dan bertahan sampai akhir. Kamu akan berkompetisi melawan kandidat terbaik di kesatuan. Green Team adalah sebuah lomba, dan hadiahnya adalah posisi di dalam SEAL Team Six,” ujar salah seorang operatornya.
Materi menembak dalam Green Team yang dilaksanakan di John Shaw Shooting Range berkutat pada teknik Pertempuran Jarak Dekat atau Close Quarters Battle.
Setiap kandidat akan menjalankan skenario serbuan yang dicatat dengan sangat teliti oleh para instruktur. Seberapa cepat seorang kandidat bisa masuk dari titik A ke titik B, seberapa akurat hasil perkenaan tembakan, semua akan masuk dalam penilaian.
Jangan dikira bahwa seorang kandidat bisa menyempurnakan gerakan berdasarkan hapalan. Fasilitas lapangan tembak milik SEAL Team Six sangat canggih dimana instruktur bisa mengubah konfigurasi ruangan dalam waktu yang cepat.
Ukuran, bentuk serta posisi penempatan sasaran musuh dan sandera bisa digeser dengan mudah. Semua itu tidak akan pernah bisa dihapal di kepala. Semua kembali kepada kecepatan refleks dan respon dari kandidat.
Dan yang terpenting adalah seluruh simulasi ini dilakukan dengan peluru tajam. Salah sedikit saja, maut sudah mengintai di tikungan.
Beberapa personel SEAL Team Six gugur dalam latihan karena tertembak teman sendiri, seperti Roger Cheuy dan Ensign Richard M. Horn.
Setiap selesai menjalankan skenario, maka kandidat bersama-sama akan me-review manuver yang dilakukan melalui video untuk memverifikasi hasilnya. Kalau masih belum memuaskan, harus diulangi kembali.
Tidak mengherankan, dalam sehari seorang kandidat dalam Green Team bisa menghamburkan ribuan peluru dalam jam latihan yang sangat melelahkan.
Selama tiap kandidat menjalani pelatihan Green Team, utusan dari empat skadron aktif akan mengamati kinerja masing-masing, sambil memilih-milih siapa yang kira-kira cocok untuk direkrut.
Mereka yang berkinerja tinggi tentu jadi rebutan. Enam bulan setelah Green Team dimulai, skadron operasional biasanya memulai masa perekrutan anggota baru dari Green Team.
Mereka yang beruntung akan direkrut pada kesempatan pertama, menjadi operator SEAL Team Six sepenuhnya. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.grid.id/