BDLTech War-V2 |
Tekad serius dan pantang mundur pada akhirnya berbuah manis, inilah yang menggambarkan kesuksesan BDLTech, startup asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Bila pembaca yang budiman masih ingat, pada Januari 2016 penulis pernah mengulas prototipe ranpur War-V1 Hybrid Tactical Vehicle. Atas kegigihan Bachtiar Dumais Laksana sebagai pimpinan BDLTech, akhirnya prototipe War-V1 berhasil menarik perhatian Kemenristekdikti, bahkan inovasi robot tempur BDLTech berpeluang diajukan ke KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan).
Setelah mendapat pengakuan dari Kemenristekdikti, startup bergenre industri pertahanan ini kemudian memperoleh bantuan pendanaan untuk pengembangan robot tempur. Dan tak lama setelah merilis War-V1, BDLTech belum lama ini kembali memperlihatkan varian robot tempur terbarunya yang diberi label War-V2 pada ajang Pameran Inovasi Berbasis Teknologi (i3E) di Surabaya, 19-22 Oktober 2017.
Meski masih mengandalkan konsep robot tempur dengan roda rantai (wheel tracked), namun War-V2 dirancang lebih garang dan ‘kekinian,’ terbukti dari model hidung yang mengedepankan desain perusak, menjadikan War-V2 lebih mampu menghadapi vertical obstacle. Bila War-V1 didapuk sebagai Hybrid Tactical Vehicle, yang atinya bisa dikendalikan secara remote (unmanned) dan diawaki (manned), maka War-V2 murni dikendalikan secara remote laksana sebuah drone.
“Kami membangun prototipe War-V2 dari dana yang diperoleh lewat bantuan Kemenristek, dengan beragam penyempurnaan War-V2 akan lebih mumpuni ketimbang prototipe sebelumnya,” ujar Bachtiar Dumais kepada penulis. Yang menarik, ternyata inspirasi desain War-V2 justru berasal dari perkawinan antara Mitsubishi Expander dan Lamborghini.
Dalam simulasi pertempuran, War-V1 disasar sebagai blocker, backup dan sweeper untuk eskalasi peperangan menengah. Bekal senjata utama yang diusung adalah Minimi 5,56 mm, jenis SMR (Senapan Mesin Regu) yang punya kemampuan dual feed system. Bactiar Dumais yang juga mengurusi desain fisik dan mekanis War-V1 menyebut bahwa Minimi dipilih karena dual mode sistem otomatis yg dimilikinya, sehingga modifikasi control elektronis jadi sangat mudah. “Kapasitas jumlah magasin juga menjadi pertimbangan kami, cadangan hingga lebih dari 2.000 peluru akan membantu unit dalam aplikasi lapangan,” kata Bachtiar.
Untuk lapisan baja yang digunakan, War-V2 lebih tebal ketimbang War-V1 yang mengadopsi plat baja khusus dari LIPI dengan ketebalan 7-8 mm. Sementara War-V2 plat baja-nya punya ketebalan 10 mm dan sanggup menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm.
Modus kendali War-V1 menggunakan remote (wireless) dengan jarak jelajah sejauh 14 km. Untuk transmisi kendali saat ini menggunakan dua mode, yaitu radio frekuensi dan internet yang dirancang anti jamming. Sementara untuk pengindraan, War-V1 mengandalkan kamera Secam IR Color Digital dan CCD CCTV. Sebagai interfacenya 1 x 20 inchi DC monitor.
Dapur pacu War-V1 disokong dari baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor, 48 Volt DC 3000 RPM. Dengan kondisi baterai full, combat duration War-V1 bisa mencapai 300 menit. Melaju bak tank, War-V1 mengusung roda rantai jenis leafchain merek D.I.D Japan Full Baja, ukuran RS 100, dan main/idler roller sprocket 7inch (Custom Manual). Agar ramah digunakan di medan aspal, sisi rantai bagian luar dilapisi karet konveyor 3ply.
Menurut penuturan Bachtiar Dumais, pihaknya telah membuat dua unit prototipe War-V2, dan rencananya akan dibuat dua unit lagi. Untuk unit yang beberapa waktu lalu dipamerkan masih menggunakan plat baja 2 mm. (Haryo Adjie)
Penasaran dengan detail War-V2? Silahkan simak spesifikasinya dibawah ini :
- Crew: Unmanned
- Empty weight: ± 422 kg
- Loaded weight: ± 471 kg
- Length: 2011 mm
- Width: 1660 mm
- Height: 1210 mm
- Engine: Hybrid ; 2 x BLDC (Brushless Direct Current) Motor
- Max In Supply: 48 Volt DC, ± 31 Amp
- Battery: 48 VDC, 30 Amp
- Max Motor Power: 5000 watt
- Max Motor Speed: 3000 rpm (Nominal)
- Max Unit Speed: Up to 55 km/hour
- Combat Radius: ± 14 km (Unmanned, Full Battery)
- Combat Duration: ± 300 minutes (Unmanned, Full Battery)
- Max Horizontal Obstacle: 320 mm
- Max Hole Obstacle: 1700 mm
Sumber : http://www.indomiliter.com/