![]() |
Eurofighter Typhoon |
Setelah mempertimbangkan berbagai opsi yang direkomendasikan oleh komisi khusus pertahanan, Menhan Austria Hans Peter Doskozil memutuskan bahwa armada pesawat tempur garis depan Eurofighter Typhoon yang berasal dari seri produksi generasi pertama atau Tranche 1 akan dipensiunkan bertahap sampai 2020.
Komisi tersebut menyebutkan bahwa biaya operasi 15 unit Eurofighter Typhoon selama 30 tahun akan makan biaya sebesar 4,4 Milyar Euro sampai 5,1 Milyar Euro, yang jika dirupiahkan dengan kurs hari ini, setara dengan 68 Triliun Rupiah. Biaya tersebut hanya memperhitungkan perawatan, belum kalau harus ada peningkatan.
Keputusan untuk memensiunkan Typhoon tersebut dilakukan setelah Pemerintah Austria meyakini bahwa mereka dikadali dalam proses pembelian Typhoon (Reuters). Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Austria bahkan mengajukan tuntutan pada konsorsium Eurofighter bulan Februari lalu, dalam hal ini British Aerospace Systems dan juga Leonardo, atas tuduhan penipuan dan informasi yang tidak jujur terkait kontrak pembelian Typhoon yang senilai nyaris 2 Miliar Euro.
Pemerintah Austria sendiri sedang menimbang-nimbang untuk membeli pesawat tempur baru sebanyak 15 unit kursi tunggal dan tiga unit kursi ganda belum ada merk yang disebut tetapi pers negaranya menjagokan SAAB Gripen-E dan F-16 Block 70 Fighting Falcon untuk mengisi kursi yang akan ditinggalkan oleh Typhoon.
Badan pengadaan persenjataan pemerintah Swedia, FMV, menyatakan bahwa organisasinya telah mengirimkan informasi, spesifikasi teknis detil, dan juga daftar harga penawaran untuk 18 unit pesawat tempur JAS-39 Gripen-E, varian tercanggih dari Gripen yang baru saja menjalani terbang perdananya.
Alternatifnya, Pemerintah Austria masih akan mempertahankan Typhoon selama mereka bisa memperoleh angka yang ‘pantas’ apabila Airbus selaku penyedia layanan purna jual mau mempertimbangkan untuk renegosiasi biaya perawatan yang dikenakan untuk armada Typhoon milik Angkatan Udara Austria tersebut.
Selain Austria, Inggris malah sudah lebih dulu memensiunkan Eurofighter Typhoon Tranche 1 yang mereka operasikan dan dimasukkan ke dalam penyimpanan. Namun begitu, pada akhir 2016 telah diputuskan bahwa jet tempur tersebut akan diaktifkan kembali untuk pertahanan udara dan patroli dalam negeri. (Aryo Nugroho)
Sumber : http://arcinc.id/