OTO-Melara 25/80 KBA, Andalan Fregat FREMM untuk Ancaman Jarak Dekat - Radar Militer

14 Maret 2017

OTO-Melara 25/80 KBA, Andalan Fregat FREMM untuk Ancaman Jarak Dekat

OTO-Melara 25/80 KBA
OTO-Melara 25/80 KBA 

Walaupun kapal perang kelas fregat bisa membawa beragam sistem senjata canggih, bukan berarti senjata untuk pertahanan jarak dekat lantas ditinggalkan.
Dengan jenis ancaman modern yang terus berkembang, diperlukan suatu sistem senjata khusus untuk menangani ancaman semacam ini.
Fregat serbaguna FREMM milik AL Italia ITS Carabiniere (F593) pun sudah diperlengkapi dengan sistem senjata yang mampu menangkal ancaman asimetris maritim.
Modalnya adalah sistem kanon tembak cepat Leonardo OTO-Melara 25/80 KBA yang dioperasikan oleh satu orang awak. Satu fregat FREMM yang digunakan oleh Italia ini dilengkapi dengan dua unit kanon OTO-Melara 25/80, masing-masing di setiap sisi.
Jika diperhatikan, ada sebuah platform yang menjorok ke arah laut, tepat di samping menara radar, dan di belakang anjungan.
Di platform yang dikelilingi jaring atau dikenal dengan julukan Crow’s Nest tersebut, bersarang OTO-Melara 25/80 KBA. Pemasangan pada platform yang menjorok ini memungkinkan kanon memiliki sapuan 180o yang menjangkau seluruh kapal.
Modal utamanya adalah kanon 25mm KBA berlaras tunggal dengan kecepatan tembak yang sangat tinggi. Versi maritim dari kanon KBA sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1987.
Sistem pengoperasiannya bisa manual, dioperasikan oleh awak, ataupun secara otomatis yang dihubungkan ke sistem manajemen pertempuran pada kapal.
Dengan setelan pada kecepatan tertinggi, OTO-Melara 25/80 KBA mampu memuntahkan 570 butir peluru per menit. Jumlah yang cukup untuk ‘memotong-motong’ sasaran di permukaan laut dan di udara yang terbang rendah.
Modal untuk melalap sasaran disediakan oleh kotak amunisi di bagian dasar dudukan yang terhubung dengan sabuk peluru dengan sistem dual feed, atau pasokan ganda dari sisi kiri dan kanan.
Total ada 252 butir peluru yang siap tembak. Amunisi yang tersedia pun beragam, mulai dari HE-T (High Explosive-Tracer) untuk sasaran umum, FASPS (Frangible Armour Piercing Discarding Sabot) untuk sasaran berupa kapal berbahan baja, dan APDS-T (Armor Piercing Discarding Sabot-Tracer).
Tersedia juga amunisi jenis TP-T (Training Practice) untuk digunakan saat latihan.
Kanon ini dipasang pada dudukan yang dilengkapi dengan sistem stabilisasi untuk membantu memberikan bidikan yang kokoh walaupun kapal terombang-ambing oleh ombak.
Pemasangannya juga tidak perlu melubangi struktur kapal, sehingga sifatnya modular dan mudah dipindahkan serta dipasang. Dudukan OTO-Melara 25/80 KBA ditenagai oleh catu daya listrik dan dapat berputar 360o.
Pengoperasiannya menggunakan gagang yang mudah diakses oleh juru tembak. Dalam keadaan darurat, tersedia engkol untuk memutar arah laras dan senjata.
Apabila sistem catu daya kapal tidak bisa menyediakan pasokan listrik, tersedia aki independen untuk mengoperasikan sistem kanon selama 30 menit. Kalau habis juga, kanon pun masih bisa dioperasikan secara manual.
Juru tembak untuk versi OTO-Melara 25/80 duduk di kursi lipat di belakang kanon. Di situ tersedia sejumlah pengaturan kontrol untuk senjata, berikut dengan optik bidik yang distabilisasi pada dua sumbu.
Jika mau, Leonardo bisa menyediakan sistem bidik elektronik yang dilengkapi kamera termal dan inframerah untuk berburu pada kondisi gelap malam.
Dengan jarak efektif mencapai 2.000 meter, OTO-Melara 25/80 bisa diandalkan untuk menghentikan ancaman permukaan, seperti swarm boat maupun ranjau laut. Tidak cuma bisa ancaman di permukaan, tapi juga ancaman yang ada tepat di bawah permukaan sebelum terlalu dekat dan membahayakan fregat. Aryo Nugroho
Sumber : http://angkasa.co.id/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)