![]() |
Ilustrasi |
Korea Selatan secara resmi telah memutuskan untuk menerima dukungan teknologi dari Israel untuk pengembangan sistem radar canggih dalam program jet tempur KF-X-nya, kata badan pengadaan senjata Seoul pada hari Selasa (23/05).
Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan (Agency for Defense Development - ADD) telah menandatangani sebuah kontrak dengan sebuah perusahaan pertahanan Israel, Elta, untuk melakukan pengujian radar active electronically scanned array (AESA) yang dikembangkan oleh perusahaan Korea Selatan, menurut pihak Defense Acquisition Program Administration (DAPA).
"Kontrak ini mengenai dukungan teknologi terkait uji coba radar prototipe, bukan pengembangan itu sendiri," kata DAPA.
Badan tersebut tidak akan mengungkapkan nilai kontrak tersebut dengan Elta, sementara seorang pejabat industri mengatakan nilainya sekitar 40 miliar won (35,5 juta dolar AS).
Dibutuhkan teknologi canggih untuk menguji sistem radar AESA dan mengintegrasikannya dengan pesawat terbang.
Pernyataan DAPA tersebut menyusul sebuah laporan berita bahwa ADD telah meninggalkan dorongan untuk mengembangkan radar itu sendiri meski memiliki kemitraan dengan perusahaan pertahanan setempat.
Pada tahun 2016, ADD memilih Hanwha Thales, sebuah perusahaan pertahanan setempat yang kemudian mengganti nama Hanwha Systems, sebagai penawar pilihan untuk pengembangan radar tersebut. Hanhwa mengalahkan pesaing domestiknya, LIG Nex1 dalam kompetisi kontroversial tersebut.
ADD mengatakan sebelumnya bahwa mereka dapat mencari bantuan dari luar jika Hanhwa gagal dalam mengembangkan sistem radar canggih yang akan digunakan oleh jet tempur Korea Selatan itu.
Korea Selatan meluncurkan proyek KF-X pada tahun 2015 dengan tujuan memproduksi lebih dari 120 pesawat tempur mutakhir untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 yang telah tua.
Badan tersebut berencana megucurkan dana sebesar total 18 triliun won ke dalam proyek tersebut pada tahun 2026, dengan produksi enam jet prototip yang dijadwalkan dimulai pada bulan Juli tahun depan.
Sumber : english.yonhapnews.co.kr