Rusak Hubungan dengan Malaysia, Retak Jendela Korut di Asia - Radar Militer

11 Maret 2017

Rusak Hubungan dengan Malaysia, Retak Jendela Korut di Asia

Ilustrasi 

Di tengah rangkaian sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membuat Korea Utara kian terisolasi, Malaysia disebut sebagai salah satu "jendela" bagi pemerintahan Kim Jong-un untuk tetap dapat membuka jaringan ekonomi di Asia, bahkan dunia.
Butuh waktu empat dekade bagi Malaysia dan Korut untuk membangun hubungan yang kuat. Namun, hanya dalam waktu hampir empat pekan, hubungan itu nyaris runtuh karena kasus dugaan pembunuhan Kim Jong-nam.
Duta Besar Korut untuk Malaysia diusir karena dianggap tak kooperatif dalam penyelidikan kematian Kim Jong-nam yang tewas di Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu. Balas dendam, Pyongyang melarang semua warga Malaysia yang sedang berada di Korut untuk keluar negeri. "Jendela" itu pun kini retak.
"Malaysia merupakan salah satu dari sejumlah jendela terakhir Korut di dunia untuk dapat melakukan perdagangan di tengah sanksi. Rusaknya hubungan hanya membuat Korut semakin terisolasi," ujar pengamat dari Rajaratnam School of International Studies, Oh Ei Sun, kepada CNNIndonesia.com.
Malaysia memang bukan rekan dagang terbesar bagi Korut. Namun, di tengah sanksi besar-besaran PBB, segala sumber kecil bisa membawa dampak besar bagi perekonomian Korut yang saat ini sedang terpuruk.
Selama ini, kawasan Asia merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian Korut. Merujuk pada data Badan Intelijen Pusat AS (CIA), sekitar 90,2 persen pendapatan ekspor Korut berasal dari kawasan Asia, dengan China sebagai pemegang peran tertinggi.
Observatory of Economic Complexity (OEC) mencatat, China bahkan memasok 86 persen komoditas ekspor Korut dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 40 persen dari total komoditas tersebut adalah batu bara.
Namun dalam paket sanksi baru PBB yang dijatuhkan setelah uji coba rudal Korut pada Desember lalu, negara anggota sepakat untuk mengurangi impor batu bara dari negara pimpinan Kim Jong-un tersebut. China pun menghentikan impor batu bara dari Korut.
Jika dibandingkan dengan China yang menyumbangkan sekitar US$2,67 miliar setiap tahunnya ke kantong Korut, nilai ekspor ke Malaysia hanya mencapai US$200 ribu.
Namun, Malaysia juga merupakan jendela bagi Korut untuk menyelundupkan komoditas ilegalnya, termasuk narkoba dan senjata. Jalur ilegal ini mulai dilacak kembali setelah Malaysia menemukan fakta bahwa Kim Jong-nam kemungkinan dibunuh dengan racun VX, salah satu senjata kimia paling berbahaya di dunia.
Pertengahan Februari lalu, Reuters melaporkan keberadaan Glocom, pabrik senjata rahasia yang dioperasikan oleh intelijen Korut di Malaysia. Perusahaan ini menjual peralatan radio perang yang sebenarnya sudah dilarang dalam sanksi PBB.
Di sudut daerah Little India di Kuala Lumpur, berdiri sebuah gedung kumuh. Di lantai dua gedung tersebut, perusahaan alat militer bernama Glocom mendirikan kantornya. (Reuters/Ebrahim Harris) Tak hanya itu, Malaysia juga merupakan salah satu tempat persinggahan operasi penyelundupan narkoba Korut. Fakta ini mulai terkuak ketika mereka dilaporkan gagal menyelundupkan 125 kilogram heroin yang diangkut menggunakan kapal Pong Su menuju Australia pada 2003 lalu.
Seorang sumber mengatakan kepada AsiaOne, penyelidikan oleh polisi Australia menunjukkan bahwa intelijen Korut biasanya menjadikan Port Klang, Malaysia, sebagai tempat bongkar muat penyelundupan narkoba.
Hasil dari penyelundupan narkoba ini digunakan Korut untuk mengoperasikan kantor-kantor intelijen Korut (RGB) yang mengontrol semua operasi penyamaran di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Meskipun menebar jaringnya hingga Indonesia, agen RGB biasanya lebih memilih tempat di Malaysia dan Singapura. Di sana, mereka biasanya menyamar dengan bekerja di berbagai sektor, mulai dari konsultan teknik hingga pegawai restoran.
"Mereka menggunakan restoran sebagai garda utama dalam pengumpulan data intelijen, menargetkan politisi, diplomat, atau petinggi perusahaan dari Jepang dan Korea Selatan," ujar sumber tersebut.
Setelah kasus Kim Jong-nam ini, polisi Malaysia mulai menggencarkan kembali penyelidikannya. Pada awal Maret lalu, kepolisian Malaysia pun menutup kantor Glocom.
Bukan sekadar kerugian ekonomi, perilaku Korut terhadap Malaysia ini juga disebut dapat semakin mencoreng nama Pyongyang di mata internasional, apalagi setelah peluncuran rudal yang mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang beberapa waktu lalu.
"Pada akhirnya, merusak hubungan dengan Malaysia hanya akan membuat Korut semakin terisolasi dari komunitas internasional. Mereka merusak jendelanya di Asia," kata Oh Sun Ei. (has)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170310125832-113-199237/rusak-hubungan-dengan-malaysia-retak-jendela-korut-di-asia/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb