HK417 |
Varian 7,62x51mm yang merupakan ‘kakak’ dari HK416 ini memang tidak sepopuler adiknya. Maklum, HK416 sebagai senapan serbu tentu populasinya jauh lebih besar ketimbang HK417 yang seringkali didapuk sebagai senapan tempur atau senapan tembak jitu dan senapan runduk.
Pabrikan Heckler & Koch memang memvisikan HK416 dan 417 untuk dapat mengisi dua ceruk pasar yang amat berbeda. Pendekatan yang dilakukan dalam hal desain, produksi, dan pemasarannya juga dipisahkan, tidak seperti saingannya Fabrique Nationale yang menjual SCAR Mk16 dan Mk17 dalam paket yang memiliki 60% kesamaan komponen.
Pun pembelinya juga seringkali bersikap pragmatis, membeli hanya salah satu variannya, bukannya keduanya. Australia sebagai contoh, memilih membeli HK417 sementara masih menggunakan EF88 Austeyr sebagai senapan serbu. Amerika Serikat juga membeli HK416 sebagai M27 IAR untuk Korp Marinir tanpa ambil pusing dengan HK417.
Dengan semakin terangkatnya HK417 ke permukaan, tentu profil sang kakak yang pemalu ini menjadi menarik untuk dibedah satu persatu. Berbeda dengan HK416 yang dibangun dengan spesifikasi dan kerjasama erat dari US Special Force, HK417 dibuat dengan dana kas internal perusahaan Heckler & Koch.
Saat HK417 dibuat, di pasaran sudah ada senapan tembak jitu berbasis AR seperti SR-25 (M110) atau AR-10T, sehingga membuat varian HK416 dalam kaliber 7,62x51mm menjadi pilihan logis baik dalam segi pasar sipil ataupun militer.
Pada fase pengembangan, HK kelihatannya sempat ragu mengenai jenis magasen yang akan dipakai, mengingat dari NATO tidak ada standarisasi mengenai penggunaan desain magasen untuk senapan 7,62mm. Oleh karena itu, HK417 awaknya dikembangkan dengan sistem magasen G3, termasuk pada desain lubang magasennya yang cenderung lurus.
Walaupun sempat diperkirakan sebagai perjudian, HK417 ternyata laku keras. Militer Eropa seperti Denmark, Norwegia, Perancis, Belanda, Turki, Slovakia, dan bahkan Rusia membeli HK417 untuk kebutuhan tembak runduk. Di belahan bumi Selatan, Australia membeli HK417 dalam jumlah besar
HK417 sendiri dikembangkan dengan sistem mekanisme operating rod gas system yang sudah digunakan HK pada senapan serbu G36, dan pada gilirannya diadopsi dari platform AR-18. Sistem operasi ini mengandalkan operating rod berpegas, yang dipukul oleh gas yang mengalir melalui tabung gas dan kemudian pada gilirannya memukul piston ke belakang.
Sistem operasi seperti ini mengurangi panas berlebih karena tidak seluruh gas dialirkan ke belakang, dan juga lebih aman saat terjadi kondisi dimana tekanan gas yang dialirkan berlebih. Bolt pada HK417 sendiri sama dengan HK416, hanya diperbesar ukurannya, mirip seperti bolt carrier pada AR-15/M16 dengan desain multi lug.
Dari sisi eksternal, HK417 juga menggunakan desain receiver atas dan bawah yang mirip dengan HK416. Jika pada SR-25 menggunakan upper receiver yang lebih tebal dan penampangnya cenderung bersegi, pada HK417 lekukan khas AR-15 upper masih terasa kental – lebih kurang seperti upper receiver HK416 yang diperbesar dimensinya untuk menampung bolt carrier pada HK417 yang lebih besar.
Seluruh fitur pada AR-15 seperti forward assist untuk mendorong bolt ke depan, tombol rilis magasen di atas trigger guard dan bisa dimanipulasi dengan telunjuk, serta selektor moda penembakan, hadir persis seperti ketika memegang M16. Yang beda mungkin hanya soal kosmetik seperti noktah penanda selektor penembakan yang menggunakan simbol peluru dan bukan huruf atau angka seperti pada saudaranya buatan Amerika Serikat.
Di receiver sebelah kiri bisa ditemui juga tuas selektor yang ambidextrous dan tombol rilis bolt yang terletak di atas tombol lubang magasen. Tuas pengokang juga masih berbentuk T dan ditarik ke belakang, sama dengan AR-15. Pistol gripnya apalagi, pattern atau polanya mirip dengan milik M16. Siapapun yang pernah menangani senapan berbasis AR-15 akan dengan mudah konversi ke HK417. Satu fitur yang ada pada HK417 tapi tidak ada pada HK416 adalah two stage trigger, dimana pelatuk bisa ditarik sampai setengah jalan sebelum tekanan positif untuk melepaskan pena pemukul.
Untuk soal kosmetik dalam hal penempelan aksesoris, HK417 dilengkapi dengan sistem rail interface system standar Mil-STD 1913 Picattinny rail di upper receiver, dan juga pada empat kuadran handguard. Di antara kuadran terdapat lubang-lubang lonjong untuk membuang panas hasil penembakan. Antara rel handguard dan upper receiver menyatu, sehingga memudahkan pemasangan aksesoris.
Laras pada HK417 juga tidak menempel ke handguard tersebut sehingga menggantung bebas dan meningkatkan akurasi. HK menyediakan tiga macam konfigurasi laras yaitu 12 inci, 16 inci, dan 20 inci, semua dibuat dengan teknologi cold hammer forged yang menambah usia laras. Twist larasnya sendiri adalah 1:11 atau 1 kali putaran dalam 11 inci. Seluruh laras HK417 dilapis krom pada bagian dalam untuk mengurangi keausan.
Di antara ketiga laras ini, bila pembeli memesan varian 20 inci maka akan memperoleh HK417 dengan handguard yang lebih panjang. Namun apabila pengguna ingin mengganti laras pun sebenarnya dapat dilakukan dengan cara melepaskan pengunci laras dengan membuka dua mur yang ada di sisi bawah lalu melepas laras dengan alat khusus.
HK mengatakan bahwa proses penggantian laras dapat dilakukan dalam waktu 2 menit saja di level depot, bukan di garis depan. Dalam konfigurasi laras terpendek dan magasen berisi 20 butir peluru, bobot HK417 hanya sekitar 3,8 kilogram, sehingga masih enak untuk dibawa sebagai senapan tempur dalam pertempuran jarak dekat.
Untuk sistem pisir dan pejera, HK menyediakan tiang pejera model lipat yang menempel pada tabung gas, dalam keadaan tak digunakan tiang pejera ini bisa dilipat sejajar laras. Model pisir yang dipasang adalah drum sight khas HK yang dipasang pada blok yang menempel ke rel. Kalau tidak suka? Silahkan ganti sesuai dengan preferensi dari vendor manapun.
Untuk urusan optik, karena dudukannya sudah universal, tentu saja jadi banyak pilihan, sesuai kebutuhan. Tidak ada kesepakatan mengenai peranan HK417 di dalam jajaran militer dunia. Jerman menggunakan optik jarak menengah-jauh dalam bentuk teleskop Schmidt & Bender PMII di G28E2, AD Australia menggunakan Trijicon 6x48 (6x pembesaran tetap) pada HK417 Marksman Rifle System yang mereka beli, dipadu dengan Trijicon RMR (Ruggedized Miniature Reflex). Jika HK417 yang dibeli Jerman kelihatan untuk jarak menengah sampai jauh, maka AD Australia jelas menggunakan HK417 untuk pekerjaan jarak dekat sampai menengah.
Satu hal yang unik dari HK417 adalah jenis magasen yang digunakannya. Jika pada HK417 versi awal ditawarkan magasen baja kapasitas 10 dan 20 peluru, maka HK kemudian beralih ke magasen polimer semi-translucent sehingga penembak bisa melihat jumlah peluru yang tersisa. Soal kapasitas, masih sama dengan versi lama, bisa 10 atau 20 peluru.
Magasen kapasitas 10 peluru hanya menonjol sedikit di luar lubang magasen, jadi lebih pas untuk kebutuhan tembak runduk. Terakhir untuk soal popor, HK417 dijual dengan standar popor tarik dengan empat posisi, dengan tuas pengatur yang mirip pada popor LE milik Colt. Popor ini melebar pada bagian sandaran pipi dan dilengkapi dengan bantalan karet yang bergerigi untuk menahan hentakan dan tidak mudah selip saat dipakai membidik. Apabila ada kebutuhan untuk popor yang lebih sesuai untuk tembak runduk, HK menjual popor aftermarket dengan sandaran pipi yang bisa dinaik-turunkan. (Aryo Nugroho)