Aura Misterius di Balik Garangnya Gripen Agressor - Radar Militer

14 September 2017

Aura Misterius di Balik Garangnya Gripen Agressor

Gripen Agressor
Gripen Agressor 

Pameran DSEI (Defence & Security Equipment International) 2017 di Inggris berlangsung meriah. Sejumlah vendor pertahanan internasional membawa produk-produk jagoannya, tak terkecuali SAAB Swedia. Mengulangi kejutan seperti pameran dirgantara di Kolombia, SAAB lagi-lagi memboyong maket Gripen skala 1:1 yang mirip sekali dengan aslinya.
Namun berbeda dengan sebelumnya dimana SAAB menampilkan Gripen dalam kelir abu-abu yang membosankan, kali ini ada kejutan. Gripen DSEI 2017 tampil dengan aura misterius berkat kelir hitam legam doff yang dilabur ke seluruh tubuhnya. Aksen warna hadir pada garis-garis kilat petir dan gambar dewa Thor menggenggam godam Mjolnir di sirip tegak, berdampingan dengan Griffon berwarna merah. Harus diakui, hanya dengan mengambil taktik permainan kelir kamuflase saja SAAB berhasil mencuri perhatian.
Namun begitu, Gripen yang ditampilkan ini tidak sekedar ganti baju. SAAB menyebut Gripen yang mereka bawa ini sebagai Gripen Agressor. Varian ini dikhususkan untuk menjadi pesawat latih tanding atau istilah kerennya agresor bagi siswa penerbang latih lanjut. Inggris memang sedang mencari pesawat untuk lawan latih lanjut, yang disebut sebagai ASDOT (Air Support to Defence Operational Training).
Jadi, karena keperluannya adalah untuk latih lawan tanding, maka beragam sistem persenjataan pada Gripen C yang jadi basis Gripen Agressor pun dilepas. Bahkan kanon sebagai senjata dasar juga dilolosi, digantikan dengan pemberat. Jadi bisa disimpulkan, walaupun tampilannya sangar, akan tetapi Gripen Agressor sesungguhnya sangat jinak karena sama sekali tidak dapat membopong senjata.
Gripen Agressor hanya dilengkapi sistem sensor untuk pertarungan udara, dimana simulasi penembakan AIM-9 dan AIM-120 bisa dilakukan. Sistem sensor perekam data manuver atau ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) pod dipasang sebagai standar untuk merekam semua parameter dan manuver yang dilakukan agar bisa dipelajari di darat.
Selain fungsi penyediaan lawan latih tanding di udara, Gripen Agressor juga dapat digunakan untuk simulasi pemanggilan serangan udara oleh personil yang berkualifikasi JTAC (Joint Terminal Attack Controller) ataupun simulasi serangan darat alias CAS (Close Air Support).
Satu-satunya sistem avionik yang dipertahankan hanya radar PS-05 MkIV sehingga siswa latih dapat menggunakan skenario pertempuran udara di luar batasan visual dan berlatih menggunakan radar. Langkah SAAB untuk membuat Gripen Agressor memang cukup unik, mengingat pangsa pasar untuk pesawat seperti ini tidak akan mencapai lebih dari 100 pesawat.
Namun begitu, SAAB merasa bahwa Gripen Agressor akan punya kans, terlebih pesawat-pesawat agresor seperti A-4 Skyhawk, F-16 Agressor dan T-38 Talon usianya sudah menua dan saatnya dicarikan penggantinya. Dengan Gripen Agressor, SAAB bisa menawarkan solusi yang lebih murah dan ekonomis, sembari mengunggulkan kinerja Gripen yang lincah. Bila Gripen Agressor sukses di kompetisi ASDOT, maka jalan menuju kompetisi serupa di AS dengan nama ADAIR (Air Force Adversary Air) bisa dimenangkan dengan mudah oleh SAAB. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb