Pistol G2 Pindad |
Seiring dengan meningkatnya aksi teror yang menyasar petugas polisi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memutuskan untuk mempersenjatai Polisi Lalu Lintas (Polantas) dan juga personel Sabhara (Satuan Bhayangkara).
Kedua Korps Kepolisian ini memang paling sering bersentuhan dengan publik, sering berada di tengah-tengah tempat umum, dan paling rawan apabila terjadi serangan teror. Beberapa kali kejadian serangan terhadap personil Polantas menyebabkan mereka harus meminta bantuan kepada petugas yang lain.
Polri akan mengadakan senjata jenis pistol, dengan pertimbangan bahwa ukuran yang kompak tidak akan menyulitkan untuk personil Lantas dan Sabhara dalam melaksanakan tugasnya. Selama ini Polantas atau Sabhara hanya mengandalkan pentungan saja, kecuali personil Sabhara yang ditugaskan menjaga bank atau tempat vital lainnya yang dibekali dengan senjata api.
Nah, kabar gembiranya, Polisi memilih PT.Pindad sebagai penyedia pistol untuk kebutuhan Polantas dan Sabhara tersebut. Hal ini cukup membanggakan, karena sebelumnya Polri lebih memilih senjata pistol buatan luar seperti Glock 17 dan 18C, SIG Sauer, dan Smith & Wesson.
Kepercayaan kepada PT.Pindad ini menunjukkan dukungan kuat Polri terhadap industri pertahanan nasional, dan para petinggi Polri sudah berulangkali diundang oleh PT.Pindad untuk menyaksikan keunggulan pistol produksinya. Apalagi, pada bulan Maret 2017 Wakapolri ditunjuk sebagai Komisaris PT.Pindad sehingga memuluskan jalan PT.Pindad untuk memasok senjatanya ke Polri.
Pistol yang dipilih oleh Polri tersebut adalah varian dari pistol G2, yang sudah berulangkali memenangkan kompetisi internasional AARM. Jika dianalisa lebih jauh, PT.Pindad sendiri memiliki dua varian dari G2, yaitu Combat dan Elite. Mana yang akan jadi rujukan?
Kalau melihat kebutuhan Polri di lapangan, G2 Combat jelas jauh lebih cocok. Namun begitu, masih ada beberapa fitur yang bisa ditambahkan bagi G2 Combat untuk membuatnya ideal sesuai dengan kebutuhan Polri. Salah satu yang krusial adalah desain frame yang perlu dilengkapi dengan rel Picattinny Mil-STD 1913 sehingga dapat digunakan untuk menempelkan senter atau laser pembidik, karena aksesoris ini sudah jamak dipakai personil Polri.
Slide untuk G2 Combat versi Polri juga perlu dilengkapi dengan garis-garis slide (slide serration) di bagian depan, fitur yang selama ini hanya ada di varian G2 Elite. Fitur ini sangat membantu untuk dapat mengokang slide saat mengenakan sarung tangan, apalagi seperti Polantas yang acap menggunakan sarung tangan.
Terakhir usulan penulis, G2 Combat versi Polri juga perlu menggunakan slide yang dilabur lapisan berwarna selain hitam. Mungkin warna coklat metalik seperti warna seragam khas Polri? Yang jelas, peruntukan pertama pistol Pindad tersebut adalah di SPN atau Sekolah Polisi Negara sehingga tiap personil bisa melakukan pengenalan atau latihan penyegaran.
Untuk personil yang bisa memegang pistol tentu juga perlu dilakukan seleksi psikologis untuk memastikan kelayakan memegang senjata. Pindad sendiri kabarnya akan memasok 5.000 pucuk pistol untuk tahap pengadaan pertama, sementara kebutuhan dari Polri sendiri bisa mencapai 10.000 pucuk. (Aryo Nugroho)