![]() |
Jet F-15SG |
Boeing telah menyelesaikan penyerahan delapan tambahan jet tempur multirole F-15SG Eagle ke Singapura, menurut data dari Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (Federal Aviation Administration).
Situs FAA menunjukkan bahwa delapan F-15SG terakhir di daftar register sipilnya telah dibatalkan registernya pada pertengahan bulan Juni, dengan alasan pembatalan dan tujuannya terdaftar sebagai milik Singapura.
Pesawat terakhir, dengan registrasi FAA N361SG/05-8361, diklasifikasikan sebagai pesawat eksperimental dalam rincian registrasinya di bawah kategori "research and development" serta "crew training". Ini adalah satu-satunya dari delapan pesawat yang diklasifikasikan seperti itu, dan tercatat terbang di atas fasilitas Boeing di St Louis, Missouri, sampai September 2016.
Alasan untuk klasifikasi seperti itu tidak diketahui, namun, FAA mendefinisikan klasifikasi research and development-nya sebagai "untuk melakukan operasi pesawat terbang sebagai bagian penelitian atau untuk menentukan apakah suatu gagasan menjamin pengembangan lebih lanjut. Penggunaan untuk sertifikat ini mencakup instalasi peralatan baru, teknik operasi, atau penggunaan baru untuk pesawat terbang," sementara crew training untuk pesawat yang digunakan "untuk melatih awak pesawat pemohon di pesawat terbang eksperimental untuk pengoperasian pesawat yang sedang diuji dalam program sertifikasi jenis tersebut atau untuk pengujian terbang produksi".
Ke-delapan F-15SG di database FAA pertama kali terdaftar pada pertengahan 2014 oleh Boeing. Penyerahan pesawat ini dimulai pada awal 2016, dengan pesawat pertama terlihat pada bulan April di detasemen pelatihan Angkatan Udara Republik Singapura di Pangkalan Angkatan Udara AS Home Mountain di Idaho.
Tidak diketahui mengapa Boeing mendaftarkan F-15SG militer pada database pesawat sipil FAA. Seorang narasumber mengatakan kepada Defense News bahwa hal itu mungkin karena pesawat tersebut diakuisisi oleh Singapura berdasarkan kontrak Penjualan Komersial Langsung (Direct Commercial Sales) dengan Boeing, meskipun beberapa paket batch F-15SG Singapura sebelumnya dan pesawat militer untuk negara lain yang diakuisisi dengan kontrak serupa tidak ditempatkan pada register FAA.
Ketika ditanya, Boeing merujuk Defense News ke Kementerian Pertahanan Singapura, yang pada akhirnya menolak untuk mengkonfirmasi apakah Singapura telah menerima penyerahan jet tersebut, dengan alasan keamanan operasional.
Singapura, yang sangat tertutup mengenai militernya, juga tidak mengungkapkan jumlah F-15SG yang diperolehnya, walaupun hitungan airframe pesawat yang terlihat sejauh ini mengindikasikan bahwa Singapura memiliki 40 pesawat jika termasuk delapan pesawat ini.
F-15SG adalah salah satu model F-15 paling canggih yang saat ini operasional, dilengkapi radar active electronically scanned array (AESA) Raytheon AN/APG-63(v)3 dan targeting pod Lockheed Martin Sniper.
Singapura juga menerbangkan 60 pesawat tempur Lockheed Martin F-16C/D Block 52 yang saat ini sedang di-upgrade dengan radar AESA dan komputer misi baru, dan Singapura merupakan mitra dalam program Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighter, walaupun tidak berkomitmen untuk melakukan pemesanan.
Sumber : http://defensenews.com/