Tawarkan F-16V Viper Block 72 untuk Indonesia, Lockheed Martin Menggoda dengan Radar AESA - Radar Militer

30 Juli 2017

Tawarkan F-16V Viper Block 72 untuk Indonesia, Lockheed Martin Menggoda dengan Radar AESA

 Radar AESA
 Radar AESA 

TNI AU sudah mengoperasikan dua generasi elang penempur, F-16A/B Block 15 OCU yang dibeli baru datang melalui program Peace Bimasena I dan F-16C/D Block 25 (diupgrade menjadi F-16C/D Block 52ID) eks USNG yang dibeli melalui program Peace Bimasena II dan saat ini tengah dalam proses regenerasi dan penyerahan.
Dengan populasi F-16 di atas 30 unit, TNI AU tentu menjadi pasar potensial bagi pabrikan Lockheed Martin (LM) selaku pembuat F-16. Sejatinya, sebelum F-16C/D Block 52ID dibeli, TNI AU sebenarnya menimang-nimang untuk membeli F-16 Block 52/60 baru, tetapi kemudian memutuskan membeli F-16 regenerasi tersebut karena secara jumlah dapat lebih banyak.
Dalam perjalanannya, Lockheed Martin masih belum mau menyerah. Amerika Serikat sebagai negeri asal sudah tidak membeli F-16 baru, walaupun baru-baru ini keluar keputusan untuk memodernisasi 80% F-16 yang dimiliki sehingga bisa bertugas sampai tahun 2030. Artinya, Lockheed Martin perlu mencari pasar baru kalau tidak mau lini produksi pabriknya ditutup.
Maka, negara-negara seperti India dan Indonesia didekati dengan janji produksi mandiri. Untuk India, LM menawarkan F-16 Block 70, sementara untuk Indonesia adalah F-16 Block 72. Beda varian ini ada pada sisi mesin saja, dengan catatan semua opsi avionik dan sistem diambil semua oleh pemesan.
Nah, salah satu keunggulan F-16 Block 72 yang ditawarkan ke TNI AU adalah penggunaan radar Northrop Grumman APG-83 SABR (Scalable Agile Beam Radar). Radar ini ditawarkan sebagai bagian paket peremajaan F-16 generasi awal dan tengah (legacy), dan sudah jadi standar pada F-16V Block 72. APG-83 sendiri jadi pilihan AU AS untuk meningkatkan kemampuan F-16 miliknya.
APG-83 SABR sendiri merupakan radar AESA (Advanced Electronic Scanned Array), dengan kemampuan membelokkan arah radar secara elektronik, tanpa perlu komponen mekanik yang membelokkan sudut piringan radar. Bagi F-16 yang hidungnya termasuk pipih tapi lebar, penggunaan AESA adalah keniscayaan karena sempitnya tudung (radome) radar.
Northrop Grumman sebagai pabrikan sendiri menjanjikan kalau APG-83 memiliki keandalan antara tiga sampai lima kali dibandingkan dengan radar AN/APG-68v bawaan asli F-16 generasi awal, serta memiliki ketahanan yang lebih baik dalam lingkungan yang dipenuhi gangguan elektronik. Di kawasan, negara yang sudah memakai radar ini adalah Singapura, yang membeli APG-83 SABR untuk dipasang ke F-16C miliknya.
APG-83 sendiri dioptimalkan baik untuk operasi udara maupun operasi serang, menjadikan F-16 sebagai platform multi misi sejati untuk berbagai profil misi. Ini termasuk satu poin jualan bagi F-16V Block 70/72, karena dengan membeli satu pesawat saja, sudah bisa digunakan untuk melakukan hampir seluruh tipikal misi superioritas udara sampai dengan serang darat.
Untuk misi udara, APG-83 SABR menjanjikan kemampuan penjejakan atas 20 sasaran sekaligus yang terbang pada berbagai ketinggian, dengan sudut penjejakan lebar, mencapai 60 derajat sembari terus menjalankan moda pencarian.
Saat memasuki moda pertempuran udara, radar ini dapat secara otomatis menjejak dan mengunci sasaran yang dideteksi sesuai moda yang dipilih oleh pilot, dengan prioritas sebanyak enam sasaran. Radar secara otomatis akan terus mengikuti pergerakan sasaran selama masih ada dalam cakupan radar. Sistem memorinya mampu memberikan perkiraan tipe sasaran yang dideteksi sehingga pilot bisa memilih strategi yang tepat untuk bereaksi.
Sementara untuk moda darat, tersedia beberapa pilihan penggunaan seperti peta daratan yang bisa dipilih dengan skala 10 sampai 160 mil laut, kemudian moda SAR (Synthetic Aperture Radar) dengan resolusi tinggi untuk memetakan objek di darat secara presisi, kemampuan penjejakan sasaran darat yang bergerak dan penempatannya pada peta, serta moda sasaran laut terdedikasi untuk operasi serang maritim.
Melalui moda serang maritim, F-16 dapat dipakai untuk melakukan pengawasan atas wilayah lautan, dengan kemampuan mengenali sasaran di atas permukaan laut termasuk mengunci sasaran berupa kapal perang dan menyelesaikannya dengan rudal udara-darat seperti AGM-65 Maverick. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)