Sukhoi Su-57 Rusia |
Biro desain Sukhoi mencapai kemajuan yang menggembirakan dengan purwarupa pesawat tempur generasi kelima mereka, T-50. Walaupun pengujian sempat diwarnai terbakarnya salah satu purwarupa, hal ini tidak menjadi hambatan serius. Buktinya, Sukhoi mengumumkan nama resmi untuk produksi yaitu Su-57, menggantikan desainasi T-50 PAK-FA yang selama ini digunakan.
Su-57, sama seperti pesawat tempur garis depan generasi 4.5 yang saat ini diproduksi yaitu Su-35 Flanker-E akan diproduksi dalam beberapa batch dengan interval yang pendek. Ini merupakan praktek standar di Rusia sehingga pengembangan teknologi terkini serta hasil masukan dari misi di garis depan dapat diadaptasikan ke dalam pengembangan varian terakhir.
Untuk tahap pertama, AU Rusia akan memesan satu skuadron dengan jumlah 12 unit, yang diharapkan mulai dapat diserahkan untuk sertifikasi pada tahun 2019. Dalam jangka panjang, AU Rusia diharapkan untuk memesan 60 unit Su-57 untuk dapat mempertahankan kapasitas produksi pabrik. Dalam bahasa sederhana, Su-57 pertama ini bisalah disebut sebagai LRIP (Low Rate Initial Production).
Sebagai sebuah barang hasil teknologi tinggi, AU Rusia sudah pasti memperkirakan adanya masalah yang ditemukan, sehingga mereka memesan dalam jumlah sedikit. Alasan lainnya, versi produksi batch pertama dari Su-57 nanti akan memakai konfigurasi yang sama dengan Su-35 Flanker-E atau yang digadang sebagai Super Flanker.
Sebagai contoh, mesin yang digunakan masihlah AL-41F1 Saturn, yang juga mentenagai Su-35 Flanker-E. Walaupun daya dorongnya sebesar 32.500 pon dan daya tahannya telah ditingkatkan, mesin ini tidak memiliki karakteristik yang mendukung kemampuan tak kasat radar (stealth) dari Su-57. Bentuk noselnya, walaupun dilengkapi TVC (Thrust Vector Control), tidak bisa meminimalisasi pancaran infra merah gas buang.
Hal ini menjadi kekurangan dari T-50 yang sebenarnya sudah menerapkan banyak unsur stealth dalam desain dan material yang digunakan. Deputi Menteri Pertahanan Rusia Yuri Borisov sendiri mengatakan bahwa AU Rusia masih puas dengan Su-35 dan akan memesannya lebih banyak lagi.
Masalah berikutnya juga datang dari radar, dimana radar N036 Byelka yang seharusnya dipasang di T-50 pun belum siap. Su-57 diperkirakan masih akan menggunakan radar N035 Irbis-E di hidungnya, yang lagi-lagi adalah radar Su-35S yang masih masuk dalam kategori PESA.
Sukhoi sendiri berharap bahwa mesin definitif dari pabrikan Saturn untuk T-50 yaitu Saturn 30 dengan daya dorong 24.000 pon dan hampir 40.000 pon dengan afterburner dapat diselesaikan dengan segera, dengan target pada akhir 2017. Masa pengembangan sampai mesin tersebut sempurna juga masih sangat lama, dimana diperkirakan mesin ini siap pada 2025. Pada tahun tersebut, bisa jadi Amerika Serikat sudah akan memiliki pengganti F-22 Raptor. (Aryo Nugroho)