![]() |
Sritex |
Emiten tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex mulai mengoperasikan pabrik finishing anyar di Sukoharjo, Jawa Tengah dengan kapasitas 120 juta yards per tahun.
”Beroperasinya pabrik baru, akan meningkatkan target produksi secara bertahap dengan utilisasi rata-rata 50%," kata Presiden Direktur Sritex, Iwan Setiawan Lukminto di Jakarta.
Pabrik baru itu dibangun di atas lahan seluas 5 hektare (ha) dan mesin untuk pabrik dibeli dari Eropa dan Tiongkok. Tahun ini, perusahaan dengan kode emiten SRIL tidak mematok ekspasi tinggi. Perusahaan ini hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD15 juta atau turun 75% dibandingkan tahun lalu sekitar USD60 juta.
Minimnya capex disebabkan oleh strategi perusahaan yang tidak menganggarkan penambahan kapasitas tahun ini. Hingga akhir tahun, kapasitas produksi spinning ditargetkan naik 16% menjadi 645.000 bales pertahun. Sedangkan waving meningkat 50% menjadi 120 juta per tahun. Dyeing/finishing naik 240 juta yard dan garmen naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun.
Produk yang dibuat juga akan bertambah dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Mulai dari lini pakaian fashion maupun seragam kerja, hingga membuat perlengkapan militer seperti tas, tenda, dan ponco.
Sementara di produk hulu SRIL masih menjajakan yarn, greige, dyed fabric, printed fabric. SRIL optimistis bisa menggenggam pendapatan mencapai USD716 juta hingga USD760 juta, dengan laba bersih mencapai USD65 juta hingga USD69 juta.
Tahun lalu, manajemen memproyeksikan pendapatan mencapai USD633 juta hingga USD682 juta dengan laba USD60 juta sampai dengan USD64 juta.
Tahun ini, Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam pernah bilang, perseroan membidik laba bersih tumbuh 9% sampai 10%. Selain adanya peningkatan pada pos laba bersih, diperkriakan pendapatan perusahaan pada tahun ini juga akan tumbuh hingga 8% jika dibanding realisasi pada tahun sebelumnya.
Optimistis perusahaan dapat mencatat pertumbuhan kinerja pada tahun ini, kata Welly, akan didukung oleh rencana perusahaan untuk menggenjot kapasitas produksi. Wajar saja, perusahaan sudah berinvestasi cukup besar pada tahun kemarin dengan membeli mesin-mesin baru guna mendukung produksi.
”Memang kapsitas produksi di masing divisi itu berbeda. Kalau di benang, kami perkirakan tahun ini akan meningkat dari 564 ribu bal per tahun menjadi 566 ribu bal per tahun. Kemudian di penenunan akan meningkat 100% dari 120 juta m greige menjadi 240 juta m greige per tahunnya. Kemudian di pencelupan & pencetakan itu akan naik dari 120 juta yar menjadi 180 juta yar per tahun, dan untuk Garmen juga akan kita genjot," jelasnya.
SRIL Menggenjot Kontribusi Ekspor Hingga 56%
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman Tbk ingin memperluas kontribusi penjualan dari pasar ekspor. Perusahaan membidik angkanya bisa mencapai 56%. Sementara pada tahun 2016, perusahaan mencatat kontribusinya 52% dari total penjualan selama 2016.
Pertambahan kapasitas produksi pada 2017, menjadi alasan perusahaan meningkatkan penjualan ekspor menjadi 56% dari total penjualan. "Selain itu, kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan pertambahan portofolio pelanggan global," ujar Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk Iwan Setiawan Lukminto, KONTAN, Selasa (14/3).
Penambahan portofolio pelanggan tersebut, didukung program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produk baru. Diantaranya seperti tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, integrated personal protection set yang digunakan oleh tentara khusus.
Selain itu, juga pakaian anti-stain, serta pakaian militer. "Perseroan telah memproduksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi, seperti anti infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api, dan tahan basah," ungkapnya.
Sebagai catatan, pada 2016, perusahaan dengan kode emiten SRIL di Bursa Efek Indonesia itu membukukan penjualan US$ 680 juta. Angka tersebut naik 7,7% dari target pertumbuhan penjualan 5%-8% pada 2016.
Angka penjualan 2015 sebesar US$ 630,3 juta. Kenaikan tersebut merupakan hasil dari peningkatan kapasitas produksi, efisiensi, dan penjualan produk-produk bernilai tambah yang dilakukan oleh perusahaan.
Peningkatan tersebut lantaran ada peningkatan penjualan dari segmen benang sebesar 6,3%, kain jadi sebesar 3,4%, dan pakaian jadi sebesar 28,5% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya.
"Kenaikan itu disebabkan penambahan kapasitas produksi yang selesai dan beroperasi lebih cepat dari yang dijadwalkan sebelumnya, khususnya untuk divisi benang, kain mentah dan pakaian jadi," ujar Iwan.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2017/03/14/278/1642362/pabrik-finishing-sritex-beroperasi-produksi-zara-bakal-meningkat
http://investasi.kontan.co.id/news/sril-menggenjot-kontribusi-ekspor-hingga-56
”Beroperasinya pabrik baru, akan meningkatkan target produksi secara bertahap dengan utilisasi rata-rata 50%," kata Presiden Direktur Sritex, Iwan Setiawan Lukminto di Jakarta.
Pabrik baru itu dibangun di atas lahan seluas 5 hektare (ha) dan mesin untuk pabrik dibeli dari Eropa dan Tiongkok. Tahun ini, perusahaan dengan kode emiten SRIL tidak mematok ekspasi tinggi. Perusahaan ini hanya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD15 juta atau turun 75% dibandingkan tahun lalu sekitar USD60 juta.
Minimnya capex disebabkan oleh strategi perusahaan yang tidak menganggarkan penambahan kapasitas tahun ini. Hingga akhir tahun, kapasitas produksi spinning ditargetkan naik 16% menjadi 645.000 bales pertahun. Sedangkan waving meningkat 50% menjadi 120 juta per tahun. Dyeing/finishing naik 240 juta yard dan garmen naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun.
Produk yang dibuat juga akan bertambah dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Mulai dari lini pakaian fashion maupun seragam kerja, hingga membuat perlengkapan militer seperti tas, tenda, dan ponco.
Sementara di produk hulu SRIL masih menjajakan yarn, greige, dyed fabric, printed fabric. SRIL optimistis bisa menggenggam pendapatan mencapai USD716 juta hingga USD760 juta, dengan laba bersih mencapai USD65 juta hingga USD69 juta.
Tahun lalu, manajemen memproyeksikan pendapatan mencapai USD633 juta hingga USD682 juta dengan laba USD60 juta sampai dengan USD64 juta.
Tahun ini, Sekretaris Perusahaan Sritex, Welly Salam pernah bilang, perseroan membidik laba bersih tumbuh 9% sampai 10%. Selain adanya peningkatan pada pos laba bersih, diperkriakan pendapatan perusahaan pada tahun ini juga akan tumbuh hingga 8% jika dibanding realisasi pada tahun sebelumnya.
Optimistis perusahaan dapat mencatat pertumbuhan kinerja pada tahun ini, kata Welly, akan didukung oleh rencana perusahaan untuk menggenjot kapasitas produksi. Wajar saja, perusahaan sudah berinvestasi cukup besar pada tahun kemarin dengan membeli mesin-mesin baru guna mendukung produksi.
”Memang kapsitas produksi di masing divisi itu berbeda. Kalau di benang, kami perkirakan tahun ini akan meningkat dari 564 ribu bal per tahun menjadi 566 ribu bal per tahun. Kemudian di penenunan akan meningkat 100% dari 120 juta m greige menjadi 240 juta m greige per tahunnya. Kemudian di pencelupan & pencetakan itu akan naik dari 120 juta yar menjadi 180 juta yar per tahun, dan untuk Garmen juga akan kita genjot," jelasnya.
SRIL Menggenjot Kontribusi Ekspor Hingga 56%
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman Tbk ingin memperluas kontribusi penjualan dari pasar ekspor. Perusahaan membidik angkanya bisa mencapai 56%. Sementara pada tahun 2016, perusahaan mencatat kontribusinya 52% dari total penjualan selama 2016.
Pertambahan kapasitas produksi pada 2017, menjadi alasan perusahaan meningkatkan penjualan ekspor menjadi 56% dari total penjualan. "Selain itu, kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan pertambahan portofolio pelanggan global," ujar Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk Iwan Setiawan Lukminto, KONTAN, Selasa (14/3).
Penambahan portofolio pelanggan tersebut, didukung program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produk baru. Diantaranya seperti tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, integrated personal protection set yang digunakan oleh tentara khusus.
Selain itu, juga pakaian anti-stain, serta pakaian militer. "Perseroan telah memproduksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi, seperti anti infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api, dan tahan basah," ungkapnya.
Sebagai catatan, pada 2016, perusahaan dengan kode emiten SRIL di Bursa Efek Indonesia itu membukukan penjualan US$ 680 juta. Angka tersebut naik 7,7% dari target pertumbuhan penjualan 5%-8% pada 2016.
Angka penjualan 2015 sebesar US$ 630,3 juta. Kenaikan tersebut merupakan hasil dari peningkatan kapasitas produksi, efisiensi, dan penjualan produk-produk bernilai tambah yang dilakukan oleh perusahaan.
Peningkatan tersebut lantaran ada peningkatan penjualan dari segmen benang sebesar 6,3%, kain jadi sebesar 3,4%, dan pakaian jadi sebesar 28,5% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya.
"Kenaikan itu disebabkan penambahan kapasitas produksi yang selesai dan beroperasi lebih cepat dari yang dijadwalkan sebelumnya, khususnya untuk divisi benang, kain mentah dan pakaian jadi," ujar Iwan.
Sumber : http://economy.okezone.com/read/2017/03/14/278/1642362/pabrik-finishing-sritex-beroperasi-produksi-zara-bakal-meningkat
http://investasi.kontan.co.id/news/sril-menggenjot-kontribusi-ekspor-hingga-56