TAPV, Penerus Panser V-150 yang Legendaris - Radar Militer

12 Agustus 2017

TAPV, Penerus Panser V-150 yang Legendaris

TAPV
TAPV 

Sejarah panjang keluarga panser anti ranjau Cadillac Gage berlanjut setelah Textron sebagai penerusnya melahirkan varian kendaraan taktis Commando, yang merupakan penyempurnaan dari V-150 yang juga digunakan oleh TNI AD.
Awalnya mungkin banyak yang mengira bahwa Textron dan produknya dari keluarga Commando sebagai underdog, karena desainnya yang tidak banyak berubah dari V-series yang populer di banyak negara berkembang tersebut.
Peruntungannya nampak bersinar setelah AD AS mengadopsi Commando sebagai M1117 Guardian ASV, dilanjutkan oleh pesanan dari AD Irak baru sebanyak ratusan unit, dan pemuncaknya adalah order dari Angkatan Bersenjata Kanada, yang menginginkan varian Commando terbaik, dibuat sesuai spesifikasi pesanan dan kebutuhan Kanada, dalam bentuk TAPV (Tactical Armoured Patrol Vehicle).
TAPV sendiri dibeli untuk menggantikan peran kendaraan anti ranjau RG-31 Mk5 dan kendaraan intai (CRV – Combat Reconnaissance Vehicle) LAV-II Coyote yang digunakan oleh Royal Canadian Armoured Corps. Program pengadaannya dimulai pada 2009, dan sesuai dengan pengalaman lapangan di Afghanistan dan juga Irak dimana ancaman IED marak, maka yang dicari adalah kendaraan taktis dengan kemampuan menahan ledakan ranjau.
Kendaraan tersebut juga harus mudah digelar cepat - 4 kendaraan harus mampu dimuat dalam sekali angkut oleh pesawat transpor berat C-17 Globemaster III. Textron ikut serta pada program ini dengan menawarkan MSV (Mobile Survivable Vehicle) yang berbasis pada Commando Elite. Pada bulan Juni 2012 Departemen Pertahanan Kanada memberikan kontrak senilai US$ 1,25 Miliar kepada Textron untuk pembelian 500 unit TAPV.
Dalam bentuk dasarnya, TAPV adalah Commando Elite yang dipermak habis-habisan, atau boleh dikata penyempurnaan total. Perbedaan dari varian Commando Advanced/ M1117 ASV tampak dari desain kaca depan yang lebih besar dan berbentuk kotak, sehingga sudut pandang dari arah dalam lebih luas ke arah luar. Atap kendaraan pada TAPV juga dibuat lebih tinggi dibandingkan dengan Commando Elite, lagi-lagi demi kenyamanan awak di dalam kendaraan.
Seluruh pelat bodi TAPV dibuat miring untuk meningkatkan kemungkinan defleksi/ pantulan dari proyektil yang datang dari segala arah. Lambungnya pun masih menganut desain lambung berbentuk V untuk menyalurkan gelombang kejut dan ledakan dari IED atau ranjau kearah kiri dan kanan, tidak vertikal kearah kabin TAPV. Ditambah ground clearance yang tinggi, inilah kunci pertahanan TAPV saat harus melawan impak ranjau yang meledak langsung dibawah kendaraan.
Walaupun desain dasarnya sudah anti peluru, khusus untuk varian TAPV Pemerintah Kanada memesan solusi sistem proteksi tambahan dalam bentuk paket AMAP (Advanced Modular Armor Protection) dari IBD Deisenroth – Rheinmetall. Lapisan proteksi yang juga melindungi MBT Leopard 2RI milik TNI AD ini dipesan Kanada dalam modul AMAP-B (ballistic) atau pelat balistik tambahan.
Ada lagi AMAP-M (mine) yaitu kit pelat anti ranjau bolt on tambahan di perut kendaraan dan sumbu roda, serta AMAP-T (glass) yang mengganti kaca balistik pada TAPV dengan keluaran IBD Deisenroth. Perlindungan tambahan ini menjamin proteksi 360o, yang diklaim Textron lebih baik 20% dibandingkan dengan M1117 milik AS. Secara fisik, TAPV dengan proteksi tambahan ini mampu menahan impak langsung dari proyektil 12,7x99mm Armor Piercing pada segala sisinya.
Di sektor dapur pacu, disadari betul bahwa TAPV akan kepayahan kalau masih mengandalkan mesin diesel Cummins 260hp bawaan. Oleh karena itu, untuk TAPV dicangkokkan mesin Cummins QSL 365 berdaya 365hp yang dipadukan dengan transmisi otomatis 6 percepatan Allison 3200SP. Paduan keduanya mampu membawa TAPV dengan bobotnya yang bertambah untuk memiliki kelincahan setara dengan varian Commando dasar.
Mesin ini dipasang pada kompartemen belakang, di sebelah kiri, masih sama dengan desain milik V150 sehingga kabin penumpang terasa lapang. Konsekuensi dari pemasangan mesin di belakang tentu adalah akses keluar masuk pasukan yang hanya bisa dilakukan dari pintu samping dan palka atas. Tersedia dua palka di sisi atas kabin depan, masing-masing untuk komandan dan pengemudi, serta dua palka lagi di atas kabin penumpang.
Satu lagi rahasia Textron untuk menjaga kelincahan TAPV walaupun sudah ketambahan bobot pelat pelindung adalah pemasangan sistem as roda dan suspensi independen double wishbone AxleTech 4500 series Independent Suspension Axle System (ISAS). ISAS sendiri awalnya didesain oleh firma Timoney dari Irlandia yang melahirkan banyak sekali desain kendaraan tahan ranjau.
ISAS memampukan TAPV untuk melahap medan offroad berat sembari menjaga agar platform tetap stabil dan nyaman. Dengan daya maksimal pada kedua sumbu total mencapai 20 ton, TAPV yang bobotnya 18 ton masih punya ruang tumbuh memadai untuk pemasangan senjata dan peralatan.
Kecepatan maksimal TAPV bisa mencapai 105km/jam di jalanan mulus dan mampu menempuh jarak 644 kilometer dalam sekali tenggak bahan bakar. Kemampuan lintas medan TAPV juga prima berkat dukungan CTIS (Central Tire Inflation System) yang bisa mengatur tekanan angin di keempat ban Michelin 16.00R20 XZL yang sudah memiliki fitur bawaan run-flat insert buatan Hutchinson. TAPV juga dilengkapi kemampuan amfibi terbatas untuk lintas genangan (water-fording) berkat keberadaan bilge pump yang mampu membuang air yang masuk ke dalam kabinnya dengan kapasitas 50 galon per menit.
Untuk sistem senjata, TAPV lagi-lagi boleh dikatakan sebagai varian pemuncak dari keluarga Commando. Jika M1117 saja masih menggunakan kubah manual, TAPV sudah menggunakan RCWS (Remote Controlled Weapon System). Penggunaan RCWS menjadi keniscayaan karena fungsi intai yang harus diemban oleh TAPV.
Sistem RCWS M153 Protector buatan Kongsberg dipasang di atas TAPV. M153 adalah penyempurnaan dari M151 CROWS yang dipilih AD AS untuk dipasang pada Stryker, dengan pemasangan sistem stabilisasi dan kelistrikan yang lebih baik, dan yang terpenting, kemampuan untuk mengusung dua senjata sekaligus berupa senapan mesin sedang atau berat dan sistem rudal anti tank Javelin. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb