Mayor Jenderal TNI Doni Monardo |
Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Doni Monardo, menyatakan, aksi teror sekarang ini bisa terjadi setiap saat dan di mana saja.
"Aksi terorisme sekarang ini tidak mengenal tempat, agama dan waktu. Mesjid, gereja, hotel, perkantoran dan markas kepolisian pun sudah menjadi target serangan mereka," katanya, di Ambon, Senin.
Dia menyatakan hal itu dalam amanatnya saat memimpin upacara awal Juli yang diikuti seluruh personel baik militer maupun PNS di Markas Kodam XVI/Pattimura. Wilayah tanggung jawab Kodam XVI/Pattimura didominasi perairan.
Menurut dia, para teroris juga mengincar instansi militer sebagai sasaran serangannya.
"Untuk itu saya tekankan kepada seluruh prajurit dan PNS di Kodam XVI/Pattimura agar selalu meningkatkan kewaspadaan melalui deteksi dan cegah dini. Berdayakan Intel/Ter dan mitranya serta masyarakat, tingkatkan pengamanan pangkalan, maksimalkan petugas dinas dalam, evaluasi masalah lingkungan asrama, pintu-pintu masuk dan sistem keamanannya," katanya tegas.
Monardo mengungkapkan, secara umum perayaan Idul Fitri 1438 H berlangsung aman dan kondusif, namun ada catatan penting yang harus menjadi perhatian bersama.
Beberapa peristiwa yang disebutkan antara lain penyerangan terhadap Pos Penjagaan Markas Polda Sumatera Utara di Medan oleh sekelompok orang pada dini hari menjelang hari raya, mengakibatkan gugurnya satu polisi dan satu orang pelaku penyerangan tewas.
Kemudian, teror di Polsek Bolo, Bima, NTB, oleh OTK yang meninggalkan tiga busur panah dan satu ketapel. Satu hari kemudian, aksi ancaman dan penyerangan juga terjadi di Pos Penjagaan Polres Dompu, namun pelaku dapat ditangkap.
Menjelang HUT ke-71 Kepolisian Indonesia, di Mesjid Falatehan yang berjarak kurang lebih 250 meter dari Markas Besar Kepolisian Indonesia terjadi penusukan terhadap dua anggota Brimob usai sholat isya, dan pelakunya tewas ditembak aparat.
Monardo lebih jauh menyampaikan situasi dan kondisi keamanan di Filipina, khususnya di Marawi, dimana militer negara itu terus menggempur kelompok Maute pro-ISIS.
Hal tersebut, kata dia, tentu akan menimbulkan efek domino terhadap situasi dan kondisi keamanan Indonesia.
"Mereka akan melarikan diri ke daerah yang aman, dan tidak menutup kemungkinan menuju ke wilayah Indonesia," kata dia.
Di wilayah Kodam XVI/Pattimura, lanjutnya, yang paling mungkin adalah di Maluku Utara, khususnya wilayah Kabupaten Halmahera Utara.
"Kelompok itu kemungkinan juga akan melarikan ke Taliabu dan Pulau Buru, melalui ALKI 3. Untuk itu saya mengajak seluruh prajurit untuk lebih memaksimalkan deteksi dini terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah," katanya.
"Sebarkan juga kepada seluruh keluarga besar TNI karena masih ada beberapa wilayah yang tidak terjangkau oleh prajurit kita. Bila melihat dan mengetahui ada yang aneh dan tidak seperti biasanya segera laporkan kepada aparat koramil ataupun Pos TNI terdekat untuk diambil langkah-langkah penanganannya," tambahnya.
Sumber : http://www.antaranews.com/